˚⸙͎۪۫⋆ Happy reading ˚⸙͎۪۫⋆
«
"Bisa kamu jelasin maksud dari kata-kata kamu barusan?"
Kini Irene tengah berada dalam pembicaraan serius dengan salah satu anggotanya
Anggota yang berada dalam percakapan tersebut tidak lain adalah Yeri yang tertangkap oleh Irene menyarankan sesuatu yang tidak baik pada salah satu anak yang menempati panti asuhan yang tengah dikunjungi oleh organisasinya tersebut.
Tidak lama pun, lawan bicara Irene membalas, "Apa yang perlu dijelasin sih, kak?"
Irene pun yang sedang tersulut emosi masih tetap berusaha untuk mengatur semua pikirannya. "Maksud kamu ngomong culik-culik itu apa?"
"Ya ... ga ada maksud apa-apa," jawab Yeri acuh dan membuang pandangannya dari Irene, "lagi pula nggak ada hubungannya sama kakak, kan? Kepo banget sih jadi orang sampe dengerin pembicaraan orang lain."
"Bukan gitu," ucap Irene berusaha menjelaskan maksudnya pada Yeri, "kamu membicarakan rencana penculikan secara gak langsung ke anak yang notabenenya masih anak-anak dan belum memasuki fase remaja. Kamu nggak sadar ucapan kamu itu nantinya bisa berbahaya?"
Gadis yang tengah diceramahi itu tertawa mendengar perkataan yang barusan dilontarkan oleh Irene. "Ya ampun, serius banget sih, kak? Anak kecil juga tau kali omongan gue barusan cuman candaan doang."
Ucapan Yeri langsung saja disambut dengan tatapan yang mengerikan oleh Irene. "Pemikiran anak kecil nggak bisa disamain sama pemikiran sok dewasa kamu itu, kamu tau?" Lagi-lagi ucapan Irene hanya dianggap angin lalu oleh Yeri yang kini tengah asik memainkan ponsel pribadinya. "Iya deh, tau situ yang dewasa. Udah, kan? Sekarang gue mau balik."
Sebelum Yeri meninggalkan Irene, Irene sudah terlebih dahulu menjegalnya dengan sebuah pertanyaan. "Kamu nggak lupa kan sama tujuan awal kamu masuk organisasi ini? Melihat kamu seperti ini membuat saya ragu akan alasan kamu mengikuti organisasi ini apakah sekedar ingin mendapatkan nama atau murni dari rasa kepedulianmu itu."
Suasana semakin mencekam setelah Irene melontarkan pertanyaan tersebut kepada Yeri. Namun anehnya lawan bicara Irene ini justru tersenyum mendengar perkataan Irene tersebut. "Gue rasa kakak belum cukup tau gue ini siapa," ujarnya seraya mendekatkan dirinya pada Irene dan membisikkan sesuatu, "mending cari aman aja deh kak ketimbang nyari masalah sama gue."
Seusai mengucapkan hal tersebut gadis yang umurnya lebih muda dari Irene tersebut berbalik meninggalkan Irene sendirian di lorong.
Ada yang nggak beres.
🍁🍁🍁
Di suatu siang
Setelah sekian berhasil melacak alat penyadap yang diberikan oleh Lisa kemarin, Ten dengan antusiasnya yang tinggi segera menghubungi Lisa untuk bertemu di kafe di dekat kampus mereka.
Baru saja hendak memasuki kafe yang dimaksud, ekor mata Ten sudah mendapatkan Lisa berada di dalam kafe dan tengah mengantri memesan sesuatu. Melihat temannya sudah berada di dalam, laki-laki ini segera masuk ke dalam kafe tersebut dan mendekat ke arah Lisa.
TAP
Merasa ditepuk, Lisa pun menoleh ke belakang. "Lho, napain lu disini?" tanya Lisa yang malahan didorong pelan oleh Ten untuk keluar dari baris antrian. Sementara itu Ten malah mengambil tempat antrian Lisa dan tidak menyisakan sedikit tempat bagi Lisa. "TEN!" seru Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
FanfictionDi dunia ini ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, yaitu mengubah takdir. Tentu saja dalam kehidupan ini kita selalu diiringi dengan masalah dan sayangnya kita lebih memilih untuk menghindari permasalahan tersebut daripada menghadap...