18°C

222 36 2
                                    

˚⸙͎۪۫⋆ Happy reading ˚⸙͎۪۫⋆

«

Hari sudah mulai gelap.

Sebuah kendaraan motor tipe bebek sudah berada di depan pintu masuk rumah.

Baru saja ingin membukakan pintu, di depan sana sudah terdapat seorang anak kecil yang berdiri menunggu sang pengendara motor di depan pintu masuk rumah.

Seusai melepaskan pelindung kepalanya, perlahan ia mendekati anak kecil yang berada di depannya.

"Hai," sapanya lembut seraya merentangkan kedua tangannya untuk menerima pelukan dari anak kecil yang berada di hadapannya.

Sayangnya anak kecil tersebut tidak memeluk Taeyong seperti apa yang telah ia pikirkan. Anak tersebut justru menunjukkan raut kesalnya kepada Taeyong.

"Ihh, adek kok mukanya gitu? Senyumnya mana?" tanya Taeyong penasaran.

"Ihh, adek kok mukanya gitu? Senyumnya mana?" tanya Taeyong penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini Lele udah senyum, nih." Lalu Taeyong pun memeluk anak kecil yang merupakan saudaranya tersebut dan mengusap rambutnya dengan pelan.

Lele atau Chenle yang baru saja dipeluk selama lima detik langsung melepaskan pelukan tersebut dari Taeyong. "Abang lupa ya sama janji abang?" tanya anak tersebut yang membuat Taeyong mengerutkan dahinya. "Loh, emangnya ada?"

Ekspresi Chenle pun sudah mulai berubah menjadi cemberut. "Ihh, abang kan udah janji mau nemenin Lele beli krayon. Abang lupa, ya?"

Situasi ini merupakan situasi yang mematikan bagi Taeyong. Jika ia berkata tidak, maka adiknya tersebut bisa-bisa marah besar dan tidak mau menyapa Taeyong setelah ini. 

Tapi Taeyong masih teringat akan dosa sehingga ia tidak mau membohongi adiknya sendiri dan memutuskan untuk berkata jujur pada adiknya.

"Jadi gini dek, maafin abang sebelumnya. Abang sebenarnya nggak lupa cuman hari ini abang ada banyak kerjaan sama pikiran. Maafin abang, ya?" bujuk Taeyong meminta maaf pada Chenle sang adik.

Chenle pun terlihat sedih mendengar perkataan yang baru saja diucapkan Taeyong. Untuk menghilangkan kesedihannya tersebut, Taeyong berusaha untuk berkompromi dengan Chenle.

"Gini aja, abang tarok tas ke dalem dulu sama ganti baju sekalian habis itu kita pergi ke Gramed beli krayon, gimana?" tawar Taeyong pada Chenle.

Anak kecil tersebut masih diam tidak memberikan Taeyong tanggapan sedikit pun. "Nanti abang sekalian beliin Hot wheels deh, gimana?" tawar Taeyong sekali lagi untuk membujuk adiknya tersebut.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang