Qisyandhar \/ 59

1.5K 78 14
                                    

Flashback On

Mata bernetra biru itu terbuka perlahan, tubuhnya sudah tidak terlalu lemas membuatnya kembali bergerak pelan, suara bariton menyambut kesadarannya yang mulai terkumpul.

"kau tidak akan rusak lagi, suaramu sudah kembali dan tubuhmu akan segera vit." ucap Alardo, Qisya hanya menghela nafas bermimpi mati nyatanya tidak akan di kabulkan secepat itu oleh sang kuasa.

Qisya mengangguk saja, Alardo membantunya untuk duduk, pemuda itu mengumpulkan setiap helai rambut Qisya di ikatnya menjadi satu kuncir.

Alardo merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya melihat Qisya dengan jarak yang sangat dekat seperti ini, gadis itu menoleh menatap Alardo dengan  perasaan yang benar-benar pasrah menerima pemuda ini lah yang akan menjadi masa depannya.

Pemuda itu beralih menatap bibir Qisya, ia ingin mencicipi seberapa manis bibir itu, menunduk sedikit lalu semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Qisya sedikit lagi... Sedikit lagi.... Dan, hembusan nafas keduanya saling menerpa kulit wajah mereka, usapan lembut di sisi wajahnya mulai terasa, Alardo menatap jemari putih itu.

"Aku takut." ucap Qisya mengadu, Alardo menatap mata Qisya, gadis itu tampak mencari perlindungan darinya?

Mengurungkan niatnya, Alardo menggenggam pergelangan Qisya lalu menarik tengkuk gadis itu, mengecup lamat keningnya.

"Selama kau bersamaku." ucap Alardo, pelukan hangat yang sedikit berbeda dari biasanya di rasakan Qisya.

**

Aaron berdiri di depan cermin menatap pada pantulannya sendiri, siapa yang bisa menebak Aaron dan Alardo tidaklah berbeda jauh, semua yang mereka inginkan harus tercapai meski dengan melakukan cara curang sekalipun, dan kali ini Aaron juga menginginkan Qisya...

Sikap polos dan rapuh Qisya selama ini selalu bisa mengalihkan perhatian Aaron, seiring berjalannya waktu perasaan itu terus berkembang ia mulai perduli hingga ingin memiliki, sialnya ia baru menyadari perasaannya setelah Alardo menjadikannya miliknya, tapi jelas ada perbedaan maksud memiliki dari kedua bersaudara itu...

Aaron ingin memiliki Qisya karna ia mencintai gadis itu, sedangkan Alardo ingin memiliki Qisya seperti koleksi, menjadi mainan saja.

Aaron tidak bisa membunuh Alardo, dia tidak mau menjadi pengganti kakaknya memimpin Vostra, tapi dia juga tidak mau Qisya selalu menjadi milik Alardo, bagaimana sekarang?

Tak ada jalan lain, untuk memiliki gadis itu... Aaron akan membawa Qisya jauh dari Alardo, dalam waktu dekat ini.

Kaulah muda pada Aaron yang merasakan cinta pertama begitu memiliki nekat yang keterlaluan, meski nyawanya nanti melayang sekalipun tetapi rasa pada Qisya memang seperti ini gilanya.

**

*

"Masuk!" ucap Alardo tegas, saat ini Qisya sedang berada dalam pangkuannya menikmati semangkuk Oatmeal.

Sem masuk bersama Lutfi, Qisya menoleh ke arah Lutfi yang melambai padanya dan tersenyum tipis sebentar, sebelum akhirnya kembali menyendok makanannya.

"Ada apa?" tanya Alardo, pria itu menahan perut Qisya agar tidak terjatuh.

"Kita akan mengambil barang yang telah kita beli, dan mungkin kita harus mengurusnya secara langsung, masih banyak perjanjian yang harus selesai saat ini juga." ucap Sem, sangat jelas ada banyak makna dari setiap kalimat pemuda itu, mereka tidak hanya akan mengerjakan hal semudah itu...

Tampak Alardo kurang suka dengan apa yang di ucapkan Sem, ia ingin bersama Qisya tapi tetap saja hidupnya harus mengutamakan kepentingan Vostra di banding dirinya sendiri.

My little Qisyandhar [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang