Qisyandhar \/ 43

980 65 4
                                    

Selamat membaca

-
-

Lantunan musik piano mengalun dengan indah, Qisya menatap potret Alardo yang begitu tampan dengan mengenakan kemeja putih, mata tajam, rahang yang begitu kokoh, bibir terselip di antara kumis dan janggut tipis begitu sempurnah, pada potret itu Alardo menampilkan senyum terindahnya sesuai permintaan Qisya pada masa mengidam kemarin untuk memotret pria itu.

Qisya menghirup udara dengan perlahan merentangkan tangannya dan mulai berjinjit, wanita dengan perut membuncit itu mulai memutar tubuhnya membuat rambut gerainya ikut terkibas dengan indah.

Musik di ruangan khusus itu mengalun semakin cepat dan perlahan lambat, Qisya mengikutinya dengan gerakan yang sama, berputar cepat, berjinjit, kini ia berputar di antara kain putih yang menggantung di tengah ruangan, senyumnya yang merekah membuat ia seperti penari tercantik yang sedang tampil di hadapan banyak penonton.

Qisya mulai melangkah di atas tiga kursi sesuai ketukan dalam irama piano, di kursi terakhir Qisya meraih setangkai mawar dan berputar kembali melangkah di atas kursi, Qisya sedikit menjeda gerakannya saat merasa kursi yang di pijakinya sedikit bergoyang, senyum Qisya berubah menjadi kekehan ia mengelus perutnya.

Qisya kembali melangkah di atas kursi lalu turun dari kursi, kembali berjinjit dan berputar di bawah kedua kain putih panjang, wanita itu mulai bergerak kekiri dan kanan dengan mencengkram kain se-erat mungkin.

Langkah seseorang yang mendekat sedikit merusak lantunan musik yang terdengar di telinga Qisya, Qisya segera melepas kain yang ia cengkram dan berdiri kembali berputar.

Tepuk tangan dari seseorang merusak konsetrasi Qisya yang mulai berputar dengan kaki berjinjit, seseorang tersebut segera merai tubuh Qisya, Qisya menghela nafas begitupun orang tersebut.

"Cukup untuk hari ini!" ucap orang itu, Alardo.

Qisya tertawa malu, memeluk Alardo dan mengatur nafasnya. Alardo mengecup kening Qisya sebentar lalu menarik tubuh Istrinya agar lebih tegap.

"Hari sudah petang, bersiaplah untuk makan malam, ayo!" Ajak Alardo menyelipkan anak rambut Qisya.

"Ayo!" balas Qisya mengajak, wanita itu terus tersenyum manis meletakan lengan kekar Alardo yang merengkuh pinggangnya di atas perutnya, Alardo mengusap perut Qisya lembut.

**

Saat ini Sandra sedang menekan-nekan tombol next berulang kali, matanya terus bergerak membaca waktu yang tertera dan membandingkan kedua objek.

Sandra terperangah saat menemukan dua nama yang berbeda namun satu marga yang sama, marga tersebut tak bisa ia lupakan ia menganal marga itu.

"Ti...tidak mungkin, Sem semmmm!" Sandra berteriak memanggil Sem, rasa ketakutan yang menghilang selama berbulan-bulan kembali menghantuinya.

Pria itu datang dengan raut wajah bertanya, Sandra menarik Sem duduk di tempatnya dan kenunjukan sesuatu yang tampak di layar komputer.

"Dugaan kita selama ini benar," ucap Sandra mencengkram lengan Sem.

"Sekarang kita hanya membutuhkan Sample DNA di antara mereka, Di mansion lama masih terdapat beberapa helai rambut Pria tua itu di sana,"

My little Qisyandhar [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang