Selamat membaca
..Malam sudah larut. Alardo, pria itu baru kembali ke mansion dengan berfikir Qisya sudah tertidur setelah ia kembali, ia tidak mungkin membiarkan istrinya itu melihat penampilannya yang cukup mengerikan dengan bercak darah di baju dan tangannya.
Alardo mendorong pelan knop pintu, beberapa pengawal menunduk dan keluar dari mansion untuk berjaga setelah melihat Alardo masuk.
Pria itu berjalan ke arah dapur, tenggorokannya begitu kering di bukanya lemari pendingin mengambil minuman kaleng beralkohol Qisya pasti sudah tertidur sekarang.
Alardo meneguk dua kaleng minuman sampai tandas, kepalanya yang pening terus berdentum dengan denyutan yang membuat pria itu mulai setengah sadar, Alardo mengambil sebuah kaleng lagi di bukanya sambil berjalan ke kamar tetapi saat akan melewati lift pria itu menghentikan langkahnya.
Alardo menatap pintu kamar yang tidak jauh lagi lalu menatap pintu lift, Qisya tidak ada di balik pintu kamar itu untuk apa ia ke sana? Alardo tidak akan bisa tertidur jika wanitanya tak berada di dekapannya, Alardo membalik arah berjalan ke arah lift dan menuju kamar lamanya di mana Qisya ada di sana.
Dentingan lift berbunyi, Alardo meremas kalengan minumnya yang telah tandas, membuang lalu berjalan ke arah kamarnya.
"Tuan," sambut Antonio menunduk, di samping Antonio ada Brok yang ikut menunduk.
"Pergi!" perintah Alardo sedikit menggerakkan kepalanya.
"Tuan, Anda mabuk sebaiknya jangan bertemu dengan Nona Qisya dulu." Ucap Brok berani, pria berkepala plontos dengan kulit hitam pekat itu terang-terangan melarang Alardo masuk.
"Brok, jangan menghalangiku!" tegas Alardo.
"Tidak Tuan." Putus Brok berdiri tegak di depan pintu.
Alardo yang benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya sendiri menelusupkan tangannya di saku jas hitamnya mngambil senjata dan menarik pelatuknya.
Brok masih berdiri tegak meski lututnya mengeluarkan darah, Antonio menahan pergetakan Tuannya yang ingin kembali menarik pelatuk.
"Tuan, Brok benar anda sebaiknya mengganti busana anda dulu dan membersihkan tubuh, Jika Nona melihat anda_" nasehat Antonio terpotong saat Alardo tertawa dengan menunduk menumpukan tangannya di lutut.
"Jika ia melihatku akan kenapa hum?" tanya Alardo menantang dengan tetap menunduk.
"Tuan, Nona sedang mengandung jangan membuatnya takut." Jelas Antonio, Brok mengangguk kaki pengawal itu masih terus mengalirkan darah yang banyak.
Alardo memandang pintu di hadapannya, pria itu menembak pintu tersebut tepat di sisi Antonio dan Brok.
Suara tembakan yang berulang membuat Qisya terbangun, wanita itu bergerak pelan.
"Brok? Nio?" panggil Qisya, suara gaduh mulai terdegar membuat Qisya sulit meneguk salivanya.
Pintu terbuka membuat Qisya segera berdiri, wanita itu berjalan pelan mendekati pintu, Alardo di sana sedang memukuli Antonio, sedangkan Brok sudah terkapar pingsan dengan sudut bibir dan lutut yang mengeluarkan darah.
"Alardo!" teriak Qisya, mata wanita itu mulai berembun.
Alardo segera mendekati Qisya tetapi Wanita itu mundur dengan meletakan tangannya di depan seolah mengatakan Alardo harus berhenti.
"Apa yang kau lakukan hum?" tanya Qisya, air matanya mulai mengalir dengan tangan gemetar, Antonio segera menunduk dan membantu Brok meninggalkan termpat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My little Qisyandhar [Tamat] ✓
Romance✓✓✓Part yang di Repost adalah part yang sudah di Revisi, jadi yang sudah membaca saya harap bisa lebih nyaman membaca kembali, dan untuk yang baru membaca mohon maaf karna memang sebagian part sudah saya jump demi kenyamanan membaca. [ FOLLOW SEBELU...