Qisyandhar \/ 53

1.1K 57 12
                                    

Selamat membaca

Gadis berlesung pipi dengan retina biru cantik itu bersenandung dengan kedua tangan yang di genggam kedua kakak kembarnya, seragam mereka yang jelas berbeda, rambut kuncir gadis itu dengan poni, sangat menggemaskan.

Hari ini mereka akan berangkat ke sekolah bersama, dengan di antar oleh Zevan. Namun, seperti sekolah pada umumnya tingkatan Qisya dan kedua kakaknya berbeda membuat waktu untuk mereka kembali ke rumah jelas berbeda juga.

Saat ini, Qisya duduk di belakang bersama Ezio sedangkan Qai duduk berzama Zevan duduk di depan, ketika mobil behenti di perpatan karna lampu merah, Qisya tersenyum melihat keluar dari jendela mobil.

Ada pemuda yang bisa berbahasa sydney dan mengembalikan Bolanya, di mobil sebrang sedang duduk di kursi pengemudi. Di sampingnnya ada pemuda yang Qisya sangat kenali, itu adalah pemuda yang memyembunyikan bolanya saat ingin mengambilnya.

"Kak Zio itu," bisik Qisya pada Ezio menunjuk ke  arah samping mobil, Ezio segera menoleh dan terkekeh.

"Pulang nanti kakak belikan, okey." ucap Ezio balas berbisik, astaga pemuda itu tak menyadari mobil yang melaju terlebih dahulu dan malah melihat penjual ice cream.

"Kakak biasa membelinya?" tanya Qisya tidak percaya.

"Kenapa tidak? Ini_" sombong Ezio mengeluarkan dompetnya dari saku celana seragamnya yang sangat tebal, Zevan memang terbilang kaya sangat malah, tapi dengan didikannya baik Ezio maupun Qai dia ajarkan untuk tidak terlalu boros dan selalu menyisikan sebagian uang yang  ia berikan.

"Cukup?" tanya Qisya, menatap dengan berbinar dompet tebal kakaknya.

"Tentu saja," jawab Ezio semakin di atas angin melihat binaran dari mata adiknya.

Dengan girang Qisya memeluk Ezio,
"kalau begitu belikan satu yang mengemudi saja, dia bisa berbahasa sydney." pinta Qisya, Ezio mengernyit? Apa ada ice cream yang bisa mengemudi dan berbahasa Sydney?

"Isa, peluk kakak juga." pinta Qai menoleh dari kursinya melihat Ezio di peluk Qisya membuatnya sudah pasti iri.

Qisya menyengir dan memeluk Qai juga, tak lupa gadis itu berbisik pada kakak sulungnnya.
"Kak Zio mau membelikan Qisya kakak ganteng," bisiknya, Qai terbahak dan melepas pelukan Qisya, menatap saudara Kembarnya yang tersenyum sombong dengan menepuk dompetnya.

"Ayah," panggil Qai tetap menatap Qisya dan Ezio bergantian.

"Yah?" sahut Zevan tetap fokus mengemudi.

"Ezio akan membelikan Qisya manusia, seorang laki-laki." adu Qai lalu terbahak, tampak Qisya tersenyum mengangguk dengan mengacungkan kedua jempol tangan nya.

Sedangkan Ezio gelagapan, ia tidak salah lihatkan? Qisya sendiri yang menunjuk penjual Ice Cream tadi.

"Astaga Ezio, jangan menjanjikan hal yang tidak mungkin pada adikmu." sahut Zevan ikut mengejek putranya.

Qai, Zevan dan Qisya sudah menertawai  Ezio, Qisya yang memang pada dasarnya belum mengerti hal lain sejauh ini hanya ikut tertawa.

*

Sudah siang waktunya Qeilla menjemput putrinya, tapi siang ini mobilnya mengalami masalah pada mesin membuatnya harus sedikit lebih lama menjemput Qisya.

My little Qisyandhar [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang