Qisyandhar \/02✓

12.3K 412 4
                                    

Selamat membaca

Rio Branco

Mansion
Ruang tengah lantai 3 .
Qisya baru saja berjalan-jalan mengelilingi mansion, bosan bermain dengan beberapa hewan peliharaannya, jadilah, Qisya berakhir seperti setrika mengelilingi mansion tanpa tujuan penting.

Beberapa menit yang lalu Qisya sempat memasuki ruangan yang selalu menjadi tempat Alardo dan yang lainnya berdiskusi, tanpa sengaja ia melihat sebuah matchbook hitam dengan bentuk yang sedikit berbeda dari biasanya, sekarang  gadis itu telah memeluk matchbook tersebut.

"Fliza," teriak Qisya ketika Fliza menarik paksa matchbook yang ia dapat kan di ruang kerja Alardo.

"Maaf nona ,Tuan melarang anda untuk menggunakan barang-barang yang ada di kantor, andakan sudah memiliki matchbook sendiri !" jelas Fliza .

"His Ardo bodoh," teriak Qisya merasa kalah.

Fliza menghembuskan nafasnya lega, sedangkan Qisya sudah merenggut dengan muka yang di tekuk, menghentakkan kaki dan berjalan asal.

Qisya memasuki lift, baru saja Fliza ingin melangkah ikut memasuki lift, Qisya sudah menutup liftnya.

Gadis itu memainkan tombol lift tak sadar sudah merusak lift yang ia gunakan, sedangkan Fliza yang sudah sampai di lantai 4 dengan menggunakan tangga, tak mendapati Qisya di kamarnya sedangkan pintu lift masih tertutup rapat, salah satu pengawal memberitahu Fliza bahwa lift rusak.

Fliza berlari mendekati lift lalu menelfon tukang service lift, sedangkan Qisya sudah mulai berkeringat dengan tubuh yang kepanasan, belum lagi rasa tercekat dengan udara terbataskan, Qisya memukul pintu lift dengan panik, kepala gadis itu mulai sakit.

"Ar hiks, Ardohiks... Alardo hiks..... "teriak Qisya memanggil Alardo

Pencahayaan di lift mati, membuat kepanikan Qisya semakin menjadi-jadi. Gadis yang telah bergelimang keringat itu memeluk lututnya sendiri dengan meraung-raung memanggil Alardo, Qisya seperti tercekik nafasnya pun tak beraturan, tak butuh waktu lama tubuh gadis itu sudah terkulai lemas.

Fliza semakin khawatir, Fliza tidak mungkin tak melaporkan kejadian ini pada Alardo, bisa-bisa Fliza akan di hukum mati, Sesibuk apapun itu Alardo tak akan lebih mementikan urusannya di banding mengenai Qisya.

Belum sempat Fliza menelfon Alardo, suara bariton yang begitu di takuti semua orang akhirnya terdengar.

"Apa yang terjadi? Mengapa liftnya tak bisa terbuka?" tanya Alardo yang baru saja datang dari lantai 1 menggunakan tangga di ikuti Sem di sampingnya.

"Tu-tuan nona terjebak di dalam lift," jawab Fliza dengan menunduk, sebenarnya tak menjawab pertanyaan Alardo.

"Apa katam....."bentak Alardo. Namun, belum sempat Alardo menyelesaikan ucapannya pintu lift sudah terbuka, tampak tubuh gadis peliharaannya tergeletak tak berdaya di sana.

Wajah Alardo seketika mendatar menutupi kekhawatiran dan kemarahannya yang bersamaan, mengangkat tubuh Qisya ke kamarnya, sebelum melangkah pria itu berhenti sebentar di samping Fliza.

"Kemasi barangmu, kau ku pecat!" Ucap Alardo.

*

My little Qisyandhar [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang