Qisyandhar \/ 31

1.1K 78 3
                                    

Selamat membaca
-

Qisya duduk di depan meja riasnya, pantulan wajahnya begitu terlihat nyata, ia mengangkat tangannya sejajar dengan wajahnya berlian di cincinnya berkilau membuat tersenyum kecil.

Hari ini hari kedua sebelum pernikahannya dengan Alardo, Sandra dan Fliza mengatur semuanya, Qisya sudah kembali pulih tetapi masih duduk di kursi roda.

Qisya menyentuh bibirnya, Alardo sudah mengecupnya dengan sering membuat Qisya tidak bisa menghitungnnya.

Hari ini Qisya di beri jadwal pemilihan gaun pernikahan, semua terasa begitu cepat bagi Qisya, ia melupakan sebagian besar ingatannya hanya mengingat saat ia mengalami hangguan kejiwaan dengan bersikap childish berlebihan.

Qisya merasa bahagia akan menjadi pendamping Alardo selama-salamnya, hanya saja seperti ada yang kurang, orang tua atau setidaknya keluarga kandung dari mempelai wanita di tambah Sinta masih koma.

Ceklek

Pintu kamar Qisya terbuka, tampak Alardo di sana hanya mengenakan kemeja dan celana kain, Senyum hangat Alardo membuat Qisya ikut tersenyum.

Alardo menghampiri Qisya dan berlutut di hadapan Qisya.

"Hari yang cerah, kita akan melakukan fitting , Apa kau sudah merancang gaun impianmu?" tanya Alardo menggenggam tangan Qisya.

Qisya tersenyum dan mengangguk saja, mata Qisya berkaca-kaca tidak bisa menyembunyikan sesak di hatinya yang memiliki keinginan di dampingi keluarganya.

"Tidak! Jangan menangis, Ada apa?" ucap Alardo menghapus jejak air mata di pipi Qisya.

"Ar, Apakah aku boleh meminta satu hal lagi?" tanya Qisya.

"Katakan saja, maka akan ku wujudkan apapun itu sayang" jawab Alardo menangkup sisi wajah Qisya.

"Saat orang tua ku telah tiada, apakah aku tidak memiliki kerabat lain? Rasanya ada yang kurang saja, hiks" tangis Qisya pecah tak bisa melanjutkan kalimatnya.

Alardo meredang amarah, tetapi masih bisa mengkondisikan dirinya, Alardo menatap mata Qisya.

"Untuk hal ini aku tidak bisa, maafkan Aku," jawab Alardo menunduk, tangisan Qisya semakin deras tetapi tak meraung.

"Tidak..hiks seharusnya aku hiks yang minta maaf, aku meminta hal yang salah." balas Qisya, Qisya menggenggam telunjuk Alardo.

"Ssssst jangan menangis lagi, yah ini bukan salah siapa-siapa, bukan aku atau kau."

Qisya mengangguk, Alardo mencium kedua pipi Qisya.

Tok

Tok

"Qisya, ini aku sandra, buka pintunya." sahut orang yang mengetuk pintu, Sandra.

Alardo segera membuka pintu, hal itu membuat Sandra mendengus, masuk dan berdesis.

"Pantas saja di kunci, ternyata ada si budak cintanya Qisya,"

"hah?" sahut Alardo mendengat nama Qisya, Sandra menoleh dengan wajah bertanya.

"Kak apa aku bisa tidak mengenakan kursi roda ini lagi?" tanya Qisya.

My little Qisyandhar [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang