Selamat membaca*
*
*
"hoaaamm, ishh kok berat?" ucap Qisya merasakan berat di pinggangnya, Qisya mengernyit menutup mata untuk mengumpul sisa nyawanya, Qisya melihat tangan kekar dengan lengan jas hitam.
Qisya berbalik mendapati Alardo tidur dengam memeluk pinggangnya, Qisya memicingkan matanya melihat Alardo begitu nyenyak, Qisya mengangkat bahu acuh tetap diam di posisinya.
Perlahan Qisya memajukan wajahnya pada tubuh Alardo, menghirup bau maskulin tapi bukan bau itu yang Qisya cari, ada bau wine tetapi tak ada bau parfum wanita, Qisya tersenyum kecil Alardo rupanya memenuhi syarat darinya.
Qisya mengusap rahang Alardo dengan sayang, asekkk.
"Apa kau sudah mau menikah denganku?"tanya Alardo dengan mata terpejam, Qisya menarik tangannya tetapi Alardo menahannya, Alardo membuka mata bersamaan dengan itu ia meraih tangan Qisya lalu mengecup punggungnya.
"kau hanya memenuhi satu hal, dan dua lainnya belum kau penuhi," ucap Qisya, Alardo tersenyum.
Cup
"ini masih pagi Sya, kau meminta Hadia tak ternilai kan?" tanya Alardo setelah mengecup kening Qisya.
Qisya menampilkan wajah kesal tak urung mengangguk atas pertanyaan Alardo, Alardo mengusap sisi wajah Qisya.
"Apa cintaku tak cukup menjadi hadiah mu? Cintaku juga tidak memiliki harga murah atau mahal karna memang cintaku tak ternilai," ucap Alardo membuat Qisya kebingungan ingin membalas Apa.
"Cih kalau cintamu itu bukanlah syarat tapi memang keharusan, yang ku pinta hadiah yang mewah dan nyatanya kau tak bisa memenuhi itu," balas Qisya.
Alardo menarik tubuh Qisya semakin mendekat padanya, Alardo merogoh saku jasnya mengeluarkan kubik semalam.
"kubik?" tanya Qisya, Alardo hanya mengangguk lalu menyerahkannya pada Qisya.
Qisya memperhatikan setiap sisinya, kubik itu sangat cantik dengan perpaduan dua warna saja silfer dan gold sangat terkesan mewah, Qisya menatap Alardo.
"Baiklah aku menerimanya, ini kubik yang unik akan ku mainkan sebagai pengasah otak, terim_"ucapan Qisya terpotong saat Alardo tersenyum dengan menggeleng.
"Bukan ini hadiahnya," ucap Alardo.
Qisya mengernyit, menatap Alardo tanya
"lalu di mana? Jangan bilang kau hanya akan berpilosofi seperti penyair dan pembuat puisi, dengar Al kau lebih terkesan penggoda ulung di banding CEO ," keluh Qisya, Alardo memposisikan kubik tersebut diantara wajahnya dan Qisya.Alardo menekan salah satu sisi ber warna gold dan kubik itu mulai terbelah dua di barisan pertama, perlahan muncullah kohinor berwarna biru bening, Qisya sulit memberi respon ia seperti bermimpi, tanpa sadar karna terlalu terpesona Qisya membuka mulutnya di hadapan Alardo.
"Jadi?, Semua syarat telah ku penuhi bukan? Sekarang apa kau mau menikah denganku sekarang?" tanya Alardo menyentuh dagu Qisya dan perlahan mendorongnya untuk tertutup, Qisya berdecih mengambil Kohinoor itu dari tahta kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My little Qisyandhar [Tamat] ✓
Storie d'amore✓✓✓Part yang di Repost adalah part yang sudah di Revisi, jadi yang sudah membaca saya harap bisa lebih nyaman membaca kembali, dan untuk yang baru membaca mohon maaf karna memang sebagian part sudah saya jump demi kenyamanan membaca. [ FOLLOW SEBELU...