4. Young Married

1.4K 45 0
                                    

Senna POV

"senna cantik sekali" itu tante katt, seorang wanita yang sebentar lagi menjadi ibu mertuaku. Sedari tadi ia terus memuji penampilanku. Aku menyunggingkan senyum terbaikku saat ia tak henti - hentinya memujiku. Tante katt benar, penampilanku terlihat lebih cantik hari ini. gaun pengantin yang ku kenakan juga sangat pas di tubuhku, apalagi tatanan rambutku yang membuatku terlihat lebih dewasa. Lebih dewasa dari umurku sesungguhnya, yang baru memasuki tahun ke 16.

"Maaf nyonya, pernikahannya akan segera dimulai. Nona madilyn disuruh segera menuju ke gereja" ujar seorang wanita di ambang pintu. Dia adalah luccy sekretaris pribadi keluarga kendrick, yang sudah lama mengabdikan diri pada keluarga kendrick.

[Senna & Arsenna Wedding]

Om ares mengantarku menuju altar, karna untuk saat ini tidak mungkin ayah yang menjadi pendampingku. Sekarang saja ayah masih memakai alat bantu kursi roda. Ayah lumpuh total setelah kejadian itu.

Kak arsen berada di samping pendeta, ia terlihat gagah di usianya yang masih 16 tahun. Sejak 10 dulu ekspresinya selalu sama. Datar, dan tatapannya yang sulit diartikan.

Arsenna POV

Tidak ada pesta, layaknya pernikahan pada umumnya. Bahkan saat janji suci di depan pendeta tadi, tak banyak yang hadir. Hanya ada kerabat dekat dan beberapa karyawan kantor ayah. Bukan karna tidak ada orang yang mau hadir ke acara kami. Hanya saja itu permintaanku, aku tidak ingin pernikahan kami terlalu di ekplos. Apalagi ke orang luar. Itu syarat yang aku ajukan kepada ayah, dan masih banyak lagi syarat - syarat lain. Kami kan masih kelas 1 senior high school. Bisa saja kan kami dijauhi banyak teman karna status kami. Dan kami bisa dikeluarkan juga dari sekolah. Di umurku yang masih 16 tahun, aku sudah menjadi seorang suami dari 'senna Alexandra madilyn'. Sudahlah aku terlalu malas untuk menyalahkan siapapun.

Alasan kami menikah? bukan karna senna hamil atau apapun, itu sangat tidak mungkin. Senna gadis baik - baik, dan aku sama sekali tidak tertarik padanya. Ini semua terjadi karna perjanjian 'sialan' kedua keluarga kami. Intinya kami menikah bukan atas dasar keinginan diri kami, aku dan senna. Kalau saja bukan karna senna yang memintanya sendiri kepadaku. Mungkin sekarang pernikahan itu tidak terjadi.

Flashback

Siang itu aku, ayah dan ibu pergi menjengguk om Anthony. Aku melihat senna di lobby rumah sakit, ia tertunduk lesu menatap lantai. Aku mendekatinya, aku rasa ia sedang menanggis, sesekali aku melihatnya mengusap mata dan pipinya dengan telapak tanggan. Ia beralih menatapku saat mengetahui aku berada di sampingnya. Ku urungkan niatku untuk bertanya keadaannya.

"aku ingin kita bicara" lirihnya, namun aku dapat mendengarnya dengan jelas. Ia berjalan perlahan di depanku. sangat pelan, hingga membuatku sesekali berhenti karna tidak ingin mendahuluinnya. Entah dia mau mengajakku kemana. Yang jelas sejak tadi kami menaiki banyak anak tangga.

Atap rumah sakit. Dia membawaku kesini ternyata.

"bicaralah" Dia hanya menanggis di depanku. Posisinya membelakangiku jadi aku tidak bisa melihat wajahnya. Dia tak bergeming sama sekali

"----" dia tetap saja bungkam. Sesekali aku melihatnya sesenggukan. Apa yang membuatnya menangis?

"aku rasa disini hanya ada kita berdua, jadi bica-"

"mari kita menikah" dia memotong pembicaraanku, tidak biasannya. Mataku membulat, mendenggar perkataannya. Apa aku tidak salah dengar. Apakah aku baru saja dilamar seorang gadis usia 16 tahun. dia menoleh kepadaku. Kami menatap satu sama lain. tangisnya mulai terhenti. Pandangannya selalu dapat diartikan. Aku dapat melihat pandanggannya dengan jelas membuktikan bahwa dia sedang memohon. Yang membuatku kaget lagi. Saat kini, ia berlutut di depanku.

"kumohon mari kita menikah kak"

"---" aku masih bingung dengan perkataannya.

"ini yang mereka inginkan, ku mohon" ia menunduk memandang lututnya. Aku tahu dia melakukan ini karna ayahnya. Tidak mungkin ini atas dasar kemauannya sendiri, selama ini dia merasa terbebani dengan perjodohan keluarga kami. Aku jadi tidak tega melihatnya seperti ini.

Aku mulai berjalan mendekatinnya. Membantunya berdiri dengan memegang kedua pundaknya. Dan merengkuh tubuhnya. Kini aku benar - benar memeluknya. Pelukan pertama kami diusia kami yang sudah remaja. Dia menanggis begitu saja dipelukanku. Hanya isakannya yang dapat aku dengar. Tanggannya semakin erat di pinggangku. Aku hanya menggusar punggung kecilnya yang meringkuk di dekapanku. Aku tidak tega menolaknya tapi mana mungkin aku menikahinya. Kami masih 16 tahun. Biar kuperjelas 16 TAHUN. Pelukannya mulai memudar, tidak seerat tadi. Aku baru tersadar kami berpelukan sangat lama, mungkin sekitar 3 jam an lah. Hah?. Sinar matahari yang mulai tenggelam, perlahan semakin menyinari kami berdua yang masih berada dalam posisi berpelukan.

"sebaiknya kita ma-" Aku mencoba mengajaknya untuk kembali ke dalam. Aku mencoba menunduk untuk meliriknya dia dibawah dekapanku. Dan Tampa kusadari ternyata Iya sedang tertidur. Pantas tadi aku seperti mendengar suara dengkuran. Ajaib, gadis ini sedang tertidur dengan posisi berdiri. Aku tertawa geli melihatnya. Ku rasa ia tidak tidur semalaman. Melihat matanya juga tadi ada lingkaran hitam.

Dan bingo, kini aku sedang bingung. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Membanggunkannya dan membuatnya menanggis lagi dan memintaku untuk menikahinnya lagi. Atau aku harus menggendongnya menuruni ribuan anak tangga menggingat sekarang kami berada di lantai paling atas rumah sakit, lantai 27. Dia bukan lagi anak umur 9 tahun lagi yang dapat ku gendong dengan mudahnya. Apalagi aku masih 16 tahun tenagaku tak se kuat tenaga ayah. Yah tapi mau bagaimana lagi, handphone ku di bawa ibu jadi apalagi yang bisa kulakukan selain membopongnya sendiri. Tidak mungkinkan aku meningglkan ia sendiri disini. Nanti aku dikira tak bertanggung jawab. Baiklah aku hanya harus turun kelantai 26. Dan meminta bantuan disana. Ia tidur pulas sekali. bahkan saat aku hampir jatuh ditangga tadi, ia masih saja mendengkur dengan kerasnya di punggungku.

Flashback end

Tadi adalah hari pernikahan mereka. Pernikahan yang harunya menjadi hari paling bahagia bagi setiap pasangan. Tapi tidak dengan mereka. Meskipun mereka sudah menikah, mereka akan tidur terpisah. Seperti saat ini, senna akan menempati kamar disebelah kamar arsen. Mulai saat ini senna akan tinggal dikediaman Kendrick. First night? Oh ayolah tiada malam pertama bagi remaja umur 16.

"Bagaimana kamar barunya?" Ucap seorang perempuan muda di ambang pintu.

"Bagus tante" ucap senna sembari melihat - lihat keluar jendela.

"Panggil mama saja. Kamu suka" katt mulai melangkah mendekati senna di jendela.

"Suka ma"

Arsenna POV

Aku melangkah masuk kedalam kamar senna setelah mama keluar barusan.

"Ada apa kak?" Ia hendak menutup pintu kamarnya, tapi secepat mungkin aku mendorongnya kedalam. Sehingga pintu tersebut terbuka kembi. Ia terlihat kaget tadi, tapi biarlah.

"Aku ada syarat lagi untukmu" ucapku datar.

"Apa itu?"

"Anggap kita tidak saling mengenal saat disekolah, saat di depan orang lain, saat diluar rumah. Kecuali di depan kerabat terdekat kita. Dan jangan sampai satu saja teman baru kita di sma nanti tau soal hubungan kita. Aku hanya tidak ingin dijauhi teman - temanku dan di depak dari sekolah karna pernikahan tidak jelas"

"Aku mengerti"

"Kau tidak ada syarat untukku?"

"Tidak"

Inside Your Hug (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang