12. Argue Again

1K 24 1
                                    

Arsenna POV

Senna menarik luke untuk berjalan sedikit maju kearah aku dan brianna. Jarak diantara kita mungkin sekitar dua langkah kaki. Tidak jauh, hingga aku tahu apa yang sedang mereka berdua bicarakan, sedang membicarakanku eh. Sialan.

"Luke apa mereka berdua berpacaran?" Senna menegadahkan wajahanya, menatap wajah luke yang lebih tinggi darinya.

"Tidak, hanya cinta sepihak"

"Siapa?"

"Brianna lah. Arsenna kan tidak normal, ia tidak pernah mencintai perempuan. Haha" dasar teman sialan kau luke. Setidaknya kau beri kesan baik aku didepanku. Tapi mending begitu, daripada baik di depan tapi menjelek - jelakkanku dibelakang.

Dapat kulihat wajah brianna kini bagaikan harimau yang akan menelan hidup - hidup mangsanya. Ia terlihat sangat kesal.

"Tapi mereka terlihat sangat cocok" ia melihat kearah ku dan brianna.

"Sejak awal kukira mereka adalah pasangan kekasih. Sayang sekali padahal kalian terlihat serasi" ia tersenyum, senyumannya menghinaku. Sial. Dasar senna sialan.

Mendengar ucapan senna, brianna kini telah tersenyum - senyum kegirangan tak jelas.

Oh brianna.

"Apa? cocok. Tentu saja ti-"

"Kau benar. Aku dan brianna memang cocok" aku memotong perkataan luke.

Aku berfikir keras untuk menyinggung perasaannya dan membuat ia merasa terhina lagi.

Sial. Otakkku buntu.

"Untuk apa kau mencariku" luke menatap wajahku, ia terlihat serius, tak biasanya.

"Aku hanya tak ingin melihatmu mengoda gadis seperti laki - laki murahan"

"Dasar abnormal"

Senna menatap tajam kearahku sebelum ia menarik luke, dan mengajaknya pergi melewatiku.

Aku sama sekali tak bergerak, saat brianna menarik lenganku kembali untuk mengajakku meninggalkan tempat ini.

"Arsenna ayooooo" aku berjalan malas - malasan saat brianna telah berhasil menarik lenganku.

"Tidakkah ucapan gadis tadi benar. Kita memang co-"

"Aku tidak mood belajar saat ini. Aku akan istirahat di ruang ganti olahraga" aku berjalan membelakangi brianna. Pikiranku kacau saat ini. percuma aku dikelas, aku tidak akan bisa fokus belajar kembali.

"Boleh aku ikut" tapi beberapa detik kemudian ia sudah berada di sampingku lagi. Ia selalu menggunakan puppy eyes andalannya untuk memohon padaku, agar aku menyetujuinya mungkin.

"Aku sedang tidak ingin digangu brianna" kataku datar namun keras.

"Huuh" mendegar perkataanku tadi, ia langsung berbalik arah dan pergi meninggalkanku dengan raut wajah yang, aneh. Seperti biasa.

***

Aku berada disini saat aku bosan dikelas, atau aku sedang mengantuk karna malamnya kurang tidur. Tempat ini agak terpencil dari sekolah. Dan jarang juga guru datang kemari. Disini juga tidak ada CCTV.

Ruang ganti olahraga, sudah menjadi tempat favoritku dua tahun belakangan ini. Menurutku tempat yang terletak disudut lapangan olah raga ini sangat pas untuk dijadikan tempat beristirahat saat disekolah.

Karna aku sering bermain basket, jadi aku sering mengunjungi tempat ini saat akan ganti baju.

Aku merebahkan tubuhku di sebuah kursi yang tak ada penyanngganya. Kursi yang terletak diantara lemari - lemari yang telah disediakan untuk anak - anak basket atau anak dari cabang olahraga lain.

Inside Your Hug (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang