21. Rape

1.8K 19 1
                                    

'Kenapa kau musti datang kemari'.

"Hentikan arsenna kendrick. Kau tak usah ikut campur"

"Inikah balasanmu kepada orang yang telah membantumu"

"Tindakannmu tak akan membantu"

"Tidak usah takut, aku akan-"

"Melindungiku. Dengan apa kau akan melindungiku?. Bagaimana caramu melindungiku? Kau, dan aku kita tak mungkin selalu bersama"

"Benar. Aku tak akan bisa melindungimu. Kalau begitu carilah luke saat kau butuh bodyguard yang dapat melindungimu"

"Lalu bagaimana dengan gadis yang dijodohkan temanmu padamu. Lindungi saja dia"

Senna POV

Kata kata tadi masih terngiang ditelingaku. Bagaimana bisa kata kata macam itu keluar dari mulutku. Kalau kalian tanya apakah aku menyesal, jawabannya adalah sangat menyesal. Senna, kenapa kau selalu memulai pertengkaran.

Ini salahku. Bukan ini salah nick. Oh tuhan aku yakin kak arsenna sangat marah padaku. Ia meninggalkanku dengan nick setelah perkataan terakhirku tadi.

"Dramamu sangat mengesankan nona" laki laki bajingan itu kembali bersuara. Tidakkah perutnya masih sakit karna pukulanan keras diperutnya tadi.

"Terserah" aku terlalu malas untuk menanggapi perkataanya. Kini kulangkahkan kakiku pergi melewatinya dan keluar dari tempat ini.

Saat aku baru keluar dari lorong kamar mandi, seluruh ruangan promnight tadi tiba tiba berubah menjadi gelap. Suara dentuman musik dj membahana keseluruh ruangan. Ternyata acara club party yang dimaksud ev itu dilakukan tiga jam setelah acara dansa. Sungguh aku tak suka tempat ini, terlalu gelap, hanya ada penerangan lampu kelap kelip yang tidak jelas.

Aku sama sekali tak ingin menemui luke atau kedua sahabat perempuanku untuk saat ini. Tubuhku menjadi lemas mengingat perkataan nick tadi. Hal itu membuatku mendudukkan tubuhku di kursi bartender. Bahkan kini aku tak sanggup lagi untuk berjalan. Aku menangis menutupkan wajahku ke meja bar. Tangisanku di tengah kerasnya suara musik dj, ditengah tengah kebahagian seluruh teman sekolahku.

Pikiranku sangat kacau, aku mulai ngelantur kemana mana. Oh tuhan apakah ini sudah saatnya semua orang mengetahui soal hubungan kami. Apakah ini adalah akhir dari hubungan yang selama ini kami rahasiakan.

Aku mendogakkan wajahku menatap gelas bir yang bartender berikan padaku tadi. Padahal aku tak meminta. Tapi yasudalah.

Tak mendiamkan gelas tersebut, aku segera mengambil dan meminumnya kemudian. Aku tak perduli jika isinya adalan air alkohol yang aku benci selama ini. Aku meminumnya dengan sekali tegukan. Rasanya sangat asing dimulutku.

Satu gelas ..

Dua gelas ..

Tiga gelas ..

Tiga gelas sukses membuat kepalaku sakit. Pandanganku mulai kerkunang kunang. Aku mengerjapkan mataku tapi tetap saja, pandanganku tak bisa normal kembali. Aku menidurkan kepalaku keatas meja. Mencoba untuk menetralkan kembali penglihatanku. Kupejamkan mataku. Aku rasa posisi ini lebih baik dari pada aku terduduk tegak seperti tadi.

Arsenna POV

Entahlah kenapa ia bisa berbicara begitu padaku yang telah membantunya. Ia selalu membuat emosiku meledak begini.

Sial, nick tak mungkin bungkam mengetahui rahasia tentang hubungan kami. Ia pasti segera akan memberi tahu keseluruh orang tentang hubugan ini. Aku yakin saat ini ia sedang merencanakan sesuatu untuk itu. Brengsek.

Inside Your Hug (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang