17. I Was Sick

831 23 2
                                    

Senna POV

Bagaimana ini, suhu tubuhnya sangat tinggi. Kita harusnya segera melanjutkan perjalanan sebelum hari semakin gelap. Tapi kondisi kak arsenna saat ini tak memungkinkan baginya untuk mendemudi. Aku sendiri tidak bisa menyetir.

Sudahlah perjalanan ke villa masih bisa ditunda. Yang penting saat ini adalah kondisi laki - laki di sampingku ini. Bagaimana jika demamnya semakin tinggi.

Aku harus membawanya kerumah sakit sekarang. Tapi bagaimana aku membawanya kesana. Aku tak bisa menyetir, dan juga tidak ada taksi di kota terpencil seperti ini. Apa yang harus aku lakukan?

"Kakak harus segera dibawa ke rumah sakit. Tapi bagaimana caranya aku bawa kakak kesana?"

Aku mengompres dahinya dengan handuk yang telah kubasahi air. Aku harap dengan mengompresnya, demamnya akan segera turun.

"Kita cari penginapan saja. Aku hanya terlalu lelah dan butuh istirahat"

Tuhan, aku dapat melihat cara bicaranya tak seperti biasanya. Ia sangat lemah, bibirnya sangat pucat.

"Tapi mana ada penginapan didekat sini kak?"

Aku menoleh kesegala arah, tak ada tanda - tanda bangunan rumah di daerah sini. Yang ada hanya sawah yang luas dan tebing tebing yang tinggi.

Aku kembali menatap kak Arsen. Ia masih menyenderkan kepalanya di sandaran kursi. Jelas ia terlihat tak berenergi. Kelopak matanya juga masih menutup.

"Didepan, tidak jauh dari sini. Kita bisa jalan kaki kesana"

Setelah berfikir - fikir, tak ada gunannya kita berada disini. Aku menyetujui ajakan kak arsen untuk mencari penginapan yang ia maksud.

Aku memeluk lengannya, seperti cara brianna biasanya. Aku mencoba membantu tubuhnya yang lemah untuk berjalan. Tak banyak barang yang kami bawa saat ini. Aku hanya membawa tas ransel kecil yang berisikan barang kami.

Kami berjalan cukup jauh. Dan sejauh ini tidak ada satupun kendaraan lewat. Tempat ini benar - benar sepi di saat malam. Sangat sepi dan menyeramkan.

Bagaimana jika ada perampok, penculik, orang - orang yang ingin berbuat jahat pada kami. Kak arsenna memang jago berkelahi. Tapi tidak dengan kondisinya yang tidak fit begini. Sudah lah senna buanglah perasaan anehmu. Berhentilah berfikiran hal yang tidak tidak.

Setelah berjalan lama. Akhirnya kita menemukan penginapan tujuan kami. Tak terlalu bagus karna memang daerahnya perdesaan.

Aku memapah kak arsenna saat memasuki penginapan berlantai 4 ini.

Saat pertama kami memasukinya.

Seorang pria tua dan disampingnya perempuan muda berambut blonde menyambut kedatangan kami.

"Selamat datang. Kalian datang ke tempat yang tepat" ujar si pria tua.

"Kalian ingin memesan kamar? Kami memiliki fasilitas kamar yang cukup baik" dan sekarang si perempuan muda yang berbicara pada kami.

"Kami ingin memesan dua kamar" kak arsenna tiba - tiba bersuara.

Benar, dua kamar. Tidak mungkin kami berbagi kamar.

"Maaf, sayang sekali kamar penginapan kami telah penuh. Meskipun tersisa dua kamar kosong, yang satunya sedang diperbaiki"

Alamat kami akan tidur sekamar.

"Tak apa. Kami pesan keduanya"

Apa aku tak salah dengar. Kak Arsen juga akan memesan kamar yang rusak itu. Pasti kamar itu untuk kutiduri.

Inside Your Hug (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang