Senna POV
Tadi aku kira dia tidak ikut, karna biasanya ia tidak akan mau diajak ke acara macam itu.
Aku sudah menunggu sekitar setengah jam diruang tamu. Apasih yang sedang ia lakukan didalam. Apa dia sedang ritual dandan dulu seperti queen queen begitu.
Kenapa lama sekali.
Satu jam..
Dua jam..
Dan setelah aku menunggu selama dua jam, tiba - tiba saja aku mendengar bunyi pintu yang dibuka. Kurasa itu bunyi pintu kamarnya, mengingat kita kini hanya berdua dirumah.
Aku tak meliriknya sama sekali saat kini ia menuruni anak tangga.
Aku memainkan handphone ku dan berpura - pura tak tahu keberadaannya, saat jarak kita mulai semakin dekat.
Sebenarnya aku sedang marah padanya?, atau aku malu karna sempat marah padanya?, entah aku juga tak tahu. Yang pasti sekarang aku merasa canggung, lebih canggung dari biasanya.
Aura - aura hitam menyelimutiku saat ia menghampiriku sekarang.
"Ayo" hanya kata 'ayo' dan ia berjalan pergi meninggalkanku keluar.
Just it !!! Oke oke.
Ia mulai menyalakan mobilnya saat aku baru saja masuk kedalam.
Suasana Mobil terasa sangat amat hening. Yang terdengar hanya suara kendaraan - kendaraan dari luar mobil.
Ia mengemudikan mobilnya pelan sekali. Kenapa, entahlah.
***
Saat ini kami sudah sampai di restoran tersebut. Restoran ini Sangat keren, mewah sekali.
Aku keluar mobil saat seorang penjaga di depan pintu masuk restoran ini membukakan pintu mobil untukku.
Kak Arsen, setelah ia keluar dari mobil, ia memberikan kunci mobilnya kepada penjaga yang berpakaian sama dengan orang membukakan pintu mobil untukku.
Aku membiarkan kak arsenna berjalan mendahuluiku. Karna aku memang tak tahu kearah mana aku harus melangkah.
Kini aku telah berada di sebuah lorong, setelah tadi melewati ruang tunggu pengunjung restoran ini.
Suasana lorong aku berada saat ini, terasa sangat sepi sekali. Hening, yang terdengar hanya suara langkah kakiku, Kak arsen dan pelayan restoran yang sedang memandu kami saat ini. Kami sampai harus diatar pelayan, iya mengingat restoran ini sangat luas.
Saat ini kita sudah berada di depan pintu, tempat paling ujung dari restoran ini.
Pelayan yang mengantarku tadi membukakan pintu itu untukk kami berdua.
Ohh jadi begini. Setiap orang yang ingin makan di restoran ini, mereka akan masuk ke dalam ruangan tertentu. Berbeda dengan restoran lain yang makannya diruang yang sama dengan meja yang saling bersampingan.
Kini aku telah masuk ke dalam ruangan itu. Ruangan yang benar - benar membuatku takjub. Sungguh luar biasa indahnya.
Aku tak memperdulikan kak arsen yang dibelakangku. Tadi aku hanya meliriknya sebentar lalu berjalan menuju kursi samping yang ditepuk tante katt.
Sebelum aku duduk aku berjabat tanggan dengan tamu yang mengundang dinner kata tante katt waktu itu. Seorang pria dan wanita yang sudah terlihat seumuran lah dengan tante katt dan om john.
Sepertinya mereka adalah orang tua dari wanita yang ceritakan padaku dulu Kak arsen saat ini.
Kak arsen berjalan menyusul duduk di kursi sampingku. Sama seperti yang kulakukan tadi Kak arsenna juga berjabat tanggan dengan kedua orang pria dan wanita tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside Your Hug (On Going)
RandomHubungan yang berawal dari keterpaksaan. "Tak ada kata bahagia, karna kami adalah korban kedua keluarga kami yang egois" - Senna Alexandra Madilyn "Perjanjian 'sialan' yang mengharuskan kami menjalin suatu hubungan sakral" - Arsenna Oliver Kendrick ...