16. Journey To The Villa

886 19 0
                                    

Satu setengah jam lebih mereka menempuh perjalanan menuju villa. Namun tak kunjung sampai juga di tempat tujuan mereka tersebut.

Berbagai situasi jalanan telah mereka lewati. Hingga kini mereka berada di sebuah jalanan perdesaan, yang terdapat tebing disebelah kiri sepanjang jalan dan sawah di samping kanannya.

Perjalanan yang lumayan jauh itu membuat arsenna kelelahan. Sesekali ia terlihat menguap, dan menutupi mulut dengan punggung tanggannya. Beruntung sekali gadis di sampingnya itu, ia dapat tertidur dengan enaknya tampa merasa bersalah pada pria yang sedang menatapnya kini.

Senna tertidur pulas sejak sejam lalu. Untung arsenna tak protes kepadanya yang tega meninggalkannya bangun seorang diri sekarang ini. Kepalanya bergerak kesembarang arah mengikuti alur laju mobil. Namun sepertinya itu sama sekali tak mengangu tidur nya yang nyenyak.

Hawa dingin dari luar seakan masuk kedalam mobil. Baru saja hujan berhenti menguyur daerah yang arsenna lewati saat ini. Jalanan beraspal yang basah memberikan bukti bahwa telah terjadi hujan disini. Hujan tersebut menyisakan hawa dingin yang sepertinya sangat nyaman jika tidur di suhu seperti itu. Entah lewat mana suhu dingin itu dapat masuk kedalam mobil, yang jelas dari tadi jendela mobil tertutup dengan rapat.

Senna beberapa kali terlihat bergumam dan menggeliat dalam tidur nya. Ia seperti merasa tak nyaman karna sesuatu.

'Apa ia baru saja bermimpi hingga bergumam tak jelas begitu. Ahh tentu tidak. Mungkin ia merasa nyaman karna kehangatan jaketku yang menutupi sebagian tubuhnya itu. Atau ia masih merasa kedinginan karna selembar Jaket itu tak dapat melindunginya dari hawa dingin'.

Arsenna memperhatikan gadis yang terlelap disampingnya. Beberapa menit lalu ia sempat meminggirkan mobilnya untuk berhenti melepas jaket yang ia kenakan. Agar jaket itu dapat digunakan untuk menutupi tubuh gadis disampingnya. Hingga sang gadis terlindung dari cuaca yang tambah lama terasa semakin dingin.

Arsenna sendiri, sekarang ia hanya menggunakan selembar kaos hitam dan celana jeans biru dongker yang panjangnya hanya sampai lutut. Ia sama sekali tak masalah dengan cuaca dingin saat ini. Lihat saja, cuaca dingin begini sama sekali tak membuat nya merasa kedinginan dengan baju seminim itu.

Kini ia memberhentikan mobilnya dipinggir jalan untuk kedua kalinya. Jika tadi ia berhenti karna melepas jaketnya agar digunakan untuk menutupi tubuh senna. Dan jika sekarang, ia berhenti untuk memperbaiki pola tidur senna. Ia membenarkan posisi kepala senna agar tak bergerak seperti tadi. Dan memperendah sandaran kursi mobil yang ditiduri senna, agar senna dapat tidur lebih nyenyak.

Posisi arsenna saat ini seperti tengah memeluk tubuh senna. Ia hendak menekan sesuatu yang digunakan untuk memperendah sandaran kursi biasanya. Namun ia berhenti bergerak saat kini matanya menatap wajah sang gadis. Wajah keduanya hanya berjarak 5 centi dari hidung ke hidung. Arsenna mematung, tak bergerak sedikitpun saat melihat raut wajah senna. Wajah senna aneh, menautkan kedua alisnya, seperti orang yang mengespresikan rasa bingung biasanya.

Kini wajah arsenna berada tepat di depan wajah sang gadis. Ia berfikir bahwa sang gadis akan segera bangun karna kegiatannya saat ini yang mengangunya. Namun beberapa detik kemudian sang gadis menunjukkan raut wajah normal kembali seperti semula.

'Aku Kira kau akan bangun. Ternyata pola tidurmu memang sangat aneh'

Inside Your Hug (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang