🍁 P E R T A M A 🍁

333 47 27
                                    

VOMENT NYA JANGAN LUPA!

-SELAMAT MEMBACA-
.
.
.
.
.
_________

AKU MEMANG PENCINTA WANITA...
NAMUN KU BUKAN BUAYA....
YANG SETIA PADA SERIBU GADIS...
AKU HANYA MENCINTAI NIKEN....

"NIKEN, Love You!" Gumam leo sambil mengekori langkah Niken.

"STOP!!!!!" Balas Niken lalu berhenti berjalan. Leo yang mengikuti langkah Niken dari tadi pun ikut berhenti juga.

"Please! Stop ngikutin gue Leo Putra Denandra! gue capek di ikutin sama lo terus! Mending lo sama cewek-cewek lo sana!" Decak Niken sambil berkacak pinggang. Amarah Niken sudah tak dapat terbendung lagi. Gadis itu sangat kesal.

"Lah, kan cewek gue itu lo, Niken." Balas Leo sangat lembut. Dengan senyum lebarnya dan mata yang berbinar binar menatap ke arah gadis itu.

"In your dreams!!!" Jerit Niken. Mengacungkan jari telujuk nya ke arah wajah Leo. Bukannya marah Leo malah tertawa kecil mendengar Niken berkata seperti itu. Jelas saja, gadis itu kan yang sangat di incar oleh Leo. Gadis cantik, pintar, imut tapi pemarah. Sedikit garang tak masalah untuk Leo.

"Cewek gue kalo marah makin cantik ya." Gumam Leo menyengir, membuat Niken semakin marah. Niken frustasi dengan kehadiran Leo.

"Arrghhh... Cukup! Lo harus di laporin ke Pak Irwan, supaya bisa di hukum!" Pekik Niken. Ia pun sekarang menarik dasi Leo membuat tubuh Leo juga ikut tertarik, sambil berjalan ke arah kantor.

"Lo harus ikut gue ke kantor!" Ujar Niken yang masih menarik dasi Leo dengan amarah yang membara.

"Apa pun untuk Niken ku tercinta," Balas Leo santai. Walaupun ia sedang di tarik paksa oleh Niken.

***

"Bapak!!!" Jerit Niken di dalam kantor. Lalu ia pun melepas tarikan dasi Leo tadi. Pa Irwan yang sedang sibuk dengan ponselnya pun terkejut akan teriakan Niken.

"Ada apa Niken? Kamu jangan teriak-teriak gitu kayak di hutan," Ujar Pak Irwan sontak terkejut.

"Bapak, saya capek diikutin terus sama si Leo. Saya mau Leo di hukum. Karena dia sangat menganggu saya, pak." Dengus kesal Niken dengan wajah manyun nya hingga menyilangkan kedua tangannya di dada.

Sedangkan Leo masih tersenyum sambil melihat ke arah Niken yang sedang mengomel-ngomel. Ia suka melihat Niken dengan wajah kesal itu. Kalo lagi marah makin imut. Pikir Leo.

"Apa itu benar Leo?" Tanya pak Irwan tegas.

"Enggak, pak." Jawab Leo singkat. Tanpa melihat ke arah pak irwan, ia masih fokus melihat wajah Niken.

"Heh! Lo bohong ya!" Ucap Niken. Sambil mempelototi Leo. Rasanya ingin sekali menelan laki-laki itu hidup-hidup sangking kesalnya. Siapa yang nggak benci dengan sikap Leo? Emang sih ganteng, keren, populer tapi juga ngeselin.

Leo pun melirik ke arah pak Irwan. Dengan lirikan malas nya ia pun berkata. "Kalo saya ganggu Niken kenapa emang? Bapak mau manggil orang tua saya? Atau mau hukum saya?" Sahut Leo dengan wajah datar nya. Ia sudah terbiasa dengan hukuman dan panggilan orang tua. Leo terkenal membangkang dan nakal di sekolah. Tapi bukan itu yang membuat ia populer di sekolah.

"Kamu Bapak hukum, karena sudah mengganggu Niken!" Hardik Pak Irwan pada Leo.

"MAMPUS!!" Ketus bicara Niken. Sambil menjulurkan lidahnya, meledek Leo. "Sssttt... masa depan jangan ledek aku gitu," Balas Leo pada Niken.

"MATA LO MASA DEPAN!" Gumam kesal  Niken.

"Apa hukuman saya, pak?" Tanya Leo sangat santai.

"Keliling lapangan 200 putaran." Ucap Pak Irwan tegas.

Niken yang mendengar perkataan Pak Irwan tadi pun sontak terkejut dan langsung membulatkan matanya tak percaya. "Fuck! 200 putaran!?" Kekeh Niken dalam hati.

"Shit! Bapak mau hukum saya atau mau bunuh saya?" Balas Leo tak terima akan hukuman Pak Irwan yang keterlaluan.

"Itu hukuman double untuk kamu Leo. Kemarin kamu bolos sekolah dan ikut balapan kan? Dan sekarang kamu ganggu Niken. Jadi bapak hukum kamu dua kali lipat!" Cakap Pak Irwan. Dengan matanya yang meletot. Pak Irwan kesal terhadap Leo sejak kemarin dan kini pembalasan untuk Leo agar ia cepat jera dan tak mengulangi kesalahannya lagi

"Tapi Pak--" Kata Leo. Namun terputus karena pembicaraan lanjutan Pak Irwan. "Nggak ada penolakan!" Ucap Pak Irwan, Lalu melangkah keluar dari kantor.

Dan kini tinggal Niken dan Leo saja yang ada di kantor itu. Leo pun melirik ke arah Niken yang ada di sebelahnya dengan tatapan pasrah. "Apa lo liat-liat!" Bentak Niken pada Leo.

"Untung sayang." Kekeh Leo. Lalu  berjalan ke arah lapangan untuk menjalani hukuman. Sedangkan Niken masih berdiri mematung di kantor. "Bacot!" Decak Niken. Saat melihat Leo melangkah keluar kantor. Kini Niken puas melihat Leo di hukum.

***

Cerita Jangan Benci, Nanti CINTA! Udah masuk perpus kamu belum?

Komen jangan lupa, supaya author makin semangat lanjutin cerita nya♡

Vote & Coment All-!!!♡

-TBC

Jangan Benci, Nanti CINTA! [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang