🍁 T I G A 🍁

191 34 22
                                    

-SELAMAT MEMBACA-
.
.
.
_______

"Hadeh, baru juga dua puluh putaran udah bengek gue, apa lagi dua ratus putaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hadeh, baru juga dua puluh putaran udah bengek gue, apa lagi dua ratus putaran. Bisa-bisa gue inalillahi." Keluh Leo terduduk lemas kelelahan akibat hukumannya tadi. Di tambah Cuaca yang sangat panas. Seakan akan matahari berada tepat di atas kepalanya, membuat Leo juga semakin haus.

"Nih minum." Ujar seseorang yang menyodorkan air mineral botol berwarna Pink pada Leo. Seketika Leo pun langsung mendongakan kepalanya melihat siapa yang memberinya boto minuman itu. Dan ternyata itu adalah Niken. Seketika Leo pun langsung berdiri sejejer dari tubuh gadis itu.


"Wih cewek gue bawain minum nih?" Cakap Leo dengan senyum lebarnya. Itu membuatnya sangat salah tingkah.

"Gue bukan cewek lu! Anggap ini permintaan maaf dari gue, karena lo di hukum double sama Pak Irwan." Kata Niken pada Leo. Kini tatapan mereka saling beradu. Mata biru gadis itu membuat Leo semakin tak ingin melepaskannya dari hatinya. Pipinya yang merah membuat Leo semakin gemas dan ingin sekali menggerakan tangannya ke pipi itu untuk mencubit.

"Aduh, cewek gue romance banget sih." Leo menggoda sambil tersenyum lebar.

"Ssstststst!  berhenti panggil gue cewek lo! Gue itu bukan cewek lo! Ngerti? Dan ya, satu lagi, lo nggak perlu lagi ngasih gue makan siang, karena gue bisa beli makanan sendiri!" Ketus Niken. Memutar bola matanya malas. Gadis itu pun berbalik dan berjalan ke arah kelasnya.

"Gini aja gue udah seneng kok, Nik." Cakap Leo saat menatap punggung Niken yang menjauh meninggalkan nya. Senyum lebar Leo tak juga henti. walau pun Niken sudah pergi.

***

Sekolah SMA yunistira kini sudah masuk jam pulang sekolah. Seluruh murid mulai melangkah pergi ke rumah masing-masing.

"Pulang sama gue ya?" Pinta Leo. Sambil mengekori langkah Niken. "Enggak Leo!" Niken menjerit sambil menggelengkan kepalanya, tanpa melirik ke arah wajah Leo sekali pun.


Niken mempercepat langkahnya menuju gerbang sekolah. Di sana sudah ada sang kakak yang menjemputnya. Mobil BMW X5 sudah terparkir di depan berbang sekolahnya. Gadis itu pun langsung masuk ke dalam mobil tersebut dan meninggalkan Leo yang sedang berdiri dengan rasa kecewa. "Hadeh, gagal lagi." Leo dengan wajah cemberutnya.

"Lama amat lo!" Gertak pria di samping Niken yaitu Ray. Kakak dari Niken. Pria gagah yang berkharisma dengan kacamata dan model rambut Fluffy.

"Sabar setan!" Balas Niken nyolot sambil memasang sabuk pengamannya. Begitulah jika Ray dan Niken bertemu. Jarang untuk akur. Namun sebenarnya mereka saling menyayangi. "Ganteng gini di bilang setan." Ray sinis saat sang adik me meledeknya

Jangan Benci, Nanti CINTA! [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang