🦋D U A P U L U H E N A M🦋

41 6 4
                                    

Hari sabtu, hari di mana seluruh siswa kelas 3 akan menghadapi ujian kelulusan hari terakhir. Di hari itu Leo sangatlah bersemangat untuk menghadapi ujian itu.

Leo mulai berjalan menuju kelasnya dengan wajah yang sangat gembira, namun wajah gembirannya mulai pudar saat Leo melihat Dion berdiri di depan kelasnya. Mata Dion menatap Leo sangatlah sinis, sedangkan Leo bukan lagi menatap Dion dengan sinis juga, namun ia berbicara dengan wajah datarnya terhadap Dion. "Kalo bukan karena Niken, lu bakal habis di tangan gua." Ucap Leo lalu melewati tubuh Dion.

Dion mengerutkan alisnya kesal. Kini seluruh siswa sudah berada di kelas terkecuali Niken. Ya, Niken belum masuk kelas, padahal ini sudah masuk ujian mata pelajaran pertama.

Leo yang sadar Niken belum terlihat sama sekali di kelas langsung bertanya-tanya dalam pikirannya.

"Niken mana ya? kok dia belum berangkat, ini udah jam nya masuk padahal." Ujar Leo berbicara dalam hati sambil melirik sana sini mencari sosok Niken.

"Baik murid Ibu semua, Ibu akan mulai membagikan kertas ujian. Hari ini adalah hari terakhir kalian melakukan ujian, jadi kerjakan sebaik mungkin untuk nilai yang memuaskan." Kata Ibu Wati yang sedang berdiri di hadapan seluruh murid sambil memegang banyak kertas ujian.

Leo mulai risau, ia sangat bingung kenapa Niken tidak juga hadir ke sekolah, padahal ia pasti tau kalo hari ini adalah hari yang penting. Dengan perasaan cemas Leo mulai mengeluarkan handphone miliknya dari saku celananya. Leo segera menelfon Niken. Ia mencoba menelfon Niken berulang kali namun hasilnya nihil, tak diangkat oleh Niken.

Leo sudah tak tahan lagi menahan rasa cemasnya terhadap wanita yang paling di sayanginya itu. Ia bangkit dari duduknya sambil mengangkat tas ranselnya. Lalu ia mulai berjalan keluar kelas dengan buru-buru.

Ibu Wati heran melihat Leo langsung pergi begitu saja dari kelas hingga ia pun berteriak ke pada Leo. "Leo kamu mau kemana?" Teriak Bu Wati pada Leo yang mulai melangkah jauh. Leo tak menjawabnya, ia terus saja berjalan.

Leo akan pergi menuju rumah Niken, untuk mengetahui alasan Niken tak kunjung datang ke sekolah. 

***

Di lain tempat Ray mulai menaikki anak tangga menuju kamar Niken. Ia kini sudah siap untuk mengantarkan Adiknya itu untuk pergi ke sekolah.

Ray sudah berdiri di depan pintu kamar Niken. Ia mulai mengetuk pintu berwarna putih sambil memanggil nama Niken.

"Niken.. Niken... Niken... ayok berangkat sekolah, lu belum siap? Ini udah jam 8 lewat woi," Ucapnya keras. Berulang kali Ray memanggil Niken namun tak ada sahutan sama sekali dari Niken. "Niken lu di dalam kan? Woi Niken...!" Ray mulai merasa khawatir karena Adiknya itu tak juga membuka pintu kamar. Ray memutar kenop pintu berharap Niken tak mengunci pintunya. Saat Ray memutar kenop pintu kamar Niken, pintu itu langsung terbuka. Ya, kamar Niken tak terkunci. Ray sontak langsung masuk dan melihat keberadaan Adiknya di dalam.

"Oh shit Niken!!!" Kejut Ray saat melihat kondisi Niken.

***

Bersambung...

V
O
T
E

K
O
M
E
N

><

Jangan Benci, Nanti CINTA! [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang