🍁 S E M B I L A N 🍁

131 25 17
                                    

-VOMENT-

🦋 HAPPY READING 🦋

◇◇◇◇

Kini Niken sedang berada di dalam kamar sambil mengerjakan PR dari guru nya. Ia sangat fokus mengerjakan nya, apa lagi yang ia kerjakan adalah mata pelajaran favorit nya, yaitu Matematika.

"Volume benda putar yang terbentuk karena daerah dibatasi ye sama dengan x pangkat dua di putar tiga ratus enam puluh derajat mengelilingi sumbu x adalah... Gue harus dapat ni jawaban." Gumam nya sambil mencoret-coret angka di buku nya hendak mencari jawaban.

"Nah kan, ketemu." Ucap Niken dari sekian lama ia mencari jawaban dari soal tersebut.

Niken menghela napas gusar. Ia malah teringat kepada Dion saat ia masih mengerjakan PR nya.

"Gua sebenar nya cinta sama Dion, tapi gue udah terlanjur kecewa."

"Andai dulu Dion nggak ninggalin gue, mungkin gue nggak pernah sekecewa ini sama cinta. Gue tolak semua cowok yang nyatain perasaan nya ke gue. Karena gue nggak mau kejadian kayak dulu, di tinggal pas lagi sayang-sayang nya."

"Tapi gue seneng sih orang yang gue tunggu-tunggu selama bertahun-tahun kembali, dan gue berharap... Dion nggak akan kecewain gue lagi." Niken terus saja berbicara sambil melamun, ia seperti sedang curhat ke pada diri nya sendiri.

Drrrtttt....

Ponsel Niken pun berdering, seperti nya ada seseorang menelpon nya. Ia pun segera mengangkat.

"Halo?" Ujar Niken pada seseorang di telepon itu yang ternyata adalah si Vanesa.

"Halo Nik, jalan yuk. Gue bosen nih di rumah." Ternyata Vanesa sedang mengajak Niken untuk pergi ke cafe.

"Ke mana?" Tanya Niken.

"Ke Cafe biasa yuk." Jawab Vanesa. Niken pun menghela napas berat.

"Gue masih ngerjain PR." Sahut lagi Niken.

"Ah, elu... PR aja terus di pikirin, besok kita nyontek aja sama si Markonah di kelas, dia pasti udah selesai." Cakap Vanesa.

"Anjrot! Kasian si Markonah di contekin mulu di kelas, kalo nggak dia, gua yang di contekin sama murid satu kelas, tapi beda nya... kalo mau nyontek sama gue harus bayar, kalo sama Markonah nggak bayar." Kekeh nya, tersenyum tipis.

"Hooh ya, kalo sama Markonah enak, nyontek sama dia nggak bayar, lah.. kalo sama lo pasti bayar," Gumam Vanesa.

"Ya iya lah... memang enak gitu ngerjain soal Fisika, Matematika sama Biologi? Otak gue udah kelilit anjrit! Ngerjain tu soal, ya kali nggak di bayar." Decak nya kesal.

"Huft... iya deh terserah lo. Yuk lah Nik... kita jalan ke Cafe." Ajak lagi Vanesa.

"Oke deh, tapi lo jemput gue ya?" Niken pun menyetujui ajakan dari Vanesa.

"Siappp!" Sahut Vanesa.

"Ya udah... gua siap-siap dulu... bye." Ujar Niken lalu mematikan sambungan telepon nya bersama Vanesa. Setelah itu pun ia menutup buku nya dan segera bersiap.

***

Malam, 20.00 WIB.

Sedangkan di sisi lain ada Leo, Galen dan Hendra yang sedang nongkrong bareng di basecamp mereka yang berada tak jauh dari rumah Leo.

Sedangkan di sisi lain ada Leo, Galen dan Hendra yang sedang nongkrong bareng di basecamp mereka yang berada tak jauh dari rumah Leo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan Benci, Nanti CINTA! [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang