Vote dan coment!
Maaf kalo masih ada typo.
***
Saat Leo menunggu Niken untuk bersiap-siap, ia pun sambil berbincang-bincang dengan Ray di ruang tamu.
"Abang kuliah?" Tanya Leo.
"Iya. Gua kuliah." Jawab nya dengan senyuman. Leo yang mendengar jawaban Ray tadi pun mengangguk.
"Lo suka sama Niken?" Tanya Ray membuat Leo membulatkan mata nya. Leo ragu untuk menjawab. Entah kenapa ia takut memberita tahu Ray akan perasaan nya pada Niken.
"Jujur aja, lo nggak perlu takut. Kalo lo emang suka sama Niken, gua cuman minta satu hal sama lo, jangan pernah sakitin dia, dia udah cukup tersakiti dulu." Lontar Ray. Sontak Leo mengerutkan jidat nya. Tersakiti dulu. Batin Leo.
"Iya. Gua suka sama Niken, bang. Bahkan gua cinta banget sama dia. Tapi.. tadi abang bilang.. Niken pernah di sakitin, dulu? Maksud nya apa, bang?" Ucap Leo sangat bingung.
"Dulu saat Niken masih SMP, dia punya sahabat cowok yang bernama Dion,"
Sontak Leo membulatkan mata nya kaget mendengar nama Dion. Cowok yang tadi siang sedang berpelukan dengan Niken.
"Dion adalah tetangga kami saat kami masih tinggal di kompleks banyu item di jakarta selatan. Dion itu akrab banget sama Niken. Keluarga Dion juga akarb banget sama keluarga kami. Pokok nya kalo Niken nggak main sehari sama Dion, Niken pasti nangis di kamar. Dulu keluarga kami sangat sering liburan bersama dengan keluarga Dion. Apa lagi Niken yang nggak bisa jauh dari Dion," Ray bercerita jelas pada Leo. Leo pun mendengarkan samar-samar cerita Ray. Karena Leo masih penasaran dengan hubungan Niken dan Dion yang belum di ketahui nya.
"Terus, bang?" Tanya Leo yang penasaran akan cerita selanjut nya dari Ray.
Ray mengehela napas kasar dan mulai melanjutkan cerita nya. "Sampai suatu hari, Dion pergi ke luar negeri, Dion pergi ke luar negeri sama orang tua nya karena ada masalah bisnis yang harus di selesaikan orang tua nya di sana. Keluarga Dion pamit dengan keluarga kami. Begitu juga dengan Dion pamit dengan Niken. Dion pamit pada Niken untuk pergi hanya beberapa minggu, namun Dion pergi selama lima tahun lama nya. Dion tidak pernah kasih kabar sekali pun pada Niken mau pun keluarga kami. Padahal Niken selalu menunggu nya. Apa lo tau, Leo? Kalo Niken pernah masuk rumah sakit gara-gara nunggu Dion pulang?" Ujar Ray membuat Leo mengerutkan dahi nya.
"Kenapa, bang?"
"Semenjak Dion pergi ke luar negeri, Niken selalu aja nunggu Dion di teras rumah kami di kompleks. Niken duduk di teras sambil nunggu ke hadiran Dion kembali. Dan itu terjadi setiap hari. Gua, Mamah sama Dady kasihan dengan Niken, karena Niken selalu saja nunggu Dion, tapi Dion nggak datang-datang. Hingga suatu hari Niken duduk di depan teras rumah. Mamah gua udah suruh Niken buat tunggu Dion di dalam rumah aja, tapi Niken nggak mau. Mamah gua nyerah sama kehendak Niken. Niken duduk di teras, tapi saat gua mau liat Niken di teras tiba-tiba aja Niken pingsan di sana. Niken pingsan gara-gara kedinginan di luar. Gua kaget dan langsung panggil Mamah sama Dady gua. Dan kami segera bawa dia ke rumah sakit." Ray menundukkan kepala nya mengingat kejadian malam itu.
"Untung nya Niken baik-baik aja. Sampai akhir nya Mamah gua yakinin ke Niken kalo Dion itu nggak akan balik lagi. Mamah gua kasihan sama Niken, setiap hari nunggu Dion di teras. Niken mulai capek nunggu Dion. Saat Niken masuk SMA, dia benar-benar ingin melupakan Dion. Niken mulai terbiasa hidup tanpa kehadiran sahabat nya itu, Dion." Leo kini sudah tahu tentang hubungan Niken dan Dion.
Leo menghela napas berat. "Gua janji nggak akan bikin Niken kecewa, bang." Ray tersenyum menatap Leo.
"Semoga saja." Sahut Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Benci, Nanti CINTA! [ On Going ]
Teen FictionLeo Putra Denandra, putra dari Alex Denandra, yang sebelumnya adalah seorang playboy ulung. Hingga sifat sang ayah turun temurun ke anak semata wayang nya itu, Leo. Leo adalah Fakboy kelas kakap di sekolah SMA Yunistira. Hampir seluruh cewek di SMA...