Malam kesepuluh.
Chan kembali berkunjung sambil membawakan beberapa makanan yang sekiranya dapat mengembalikan energi orang-orang di dalam sana.
Saat ia tiba disana, Yoongi tengah membersihkan tubuh Jihoon dengan sehelai handuk yang dibasahi dengan air hangat.
Sedangkan Soonyoung tertidur di atas sofa dengan sebuah benda melekat di kepalanya.. headphone kesayangan milik Jihoon."Kwon Soonyoung masih belum bangun, Hyung?"
Tanya Chan pada pria di hadapannya.
Entah sejak kapan hubungan mereka menjadi dekat.Pada awalnya Yoongi risih direcoki anak yang terlalu bersemangat sejenis Chan, tapi melihat caranya memperlakukan Jihoon seperti kakaknya sendiri -ketika adiknya itu sakit beberapa hari yang lalu- berhasil membuat hatinya menghangat.
Terlebih sang adik tidak biasanya memiliki teman sampai seperti itu.
Jihoon benar-benar.. hanya mengandalkan dirinya selama 17 tahun si manis itu hidup.Lain halnya dengan Wonwoo.
Lelaki berwajah stoic itu memiliki kepribadian yang senada dengan Jihoon sehingga kehadirannya di sekitar Yoongi tidak terlalu mengganggunya.Hanya, bagaimana Jihoon menemukan teman sampai berjumlah tiga orang setelah menjalani kehidupan sekolahnya sendirian selama ini benar-benar membuatnya kagum.
Maksudnya bagaimana bisa?
Bukankah itu artinya sang adik sudah cukup berkembang?
Semoga saja begitu...Makanya, cepatlah sadar.
Kau tidak ingin merepotkan teman-temanmu lebih lama bukan?
Rutuk Yoongi sambil memasangkan kembali pakaian Jihoon. Tak lupa helaian halus milik lelaki yang memiliki paras seperti dirinya itu ia usap pelan.Tatapan sang kakak kini jatuh pada wajah adik manisnya.
Terlihat lebih kurus, dan letih.Mau sampai kapan kau akan tertidur seperti itu, huh?
Kepalanya menoleh ke kanan, tepat ke arah sosok yang tengah berbaring di sofa.
Tidakkah kau ingin bertemu dengannya?
Dia tidak berhenti mendengarkan lagumu sejak flashdisk milikmu kuserahkan padanya..•
Kemarin malam..
"Ya."
Soonyoung yang sedang mengerjakan soal-soal sastra korea hanya berdehem sekenanya merespon panggilan tersebut.
"Bagaimana perkembangan terapimu?"
Lelaki bermarga Kwon itu berhenti menulis, lalu menoleh ke arah Yoongi sebelum kemudian mengangkat bahu cuek.
"Tidak ada yang istimewa.."'Aku belum bercerita banyak pada psikiater yang menanganiku..'
"Lagi pula serangan panik seperti beberapa hari yang lalu hanya muncul sesekali dalam beberapa tahun jadi kurasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.."
'Aku bahkan baru menyadari kalau itu adalah semacam trauma..
Pantas saja ketika menonton film yang menampilkan adegan kecelakaan, nafasku mendadak sesak.'"Tetap saja. Kau tidak boleh menganggap remeh hal seperti itu. "
Soonyoung mengangguk, "Aku mengerti.."
Ia baru saja akan lanjut menulis begitu suara Yoongi kembali terdengar,
"Kau benar-benar nyaris tidak pernah bereaksi seperti kemarin?"
Pulpen yang ia pegang kembali dianggurkan.
"Ung. Paling hanya, kesulitan bernafas disaat-saat tertentu.
Itu pun sama sekali tidak membutuhkan inhaler..."Sosok yang lebih tua melebarkan matanya.
"Ya tidakkah kau terlalu santai? Bagaimana kalau kau mendapat serangan panik saat berkendara?
Kau tidak memikirkannya sampai sejauh itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]
FanfictionMemiliki kemampuan istimewa membuat Jihoon muak dengan dunia yang mendadak memekakkan telinga begitu ia tak sengaja menatap mata orang-orang. Ya, namja bermarga Lee itu memiliki kelebihan untuk mendengar suara hati maupun pikiran seseorang melalui m...