Tujuh Belas

1.7K 287 19
                                    

Happy Soonhoon Day ♡

***

Hening menyelimuti dua insan yang tengah duduk bersebelahan di sofa sambil mengamati televisi itu.

Tadinya suasana disana sangat berisik, setidaknya sampai Jihoon bergabung dengan Yoongi yang tengah tertawa menikmati siaran komedi di depan sana.

Tawanya memudar dan seketika lenyap begitu sosok adiknya menduduki sofa yang ia tempati, tak jauh dari posisinya.

Tak ingin terjebak dalam suasana tak nyaman ini lebih lama, kakinya melangkah begitu saja.. hendak beranjak dan meninggalkan Jihoon dengan ribuan penyesalan yang seolah tak pernah habis.

"Hyung.."

Tapi niat itu Yoongi urungkan ketika suara pilu Jihoon memasuki indera pendengarannya.. suara yang jika tidak diiringi kata pilu di belakangnya merupakan suara yang diam-diam sangat ia rindukan.
Yah, salahkan saja ego yang membuat dirinya bertahan mendiamkan Jihoon selama nyaris 2 minggu ini.

Yoongi tidak menanggapi sepenggal panggilan yang keluar susah payah dari bibir tipis milik Jihoon itu.
Pun tidak mengabaikannya dengan segera berlalu dari sana.
Pria itu hanya diam, menanti kalimat selanjutnya yang ia harap dapat meluluhkan sedikit saja dinding es yang berdiri kokoh di dalam hatinya.

"Mianhe.. jeongmal"

Masih dalam posisi awalnya, raut wajah Yoongi berubah lesu begitu mendengar suara tercekat Jihoon. Meski ia tidak melihat dan tidak tahu apa yang sedang anak itu lakukan di belakang sana, pemuda Min itu bisa menebak dari suaranya, bahwa.. adiknya itu tengah menangis sekarang. Sesuatu yang nyaris tidak pernah dilakukannya terutama di hadapan seseorang, siapapun, termasuk dirinya.

Tanpa menunggu lama Yoongi membalikkan tubuhnya, dan benar saja.. sang adik buru-buru menyeka wajahnya yang basah dan memerah. Kemudian kabur dari hadapannya sambil bersuara pelan,
"Tunggu sebentar.."

Lelaki yang lebih tua hanya menatap punggung kecil Jihoon yang perlahan menghilang ditelan pintu kamar, tak lama kemudian si manis kembali dengan secarik kertas dan juga penampilan yang lebih baik dari sebelumnya.
Bisa ditebak ia telah membersihkan ingusnya dan menyeka habis air matanya.

Kertas itu ia sodorkan ke arah Yoongi, kepalanya tertunduk ke bawah.. tidak ingin bersikap lancang dengan mencuri dengar pemikiran Hyungnya.
"Ini.. aku tulis sebelum pergi kesana malam itu.
Jika Hyung masih tidak mau memaafkanku setelah membacanya.. tidak apa-apa.
Aku menerimanya karena memang ini semua salahku.."

Selanjutnya Jihoon benar-benar menghilang dari hadapannya.

Sementara Yoongi yang masih berdiri mematung di ruang tengah, memilih untuk kembali mendudukkan diri di atas sofa sebelum kemudian membaca sepucuk surat yang Jihoon tinggalkan sebelum dirinya dengan bodoh.. dan sukarela. Dan gegabah. Menemui pembunuh gila yang jelas-jelas mengincar nyawanya.

Untuk Yoongi Hyung
yang galak dan menyebalkan,

Aku memang terbiasa menulis lirik di waktu senggang, merangkai ratusan kata untuk kemudian di sandingkan dengan melodi indah yang berasal dari gawaimu.

Aku memang cukup lihai merajut kalimat, yang selanjutnya dapat menjadi cantik dan penuh makna dengan beberapa petikan gitar darimu.

Tapi ketika diharuskan-oleh hati dan pikiranku sendiri-untuk menulis surat pengakuan dosa seperti ini.. benda lunak dalam tempurung kepalaku malah seenaknya berhenti berfungsi.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang