Enam

2.1K 319 26
                                    

Jihoon yakin ia tidak pernah mengutuk semesta setelah mengalami rentetan kejadian mengerikan di dalam hidupnya.

Tidak ketika melihat kedua orang tuanya meregang nyawa di depan mata saat dirinya masih sangat belia.

Tidak ketika mendengar isi hati menyakitkan untuk pertama kalinya dari tatapan penuh benci Imo-nya.

Tidak ketika dirinya diminta untuk menjalin hubungan sebagai guru dan murid dengan seorang Kwon Soonyoung, dan berakhir dengan dirinya dirundung oleh orang yang terobsesi pada lelaki itu.

Tidak untuk apapun yang akan terjadi ke depannya.

Mungkin itulah yang membuat langit bersikap baik pada Jihoon saat ini.
Lelaki mungil itu mungkin tidak akan selamat seandainya yang menepuk bahunya dan bertanya padanya beberapa saat lalu bukanlah sosok yang tadi pagi dan hari-hari sebelumnya menguarkan aura permusuhan terhadapnya..

"Kwon Soonyoung?
Apa yang kau lakukan disini?"
Bisikan Jihoon membuat kening namja bertubuh lebih tinggi darinya itu berkerut heran.

"Kenapa kau hobi sekali memutarbalik pertanyaan?"

Jihoon mendelik horror,
"Kecilkan suaramu bodoh", kemudian mengabaikan Soonyoung untuk kembali mengintip ke dalam gedung penuh debu itu melalui jendela.
Yoo Seohwan yang tadi menghilang dari jangkauan matanya telah kembali ke hadapan siswa yang terbelenggu di atas kursi tersebut.

Tepukan lain dari Soonyoung berhasil menuai decakan sebal dari Jihoon,
"Apa yang sebenarnya kau intip dari tadi?"

Namja manis di hadapan Soonyoung baru saja akan membuka mulutnya begitu suara gaduh terdengar dari dalam sana.
Jihoon mengurungkan niatnya untuk berucap dan kembali fokus memperhatikan kegiatan di dalam gudang itu,
sedangkan Soonyoung yang sempat kaget kini ikut melakukan hal yang sama.

Ternyata suara gaduh itu berasal dari siswa yang tadinya pingsan, dan kini kesadaran telah kembali menghampirinya, membuat ia panik begitu menyadari hal apa yang tengah terjadi pada tubuhnya.
Ia memberontak dan berteriak begitu Yoo Seohwan melakukan sesuatu padanya, meskipun teriakan itu teredam oleh tempelan lakban yang cukup tebal di area mulut.

Dua namja diluar sana seketika membeku melihat lelaki yang mereka kenali sebagai seorang tenaga pengajar di sekolah itu, melakukan tindakan keji pada salah seorang siswa.
Pria yang mereka panggil sebagai Yoo Ssaem itu tengah melukai lengan siswa itu dengan pisau cutter, mengukir sesuatu disana yang tidak terlihat jelas oleh Soonyoung dan Jihoon karena cahaya di dalam sana hanya berasal dari bohlam dengan daya rendah.

"Bajingan, hal gila apa yang dia lakukan?!"

Jihoon otomatis mencubit lengan Soonyoung hingga sang pemilik menggaduh kesakitan, "Ku bilang kecilkan suaramu!"

"Kau sungguh hanya akan diam dan menonton saja dari sini?"
Kini Soonyoung ikut berbisik dan menatap Jihoon dengan pandangan menghakimi.
Dirinya memang berandal dan sering menganiaya siswa yang berurusan dengannya. Tapi Soonyoung masih punya sisi kemanusiaan yang membuat ia tak akan tinggal diam jika terjadi suatu penyiksaan di depan matanya.
Tidak seperti Jihoon, yang ternyata bukan hanya parasnya yang dingin, tetapi hatinya juga?

Setelah berdecih melihat keterdiaman Jihoon, Soonyoung membalikkan tubuhnya, hendak beranjak dari sana dan berlalu ke dalam untuk menghentikan kegiatan gila yang dilakukan gurunya itu,
entah apa alasan sang guru menghukum-mungkin?- siswanya dengan cara seperti itu.

Ia tidak akan berani menyentuhku jika kuberitahu siapa orang tuaku bukan?

Begitulah pikir Soonyoung.

Kwon Soonyoung bodoh!
Kau tidak paham apa yang terjadi!

Jihoon segera menarik lengan Soonyoung untuk menghentikan tindakan sok pahlawan apapun itu yang akan dilakukan si bodoh itu.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang