Delapan

1.9K 316 18
                                    

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Suara lelaki bermarga Kwon itu terdengar di belakang tubuh Jihoon yang kini tengah menikmati pemandangan dari ketinggian--yang disuguhkan-- di atas rooftop, berharap hal itu dapat menenangkannya sejenak.

Lelaki mungil itu menoleh sekilas ke arah Soonyoung sebelum kembali mengarahkan pandangannya ke depan.

"Mainan tas milikmu, kehilangan salah satu bagiannya bukan?"

Jihoon yakin tadi melihat dengan jelas gantungan berfigur groot yang ada di tas Soonyoung hanya tersisa kepalanya saja.

Soonyoung agaknya cukup terkejut mendengar pertanyaan tak terduga dari mulut Jihoon.
Ia kira namja manis itu mengajaknya kesini untuk membicarakan sesuatu yang jauh lebih penting.

"Kau memanggilku kesini hanya untuk membicarakan tentang.. mainan tasku?"
Tidak ada nada sarkas dalam kalimat Soonyoung, pertanyaan tersebut ia lontarkan murni karena rasa penasaran.

"Buang benda itu,
Yoo Ssaem.. menemukannya."
Selanjutnya tatapan serius Jihoon memenuhi atensinya.

Soonyoung terdiam cukup lama lantaran bingung, ia memang kehilangan benda itu sejak semalam, tepatnya ketika mereka melarikan diri dari kejaran Yoo Seohwan.

Tapi.. darimana Jihoon tahu?
Soal gantungan tasnya dan juga bahwa..
Yoo Ssaem menemukan benda itu?

"Darimana kau tahu?"

Jihoon menundukkan kepalanya kemudian menggeleng pelan,
"Itu.. b-bukan urusanmu.
Ikuti saja perkataanku."

"Aku hanya akan melakukannya jika kau memberitahuku.
Jadi katakan."

Namja yang bertubuh lebih pendek dari Soonyoung itu hanya diam.
Kata enggan bahkan tidak cukup untuk menggambarkan betapa ia tidak ingin memberitahukan kondisinya pada siapapun, termasuk Soonyoung-
tidak, terutama Soonyoung.

"Kwon-"

"Kalau begitu aku tidak perlu mengindahkan saranmu, aku pergi"

"AKU..!"

Langkah Soonyoung yang tadinya menjauh dari pinggir rooftop menuju pintu--untuk keluar dari sana--terhenti begitu Jihoon bersuara, nyaris berteriak karena ia frustasi memikirkan, harus bagaimana memberitahukan hal itu kepada Soonyoung.

Setelah lelaki bertubuh jangkung itu membalikkan tubuhnya, Jihoon terlihat menghadap ke arahnya dengan kepala tertunduk, juga kedua tangan yang saling meremas satu sama lain.

Setelah menghembuskan nafasnya yang untuk beberapa alasan terasa begitu berat, seberat cobaan hidup yang kini tengah ia alami..

Akhirnya Jihoon bersuara meski terdengar sedikit bergetar,
"Dengar, aku tahu ini terdengar konyol dan aku yakin kau tidak akan percaya semudah itu tapi.."

Namja bermarga Lee itu mengangkat kepalanya sejenak untuk melihat ekspresi Soonyoung, lelaki yang berdiri cukup jauh dari lokasinya itu masih menatapnya penuh tanya, menanti dirinya untuk memberi penjelasan lebih lanjut.

"Tapi memang begitu kenyataannya.. bahwa aku-- aku.. sedikit berbeda."

"Berbeda bagaimana maksudmu? Bicaralah yang jelas, kau membuatku bingung--"

"Aku bisa mendengar pemikiran seseorang jika menatap matanya, Kwon Soonyoung.."









Hening menyelimuti mereka setelah kalimat pengakuan Jihoon mengudara.


Tidak ada lagi percakapan di antara mereka.
Hanya hembusan angin yang terdengar, di sela-sela tatapan tak mengerti Soonyoung yang mengarah pada sosok bertubuh kecil di hadapannya.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang