Empat Belas

1.7K 289 29
                                    

⚠️ Part ini berisi adegan kekerasan dan penyiksaan, silahkan di skip kalo sekiranya kamu bakal ke trigger atau ngerasa ga nyaman ⚠️

***

Jihoon menutup kembali pintu itu sebelum dirinya berhadapan dengan sosok pria bertubuh tinggi yang kini tersenyum bengis di kursinya.

"Wah wah, lihat siapa yang datang.."

Namja bertubuh mungil itu meneguk ludahnya kasar, kengerian menjalari setiap inci tubuhnya hingga bulu-bulu di permukaan lengannya meremang.

Ia takut.

Ia tidak siap menghadapi hal ini.

Jihoon belum mau mati..

Tapi sayangnya Jihoon paham bahwa ia harus segera menghadapi hal ini.

"Kau menikmati perjalananmu? Lee Haksaeng?"

Namja bermarga Lee itu masih setia mematung di tempatnya, sungguh ia tidak tahu harus melakukan apa selain berdiri di tempat.

"Kemarilah haksaeng, apa yang kau lakukan disana?
Menungguku menyeretmu kemari?"

Jihoon menurut.
Meski lututnya lemas, meski sekujur tubuhnya bergetar karena rasa takut, ia tetap berjalan mendekat menuju kursi yang berada di tengah ruangan, yang tengah diduduki oleh Yoo Seohwan.

"Yaaa. Kau tahu? Aku sebenarnya lebih suka melihat targetku memberontak sebelum di eksekusi, tapi lihat dirimu..
Kau terlihat seribu kali lebih menarik dibanding mereka dengan bersikap patuh seperti ini"

Lelaki yang lebih muda hanya menundukkan kepalanya dalam. Pertama Jihoon tidak ingin mengetahui isi kepala Yoo Seohwan yang bisa ditebak pastilah berisi tindakan yang akan ia perbuat pada tubuhnya, step by step.
Kedua, ia sama sekali tidak tertarik mendengar ocehan pria gila satu itu.
Alhasil ia hanya menunduk sambil menatap jemari tangannya yang saling menggenggam satu sama lain.

"Jangan sentuh Hyungku dan juga Kwon Soonyoung.."

Sudut bibir Yeo Seohwan terangkat.

Ini dia, lelaki bertubuh mungil yang berhati baik serta berjiwa heroik seperti inilah yang dia suka.. suka dalam artian tertarik untuk melihatnya tunduk dihadapan dirinya.
Sayang sekali yang seperti Lee Jihoon sangat susah ditemukan.
Walaupun kesenangannya ini baru ia tekuni beberapa bulan terakhir sejak ia mendalami dan menyelesaikan pendidikan mengenai biologi dan meraih gelar magister tahun lalu..
Ia benar-benar pemilih dalam menentukan siapa yang akan korbannya.
Ya, ternyata ada hasrat aneh yang selama ini terpendam dalam dirinya, yang muncul keluar setelah ia mendalami ilmu tentang bagian tubuh manusia terutama indera penglihatan.

Baik, kembali ke pemuda manis dihadapannya yang tubuhnya kini bergetar hebat akibat menahan takut.

"Kau boleh melakukan apapun padaku.
Kau boleh melakukan apapun pada orang lain, tapi jangan mereka..
Aku mohon, Ssaem"

Lagi. Seohwan menampilkan senyum gembiranya begitu mendengar perkataan Jihoon yang sebenarnya tidak terlalu jelas karena tersendat-sendat.

Dan apa? Ssaem?
Anak itu terlalu naif atau bagaimana?

Bahkan Yoo Seohwan sendiri mengakui bahwa dirinya tidak pantas disebut guru..
Ya karena memang bukan.
Baginya guru hanyalah kedok agar pencariannya berjalan lancar.. beruntung sekali ia bisa bertemu dan mendapatkan kepercayaan Choi Ssaem saat keduanya menghadiri sebuah reuni sekolah.

Dan pekerjaannya yang sesungguhnya adalah umm.. bagaimana sebaiknya menyebutnya? Distributor organ tubuh manusia dan juga..
kolektor bola mata? Terlalu menggelikan tapi memang benar itulah adanya..

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang