Dua Puluh Dua

1.7K 278 63
                                    

"Kau sudah lebih baik?"

Jihoon yang saat ini tengah menerima suapan dengan sangat amat terpaksa dari lelaki yang ia kenali bernama Chan hanya mengangguk lemah, mengiyakan pertanyaan yang Wonwoo lontarkan.

Sesekali ia terbatuk saat berusaha menelan materil lunak itu lantaran tenggorokannya terasa sakit.

"Kalian tidak perlu kemari.."
Ucapnya pelan setelah aktivitas makan itu selesai.

Wonwoo pun menggelengkan kepalanya cepat,
"Tentu saja perlu.. mana mungkin aku diam saja setelah membaca pesan darimu."

Tidak ada tanggapan dari Jihoon, ia merebahkan tubuhnya kembali saat Chan beranjak dari sisinya untuk meletakkan mangkuk kotor tersebut ke dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada tanggapan dari Jihoon, ia merebahkan tubuhnya kembali saat Chan beranjak dari sisinya untuk meletakkan mangkuk kotor tersebut ke dapur.
"Minum dulu obatmu.."

Si mungil mendelik kesal,
"Kau sama cerewetnya dengan Hyungku."
Lelaki berkacamata itu tertawa, berhasil menuai tatapan yang lebih tajam dari sosok yang tengah terbaring lemah di dekatnya.

Tadinya Jihoon pikir ia bisa bernafas lega sejenak ketika Wonwoo dan Chan berkunjung, sebab sang Hyung akan dengan sangat terpaksa menitipkan ia kepada mereka berdua karena harus ke gedung agensi guna mengurus beberapa hal. Sehingga seharusnya bisa dipastikan Jihoon dapat leluasa sejenak, tanpa omelan.

Tetapi ternyata mereka berdua lebih buruk lagi.. terutama Chan.
Lelaki yang setahun lebih muda darinya itu benar-benar menganggap ia kekasih Hyungnya.. dan dengan suka cita mencurahkan segenap perhatian yang justru merepotkan bagi Jihoon.
Ia benar-benar memaksa menyuapi Jihoon-yang tadinya menolak untuk disuapi- dengan segenap jiwa.

Dan Jeon Wonwoo tidak lebih baik.
Kepalanya yang berisik itu terus berspekulasi -mengenai penyebab Jihoon tiba-tiba kabur dari rumah Soonyoung hari itu, padahal hujan tengah turun dengan derasnya.. serta penyebab Jihoon menyuruh dirinya merahasiakan kondisinya dan kedatangan mereka saat ini dari Kwon Soonyoung- yang hampir sepenuhnya benar.

"Kau benar-benar tidak perlu melakukannya.."
Ucap Jihoon lagi setelahnya begitu ia memalingkan wajah.

"Kenapa?
Bukankah kita adalah teman?"

Jihoon ingin sekali menjawab dengan lantang,
'Atas dasar apa kau tiba-tiba mengklaim bahwa kita berteman? Hanya karena interaksi kita akhir-akhir ini?'
Namun niat itu ia urungkan lantaran tidak ingin menyakiti hati Wonwoo yang -padahal- terus-terusan mencemaskannya.

"Semirip itu ya?"

Dan sebaris kalimat tanya dari Jihoon berhasil membuat Wonwoo terdiam di tempatnya.
Bukan, bukan karena kaget lantaran Jihoon telah mengetahui perihal teman lamanya.. melainkan bungkam karena tidak mengira bahwa namja berkulit seputih kapas itu akan seblak-blakan ini padanya.

Wonwoo sudah menduga hal ini tentu saja, terutama saat Jihoon memintanya untuk merahasiakan hal yang terjadi kemarin dari Soonyoung, tepat ketika lelaki mungil itu turun dari mobilnya.. tentang Jihoon yang tiba-tiba berada di pinggir trotoar dalam kondisi kehujanan.. dan tentang dirinya yang terlambat ke rumah pemuda Kwon itu lantaran harus mengantarkan Jihoon terlebih dahulu.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang