Tapi kenyataannya semua hal yang telah Jihoon rencanakan matang-matang --seperti berusaha untuk tidak terganggu dengan kisah masa lalu Soonyoung atau bersikap seperti biasa saja dan melupakan semuanya karena belum tentu lelaki itu punya perasaan yang sama sepertinya.. maksudnya perasaan yang benar ditujukan untuknya --tidak semudah itu untuk dilakukan.
Kemarin, setelah Wonwoo dan Chan -yang akhirnya ketiduran saat menonton televisi di ruang tengah- pulang.
Ia menghabiskan malamnya dengan berpikir banyak hal, seperti.. apa yang harus ia lakukan mulai sekarang, bagaimana ia harus bersikap di sekitar Soonyoung, apa perlu ia menanyakan bagaimana perasaan Soonyoung yang sesungguhnya padanya -dimana hal ini hanya akan jadi angan-angan semata lantaran ia tidak akan pernah memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk menanyakan hal tersebut.Pagi ini, ia kembali izin untuk tidak bersekolah karena kondisinya belum terlalu pulih.
Jihoon masih merasakan pusing yang sangat menyiksa saat tubuhnya ia bawa berjalan sejauh beberapa meter.Dan percakapan kecil antara dirinya dan Yoongi -yang lagi-lagi juga izin untuk tidak bekerja- pagi ini berhasil menyentil sisi warasnya setelah ia kembali di ombang-ambingkan oleh beberapa bait ucapan manis Soonyoung di pesan yang ia kirimkan.
Ia tahu Soonyoung tidak akan semudah itu mengunjunginya karena masih segan pada Hyungnya.
Mengingat lelaki itu harus memegang ucapannya hari itu untuk tidak menganggu Jihoon lagi.. yah setidaknya di depan sang kakak.
Karena di belakang.. prinsipnya seolah patah begitu saja hanya dengan melihat keberadaan Jihoon.Kembali ke semua hal yang terjadi di pagi hari..
Jihoon yang baru saja selesai meneguk pilnya menahan Yoongi yang hendak pergi setelah membereskan peralatan makan Jihoon,
"Bisakah Hyung kembali kesini setelah itu.."Yoongi yang langsung mengerti maksud adiknya itu hanya memberi jawaban dengan anggukan.
Sepuluh menit berlalu, dan kini keduanya telah duduk bersebelahan sambil bersandar di kepala ranjang milik Jihoon."Hyung tidak takut tertular?"
Yoongi menggeleng,
"Cepatlah, kau membuang-buang waktuku dengan melempar pertanyaan tak berguna seperti itu."Sebuah decakan keluar dari bibir Jihoon.
Butuh lima menit untuk kemudian kalimat pembuka Jihoon terdengar di telinga Yoongi."Hyung.. punya sesuatu yang berharga?"
Kening Yoongi berkerut dalam,
"Sesuatu?"Jihoon mengangguk singkat, "Sesuatu--ahni, maksudku seseorang.".. namun sepersekian sekon kemudian ia segera meralat jawabannya karena kata 'sesuatu' terasa sangat janggal.
Ia tidak boleh menyamakan sesuatu dengan seseorang karena bisa-bisa jawaban yang nanti ia peroleh melenceng jauh dari penjelasan yang ingin ia dapatkan.Sang kakak berpikir sejenak sebelum menjawab, terlihat dari atensinya yang beralih ke langit-langit kamar Jihoon.
Mempertimbangkan dengan baik jawaban seperti apa yang akan ia berikan karena sang adik bertanya dengan raut wajah yang sangat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]
FanfictionMemiliki kemampuan istimewa membuat Jihoon muak dengan dunia yang mendadak memekakkan telinga begitu ia tak sengaja menatap mata orang-orang. Ya, namja bermarga Lee itu memiliki kelebihan untuk mendengar suara hati maupun pikiran seseorang melalui m...