Plak!
Suara tamparan terdengar nyaring di ruangan tersebut karena Jihoon baru saja mendaratkan tangannya di pipi kiri Soonyoung, yang menghampirinya -setelah kembali dari toilet- dan menanyakan keadaannya.
"Kau tidak jauh berbeda dengan binatang."
Soonyoung meringis pelan begitu melihat mata berair Jihoon saat mengatakan hal tersebut.
Oke, ia tahu ia salah.
Tapi Jihoon harus mendengar penjelasannya terlebih dahulu.
Dirinya juga korban disini.."Dengarkan aku dulu.. ya?
Setelah itu kau boleh menamparku sepuas hati atau memukuliku hingga memar, tapi tolong jangan menjauhiku."Jihoon memalingkan wajahnya.
Tidak ingin melihat ke arah lelaki yang nyaris -atau mungkin sudah- menodai tubuhnya.. terutama bibir.
Karena sungguh demi apapun, itu ciuman pertamanya.. dan Soonyoung malah mengambilnya dengan paksa dan kasar.Tapi akhirnya tembok esnya meleleh juga.. ia butuh tau alasan Soonyoung --tiba-tiba bertindak brutal dan tidak seperti dirinya.
Oke, sebenarnya tidak heran lelaki di hadapannya bersikap buas jika ditilik dari kepribadiannya yang urakan. Hanya saja.. sesuatu terasa janggal.
Dan Jihoon tidak tahu mengapa ia tiba-tiba berubah menjadi sosok yang mendahulukan hati ketimbang otak."Ada apa denganmu."
Suara pelan Jihoon yang akhirnya mau mendengarnya berhasil membuat seulas senyum terbit di wajah Soonyoung.
Lelaki itu segera mengulurkan tangannya untuk membantu yang lebih muda berdiri,
"Aku akan bercerita tapi jangan duduk disana.. dingin."Namun si manis malah menepis uluran tersebut dan berdiri setelah mendorong tubuh Soonyoung. "Jangan pernah menyentuhku lagi."
Selanjutnya lelaki berkulit pucat itu sudah mendudukkan diri di atas sofa, menyisakan Soonyoung yang mengerang frustasi lantaran kebodohan yang telah ia lakukan semakin membangun dinding pertahanan dalam diri Jihoon.
*
"Bodoh."
"Benar--apa??"
"Kau. Bodoh.
Bisa-bisanya tertipu semudah itu disaat dirimu sudah tahu bahwa makhluk yang akan kau temui adalah sejenis ular berbisa."Soonyoung tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa begitu mendengar kalimat Jihoon.
Lucu.. selucu sosok yang mengatakannya.
Astaga apa Jihoon tahu betapa lelaki Kwon itu tergila-gila padanya?Soonyoung yang duduk di seberang Jihoon -lantaran namja mungil itu tidak sudi duduk di dekatnya- masih menampilkan senyumnya saat yang lebih muda justru menatapnya sinis.
"Apa yang kau tertawakan?
Tidak ada yang lucu.
Kalau kau sempat menyentuhnya tamat sudah riwayatmu.."Lelaki itu menggangguk setuju.
"Untungnya aku baik dalam mengendalikan diri.."Jihoon nyaris meludah.
Ekspresinya sekarang mengindikasikan murka yang luar biasa lantaran kalimat tidak tahu diri Soonyoung meluncur begitu saja tanpa dosa."Baik katamu?
Kau tidak sadar apa yang baru saja kau perbuat padaku? Huh?
Kau melecehkanku Kwon Soonyoung!"
Ia bahkan menggebrak meja dan demi neptunus... benar-benar tidak ada yang lebih menggemaskan ketimbang Lee Jihoon di dunia ini.
Ingin sekali Soonyoung mengucapkan hal itu jika saja konteks yang si manis sebutkan bukanlah kesalahannya beberapa saat yang lalu."Maaf."
Akhirnya hanya kata itulah yang mampu ia ucapkan.
"Aku benar-benar tidak bisa menahan diri jika itu kau.
Maafkan aku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]
FanfictionMemiliki kemampuan istimewa membuat Jihoon muak dengan dunia yang mendadak memekakkan telinga begitu ia tak sengaja menatap mata orang-orang. Ya, namja bermarga Lee itu memiliki kelebihan untuk mendengar suara hati maupun pikiran seseorang melalui m...