Dua Puluh Empat

1.8K 267 79
                                    

Hii

Nih aku update buat yang kemaren nagih hadiah tahun baru wkwk, kebetulan aku baru aja selesai UAS jadi aku bisa fokus ngerjain ini sekarang /yey/
Semoga suka hadiahnya.. sampai jumpa tahun depan <3

***

Delapan kali dua puluh empat jam telah berlalu..

Namun namja manis yang tengah berbaring dengan berbagai alat penunjang kehidupan di tubuhnya, di atas ranjang, di dalam ruangan berkonsep VVIP itu masih enggan untuk membuka matanya.

Tak jauh dari tempatnya berbaring, seorang pemuda tak henti-henti menggumamkan kata maaf sembari menggenggam tangan dan menatap wajahnya dengan ekspresi sendu. Tak jarang kalimat makian keluar dari bibirnya yang tentu saja ia tujukan kepada diri sendiri.

Tentang betapa bodohnya ia untuk tidak memberi penjelasan sejak awal kepada Jihoon.
Meski sejujurnya ia berpikir bahwa itu sama sekali tidak perlu, sebab baginya hal itu adalah bagian dari masa lalu yang tidak perlu dipermasalahkan lagi.
Apalagi dengan begitu sama saja artinya ia mengakui bahwa dirinya memang pernah mengingat sosok Wooji saat melihat Jihoon ---dimana memang hal itulah yang terjadi pada awalnya jika ia boleh jujur.
Tapi jika dengan mengatakan hal itu dapat membuat peristiwa hari ini tidak terjadi.. ia tentu saja tidak akan keberatan untuk melakukannya.
Apapun akan ia lakukan jika hal itu dapat memutar waktu dan mencegah semua hal buruk terjadi.

Dan demi Tuhan.. ia sama sekali tidak pernah beranggapan bahwa Jihoon hanya sebagai pengganti eksistensi Wooji.
Ia memang brengsek.. Soonyoung mengakuinya, tapi ia tidak sepicik itu.

Soonyoung akui Wooji memang cinta pertamanya, dan paras Jihoon memang membuatnya pangling saat mereka bertemu untuk pertama kalinya di atas rooftop kala itu.
Tapi di balik itu semua.. ia sepenuhnya sadar hatinya yang sekarang berdetak untuk siapa.
Bukan Wooji, apalagi bayang-bayang Wooji pada diri Jihoon (seperti yang dikira orang-orang) melainkan namja manis itu seutuhnya. Buktinya ia tidak pernah salah mengenali kebiasaan dan karakter lelaki itu. Dan Wooji tidak pernah sedetik pun menyusup masuk ke dalam ruang pikirnya saat ia menikmati waktunya bersama Jihoon. Apa itu belum cukup?

Percayalah delapan hari terasa seperti neraka bagi Soonyoung.
Ia tidak pernah absen mengunjungi rumah sakit sepulang sekolah, dan akan berdiam diri selama berjam-jam sambil menggenggam tangan Jihoon yang tengah pulas di depan sana, berharap manik indah itu terlihat meski sebentar saja dan bibir manis itu menyebut namanya meski sekali saja karena ia sangat ingin mendengar suara Jihoon sampai mau gila rasanya.

Tak jauh berbeda dengan pria yang tengah tertidur di atas sofa karena kelelahan, Min Yoongi..
Soonyoung bersyukur setengah mati dan seolah menemukan semangat hidupnya kembali ketika kakak dari lelaki yang ia cintai itu.. akhirnya mau memaafkannya, dan mengulurkan tangan agar mereka bersama-sama bangkit dari keterpurukan.

Hari itu...

Saat dirinya menaiki ambulans dan menuju rumah sakit bersama Jihoon yang telah kehilangan kesadarannya.. Soonyoung segera menelepon Yoongi dengan menggunakan ponsel adik lelakinya itu --yang tentu saja ia ambil dari tasnya.

Yoongi sempat menjawab jutek dan cuek sebelum kemudian berseru histeris begitu mendengar kabar kecelakaan Jihoon.
Tanpa banyak kata ia segera meninggalkan pekerjaannya dan bergegas pergi ke rumah sakit yang telah disebutkan oleh sosok yang tidak ia sukai namun disayangi setengah mati oleh adiknya itu.

Sosok kedua yang Soonyoung hubungi setelah itu adalah Appa-nya..
Ia lagi-lagi ingin semua kekacauan yang terjadi pada Jihoon, yang disebabkan olehnya, dapat diselesaikan semaksimal mungkin dengan baik.. yah meski dengan bantuan sang Appa karena ia memang bukan apa-apa tanpa pria itu.
Dan sang pria dewasa paham detik itu juga siapa sebenarnya pemilik hati puteranya yang berhasil mengubahnya sampai seperti itu .. karena suara panik Soonyoung setiap meminta pertolongannya jika berkaitan dengan siswa bertubuh kecil bernama Lee Jihoon itu, benar-benar memperlihatkan bahwa anak itu adalah dunianya.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang