Dua

2.7K 360 31
                                    

Aku kira ga ada yang notice kalo aku udah publish work baru :"

Belum aku promosiin soalnya masih dikit 🤧

Karena ternyata ada yang baca dan support, bakal aku usahain ga terlalu slow update
Thankyou, always ❤

***

Bagi seseorang seperti Jihoon,
memiliki percakapan dengan orang lain saja merupakan hal yang cukup susah untuk dilakukan.

Apalagi sekarang Jihoon diharuskan untuk-- bukan hanya sekedar bercakap-cakap melainkan--mengajar,
alias membantu seseorang belajar.
Bayangkan bagaimana ia dapat membuat seseorang mengerti akan sebuah materi, jika berbicara saja merupakan hal yang cukup susah baginya untuk dilakukan.

Ditambah, sosok yang harus ia ajarkan adalah Kwon Soonyoung.
Namja yang tadi siang membuat ia berpikir bahwa berpapasan dengan lelaki itu saja harus menjadi hal terakhir dalam daftar 'hal yang boleh terjadi dalam hidup Jihoon'.

Hahh.. sial.

Jihoon benar-benar tidak bisa berbuat banyak karena ia tidak mau beasiswa yang membuat dirinya mampu bersekolah di tempat elit ini dicabut.

Setelah berusaha menetralkan degup jantungnya yang tiba-tiba terasa cepat,
Jihoon membuka pintu sebuah kelas-- yang kini sepi karena sudah berlalu satu jam sejak bel pulang sekolah berbunyi.

Kelas ini merupakan tempat yang di beritahukan Lee Ssaem kepadanya beberapa jam yang lalu.

Pria berumur 30-an itu berkata,
'Kau bisa menggunakan kelas 11-3 nanti sepulang sekolah.
Untuk yang selanjutnya silahkan kalian atur sendiri mau belajar dimana,
karena aku yakin mau tidak mau kalian akan bertukar nomor ponsel untuk berkomunikasi'.
Dan Jihoon hanya mengangguk pasrah.

Begitu memasuki kelas,
ternyata sudah ada makhluk lain di dalam sana yang menunggunya di bangku paling belakang sambil memainkan ponsel.

Ya, makhluk itu tidak lain dan tidak bukan merupakan Kwon Soonyoung.
Sosok yang tadinya ingin Jihoon hindari, namun apa daya.. takdir malah berkata lain.

Setelah membasahi bibir bawahnya-karena benda itu tiba-tiba saja mengering-Jihoon bersuara memecah hening, memberi tanda pada Kwon Soonyoung bahwa ia tidak sendirian di ruangan ini.
"Chogiyo"

Soonyoung tersentak kaget,
ia bahkan mengumpat pelan begitu permainan yang tengah ia geluti tiba-tiba menunjukkan kalimat game over.

"Bajingan, kau baru saja membuatku-"
Kepala Soonyoung terangkat ketika mengucapkan hal itu dan kalimatnya otomatis terpotong begitu melihat Jihoon.
Sosok yang sama dengan yang ia temui di rooftop sekolah tadi siang.

"Oh kau?"

Sudut bibir Soonyoung terangkat membentuk senyum, senyum yang sangat mengerikan di mata Jihoon.
Menyebalkan. Kenapa aku masih tidak bisa membaca pikirannya?!

"Kau orangnya?
Yang akan menjadi 'guru les' pribadiku?"
Tubuh jangkung itu sekarang beranjak dari kursi yang ia duduki, dan berjalan mendekati Jihoon yang masih setia mematung di bagian terdepan kelas.

Satu-satunya hal yang masih mampu Jihoon lakukan sekarang adalah bernafas.

Oh, juga mengendalikan ekspresinya.

"Ya, aku terpaksa menyetujuinya"

Soonyoung tidak kuasa menahan tawanya begitu kalimat Jihoon mengudara,
memang tidak terdengar gentar tapi ia mampu melihat setitik kegelisahan di manik Jihoon.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang