Delapan Belas

1.8K 275 53
                                    

Hei sesuainya partnya (18), sepertinya ini akan mengandung adegan yang sedikit rated,
please be wise ya.
Sebenernya ga sejauh itu kok, cuma ya gitu.. bisa di skip kalo sekiranya bikin kalian ga nyaman.

***

Soonyoung berdecak sebal melihat sebuah panggilan atas nama 'Nyonya Park' muncul di layar ponselnya, sungguh mengganggu minggu paginya yang cerah dan bersahaja.

Beliau merupakan orang tua dari calon tunangan yang sangat ia benci, terutama sejak mendengar cerita Jihoon dua hari yang lalu terkait hal-hal tak menyenangkan yang terjadi pada lelaki itu..

Yang ternyata dan lagi-lagi merupakan ulah dari Park Yena. Dan ia sama sekali tidak mengerti apa motif dibalik keisengan gadis itu pada Jihoon, padahal jelas-jelas dirinya akan segera bertunangan dengan Soonyoung.

Tentu saja bukan sebuah kebetulan Park Yena bisa menjadi yang terpilih untuk bertunangan dengan seorang Kwon Soonyoung.

Ia cukup salut dengan perjuangan yeoja satu itu. Entah bagaimana caranya, entah dengan koneksi sehebat apa, orang tuanya berhasil membujuk Kwon Appa untuk setuju agar gadis itulah yang dijodohkan dengan puteranya, Soonyoung. Tentunya dengan iming-iming kerja sama dengan Park Corp. yang merupakan salah satu perusahaan asuransi terbesar di Korea Selatan.
Ah benar.. inilah penyebabnya.

Dan tetap saja, mau sesalut apapun, pandangan Soonyoung terhadap wanita itu tidak akan pernah berubah.
Hanya perempuan licik dan manja yang selalu mengandalkan harta dan privilege lain pemberian orang tuanya.
Dan di atas itu semua, perempuan licik itu telah menyakiti orang yang sangat berharga baginya, telah menganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan -atau mungkin kesengsaraan- di hidup Jihoonnya.
Iya Jihoonnya, segera, lihat saja.

Padahal lelaki manis itu tidak sekalipun pernah mencari gara-gara dengan dirinya.
Dan meski Jihoon yang benci keributan dan benci segala hal yang merepotkan itu berkata tidak apa-apa karena hal itu bukan masalah besar, Soonyoung tetap melancarkan keinginannya untuk menghajar antek-antek Park Yena kala itu, sepulang sekolah.
Hingga mereka semua pulang dalam kondisi babak belur dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Semoga saja yang kali ini sungguhan, karena ia sudah bertekad akan memberi mereka neraka jika kedapatan sekali lagi mengusili Jihoon.

Meski sebenarnya hal ini sedikit keterlaluan, tapi Soonyoung sangat menyukai hikmah di balik perisitiwa itu. Karena setidaknya ia memiliki alasan untuk berkomunikasi dan berinteraksi kembali dengan si manis itu.

Masih melekat dengan erat di benak Soonyoung bagaimana Jihoon -yang terkenal dingin dan cuek- menangis lantaran kedinginan-- entahlah ia cukup yakin namja itu berbohong, alih-alih kedinginan ia pasti merasa sakit hati diusili seperti itu.. mungkin,

bagaimana manik Jihoon yang redup sempat menampilkan sedikit binar saat melihat dirinya kembali dengan sepasang seragam olahraga,

bagaimana lucunya dua buah ucapan terima kasih Jihoon yang entah mengapa terdengar gugup setelah ia mengganti pakaiannya --dimana yang satu untuk pakaiannya, dan yang satu lagi untuk pertolongan Soonyoung di hari mengerikan itu.. yang belum sempat terucap olehnya saat mereka berada di rumah sakit,

bagaimana mungilnya tubuh si manis itu ketika mengenakan barang miliknya,

serta bagaimana menggemaskannya wajah sebal Jihoon saat keceplosan bercerita mengenai harinya yang akhir-akhir ini buruk lantaran di rundung, kala mereka memutuskan untuk membolos hari itu.

Soonyoung sedikit bersyukur diberi kesempatan di saat-saat yang tidak terduga seperti itu.
Meski sikap Jihoon tetap seacuh dan sedingin biasanya, Soonyoung benar-benar menikmati waktunya bersama Jihoon.
Terlebih begitu menyadari bahwa tidak ada sedikitpun yang berubah dari lelaki itu setelah nyaris 3 minggu mereka tidak bertegur sapa. Jihoon masih Jihoon yang sama dengan yang terakhir kali ia temui.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang