Sembilan

1.9K 308 22
                                    

Hari demi hari terlewati begitu saja..

Tanpa sadar seminggu telah berlalu sejak penemuan mayat tanpa bola mata di kolam yang ada di area terbelakang di Hanyoung Highschool.

Media berita semakin gencar memberitakan berbagai hal terkait peristiwa itu, mulai dari menduga-duga identitas pelakunya hingga menelisik bagaimana kepribadian dan keseharian korban di sekolah hingga peristiwa mengerikan itu terjadi padanya.

Selama seminggu itu pula Jihoon dan Soonyoung kembali ke rutinitas mereka semula.
Kembali menjadi sosok asing seperti sebelum mereka saling mengenal satu sama lain.. bahkan ketika Soonyoung telah mengetahui rahasia unik Jihoon yang membuat ia kepikiran nyaris seminggu penuh.

Karena mungkin memang itulah hal yang paling tepat untuk dilakukan menurut keduanya, sebab baik Soonyoung maupun Jihoon sama-sama tidak menginginkan hal yang dialami Jihoon tempo hari kembali terulang dan membuat hidup lelaki manis itu menjadi lebih sulit.

Pun perihal kasus yang menimpa siswa bernama Kim Sooha dan melibatkan keduanya sebagai saksi hidup yang memilih diam,
mereka.. benar-benar memutuskan untuk bermain aman, tidak berani buka suara untuk terlibat lebih dalam dengan sosok Yoo Seohwan.

Apalagi tidak ada yang menjamin mereka akan baik-baik saja jika ikut campur dalam kasus yang bahkan tidak menemui titik terang sama sekali itu.. seolah pelaku memang mempersiapkan rencananya dengan sangat matang hingga ia lihai menghilangkan jejak dan menyamarkan diri, kemudian berbaur dengan santainya seolah bukan dialah yang menyebabkan kegemparan minggu lalu..

..juga hari ini.

Sebuah tubuh tak bernyawa kembali ditemukan di Hanyoung, kali ini bukan di kolam belakang sekolah atau area di sekitar sana yang jarang dikunjungi orang.. melainkan di sebuah toilet di gedung utama sekolah, lantai satu.

Sama seperti sebelumnya.. mayat tersebut kehilangan kedua organ penglihatannya dan terdapat ukiran berdarah di lengannya yang berbunyi 'dul'.

Satu hal yang berbeda yaitu, korban tewas akibat dicekik, bukan karena buluh darahnya di sayat seperti mayat yang ditemukan di kolam belakang sekolah.

*

Jihoon berdoa di setiap langkah yang ia lakukan menuju ruang guru.
Tidak tahu mengapa dari sekian banyak siswa di kelasnya, dirinya diminta oleh wali kelasnya yang tak lain adalah Yoo Ssaem, untuk menemui beliau di ruang guru sepulang sekolah..
Itulah yang ia dengar dari si ketua kelas tadi, ketika menghampiri dirinya--yang tengah membereskan alat tulis--dengan enggan.

Setelah menghirup dan melepas udara secara berkala guna menenangkan diri, Jihoon memasuki ruang guru yang untungnya- sungguh, Jihoon bahkan ingin bersujud di hadapan patung Buddha untuk mengucap syukur- masih dihuni oleh beberapa orang guru lain selain pria gila satu itu.

Sambil mati-matian menyembunyikan rasa takutnya.. Jihoon menghampiri meja kerja Yoo Ssaem.
Lelaki itu tampak fokus menulis sesuatu di dokumen-dokumen yang bertumpuk di atas mejanya, Jihoon tidak tahu kertas penting apa itu dan tidak akan mau tahu.

"Permisi.. Ssaem?"

Sepasang tangan kokoh itu berhenti bergerak, -dimana yang satu tadinya sibuk menulis sedangkan yang satu lagi membolak-balikkan kertas--wajah pemiliknya terangkat dan berubah ramah begitu menyadari kehadiran seorang siswa yang sedari tadi ia tunggu.

"Lee Jihoon Haksaeng.. matjyeo?"

Jihoon yang memang sengaja menghindari tatapan Gurunya hanya mengangguk dengan pandangan yang mengarah ke bawah, takut pemikiran Yoo Ssaem mempengaruhi pembawaannya yang hanya akan mengundang curiga sosok mengerikan di depan sana.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang