Satu

3.5K 376 25
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring tepat beberapa saat setelah Park Saem menutup pembelajarannya hari ini.

Disaat siswa lain sibuk menghampiri temannya untuk sekedar bercengkerama sebelum kemudian ke kantin bersama, Jihoon malah mengambil sebotol susu pisang, sebuah kimbab segitiga, dan juga tentunya headphone dari dalam tasnya, kemudian beranjak dari kelas itu segera.

Namun, langkahnya terhenti di depan pintu kelas karena seseorang menghalangi jalannya.
"Ck. Minggir.
Kau tak lihat aku mau lewat?"
Perkataan lantang itu hanya di balas Jihoon dengan bola mata memutar kesal,
Harusnya itu kalimatku

Tapi lelaki itu segera mendorong kuat bahu Jihoon hingga ia terpental ke belakang, nyaris terjatuh.

Jihoon tidak mau repot-repot membalas tindakan teman sekelasnya itu karena ia sadar hal itu hanya akan semakin menempatkannya dalam posisi sulit. Apalagi beberapa saat kemudian dirinya mendengar sesuatu dengan sangat jelas,

Cih. Jika bukan karena kasihan aku pasti sudah menghabisi anak yatim piatu ini!

Jihoon memalingkan wajahnya segera, mengalihkan matanya dari pandangan penuh cemoohan itu sebelum kemudian berlari keluar kelas.

Namja manis bermarga Lee itu menghentak-hentakkan kakinya kesal sembari menaiki tangga menuju rooftop.

Aku juga sama sekali tidak mau menjadi yatim piatu asal kau tahu,
omelnya dalam hati.

Perkataan itu tentu sangat menyakitinya, tapi ini bukan pertama kalinya bagi Jihoon untuk mendengar suara hati menyebalkan penuh rasa kasihan dari seseorang,
sehingga ia -sedikit banyaknya- telah terbiasa.

Tapi tetap saja semua itu menyebalkan.

Sambil menyalurkan emosinya,
Jihoon membuka pintu menuju rooftop dengan tendangan menggunakan kaki mungilnya.
Menimbulkan bunyi yang sangat keras dan mengagetkan sosok yang tengah merokok disana, di antara tumpukan meja usang.

"Yaish.. kau mengagetkanku"
Seru orang itu sambil menghembuskan asap dari mulutnya.
Wajahnya terlihat kesal karena merasa terganggu.

Jihoon berdecak pelan,
ia mengenal orang itu.

Kwon Soonyoung, si berandal anak konglomerat yang sangat di segani oleh semua kalangan di sekolah ini termasuk Ahjumma kafetaria..
tentu saja hal itu karena orang tuanya adalah ketua komite di sekolah ini.

Jihoon baru saja akan mengundurkan diri dari sana,
begitu ia menyadari ada sesuatu yang aneh.

Ia sangat yakin tatapan mereka barusan bertemu, tapi kenapa?

Kenapa tidak terdengar apapun?

Apa si tengil ini bahkan tidak memiliki pemikiran apapun di kepalanya?

Mengandalkan pertanyaan itu Jihoon masih betah memandangi Soonyoung,
sementara yang di pandang hanya mengerjap bingung kemudian menoleh ke arah rokok yang berada di sela-sela jarinya.

"Heh. Ekspresimu cukup berlebihan untuk ukuran seseorang yang memergoki siswa paling nakal tengah merokok di lingkungan sekolah.
Kau tidak mungkin tidak mengenalku bukan?"

Jihoon berkedip sekali, sadar bahwa ia benar-benar tak bisa sedikitpun membaca pikiran Soonyoung.
Kenapa? Ada apa dengan dirinya?

Ah sebelum memikirkan itu ia harus kabur dari sini,
Jihoon benar-benar tidak ingin bermasalah dengan makhluk satu itu.

Akan sangat merepotkan.

Bisa-bisa ia di keluarkan dari sekolah.

"Mian"
Jihoon berucap sekilas lalu membalikkan badannya untuk segera kabur.

Let Me Hear You Say | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang