16 : New Room

1.4K 198 17
                                    


Happy Reading!!!

__________________________


Aku akan selalu percaya dia tidak akan menyakitiku.








Hari ini Winter bertemu dengan Giselle, Winter berfikir untuk mencari pekerjaan mungkin saja Giselle mengetahui dimana dia bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya. Sempat berfikir untuk meminta maaf pada Ibunya namun dia tidak ingin jika harus melepaskan Karina. Cinta membuatnya menjadi pribadi yang lain, sikap penurut dan patuhnya lenyap begitu saja. Mungkin memang benar cinta itu membuat siapapun buta.

Winter pergi menuju asrama Giselle, gadis itu bilang dia tidak akan kemana mana karena sedang tidak enak badan. Winter mengetuk pintu kamar itu, perlahan pintu terbuka menunjukan wajah cantik dari gadis yang menempati kamar ini. Saat masuk Winter mengernyitkan dahi melihat seseorang yang sedang berbaring di atas ranjang sudut yang lain. Orang itu menoleh, dan menunjukkan senyum khasnya.


"Winter? Right? " tanyanya setelah mendudukan diri diatas ranjang. Winter tersenyum kemudian mengangguk. "Ya... Somi, senang bertemu denganmu lagi" ucap Winter. Somi tertawa mendengar bahasa Winter yang begitu formal padanya.

"Tidak usah terlalu formal padaku... By the way aku akan memberi kalian waktu" ucapnya kemudian beranjak pergi, Winter tersenyum saat Somi mulai keluar dan menutup pintu, Giselle mengambil duduk di atas bangku sandar disana disusuk Winter. Ruang kamar Giselle dan Somi lebih besar dari ruang kamar Winter dan Ryujin. Entahlah padahal mereka berada di gedung yang sama, Giselle membuka kaleng soda disana dan memberikan kepada Winter.

"So, apa yang membuatmu datang kesini Winter?" tanya Giselle setelah meneguk sedikit soda itu. Winter sedikit meremar kaleng soda dingin itu ditangannya. "Aku butuh pekerjaan, something like a part time maybe" Giselle mengernyitkan dahinya bingung.

"Kau ingin bekerja?" tanyanya Winter hanya mengangguk kecil. "Tapi untuk apa? Bukankah ibumu selalu mengirimkanmu uang?" Winter menghela nafas lelah.


"Ya, itu sebelum dia berhenti mengirimkanku uang"


"Apa yang terjadi?" tanya Giselle, Winter meneguk sedikit soda itu. "Ibuku marah jika aku memiliki hungungan dengan Karina, dia menyuruhku untuk memutuskan Karina. Namun aku tidak mau, dan akhirnya dia marah dan tidak akan mengirimkan aku uang untuk keperluan sekolah." Giselle mengangguk mengerti.


"Dia berhenti mengirimimu uang karena Karina? Aku sedikit khawatir padamu Winter" jawab Giselle wajahnya sudah menunjukan keseriusan. Winter menatap bingung pada Giselle disana, terlihat Giselle mulai menegakkan tubuhnya. "Karina itu sangat rumit, kau tau?"

"Iya aku tau.. Tapi dia berbeda saat bersamaku" Giselle menghembuskan nafasnya kemudian meneguk sedikit soda itu "Berhati-hatilah" ucapnya, Winter tidak menjawab dia meneguk kembali soda itu.

"Aku akan mengabarimu jika ada yang mencari pekerjaan" ucap Giselle, Winter mengangguk dan tersenyum mengucapkan terimakasih. Taklama ponsel Winter bergetae, terlihat pesan masuk dari Karina disana.

AFTER : WINRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang