28 : Hospital

2.5K 193 24
                                    


Happy Reading!!!

_______________________

"disaat aku dengan sepenuh hati mengucapkan kata cinta, kau hanya menganggapnya sebagai bualan semata, benar begitu? Jawab aku!"








"Kau tidak perlu menelfon ibuku Ningning" ucap Winter, Ningning memutar bola matanya jengah.

"itu agar dia tau batapa nakalnya dirimu Winter" ucap Ningning asal yang kemudian mendapat pukulan di perutnya oleh Winter.

"Ibu ku pasti sangat panik. Kau benar benar ingin di hajar Ningning"

"Aku sudah bilang padanya untuk tidak panik, hanya kecelakaan kecil kaki mu terkilir dan dia akan segera sampai" ucap Ningning santai namun dia mendapatkan sedikit pukulan di dahinya.

"Aww..."

"Winter? Are you ok?" Ibu Winter langsung masuk memeriksa keadaan putrinya di atas blankar. Winter meringis pelan saat ibunya tak sengaja menyentuk kakinya.

"Aku baik baik saja bu, hanya terjatuh dari sepatu roda. Ningning terlalu membesarkan nya" ucap Winter sambil sedikti melirik Ningning kesal.

"Yhaaaa itu bukan membesar besarkan, keselamatan mu itu tanggung jawabku, jadi aku harus memberitahukannya kepada ibu mu" Winter akan menjawab namun Ibunya lebih dullu menghentikan perdebatan mereka.

"Sudahlah yang penting kau masih bernafas Winter, aku akan membeli sesuatu, tunggu disini jangan kemana mana" ujar Ningning. "Tidak usah aku akan ma-"

"Hey siapa bilang akuakan membelimakan untuk mu?" ucap Ningning sontak membuat Winter menatapnya tajam.

"Pergi kau dari sini.. menyebalkan sekali" ucap Winter sambil bersiap untuk melempar bantal yang berada di belakang tubuhnya namun Ningning segera keluar fan menutup rapat pintu itu.

Winter mendengus kesal dengan jawaban Ningning. "Saat dia kembali nanti aku akan tendang bookongnya itu." Tak lama pintu terbuka terlihat Ibu Winter disana dengan wajah sedikit kesal.

"Ada apa bu?" tanya Winter, Ibu Winter menghela nafas sebentar namun perhatian Winter jatuh pada sosok yang berada di belakang Ibunya itu. Tubuhnya menegangf, melihat orang itu. Ibunya mengerti jika anaknya merasa terkejut melihat kedatangan orang di belakangnya ini, sesuai dengan prediksinya.

"Karina kurasa kau harus pergi melihat dari respon anakku padamu, dia merasa terganggu. Jadi sesuai kesepakatan, kau harus--" ucapan Ibu Winter teputus karena Karina dan Winter membuka suaranya.

"Tap.."

"Tidak bu, tolong biarkan kami berdua" ucapan Winter membuat Ibunya menghembuskan nafasnya. Lalu memutar tubuhnya menghadap Karina. "Jangan buat anak ku menangis, mengerti?" ucapnya, seperti sebuah peringatan kepada gadis itu. Karina mengangguk lalu mengucapkan terimakasih pada Ibu Winter yang berlalu dan menutup pintu dan membiarkan Winter dan Karina berbicara di dalam.

Hening belum ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan sampai akhirnya Karina mendekat. "Tidak." Winter menghentikan langkah Karina "Tetap di situ" ucapnya lagi.

"Minjeong.." lirihan itu keluar dari mulut Karina yang menatap sendu Winter. "Aku benar benar minta maaf, maafkan juga perbuatan Yeji dan yang lain. Mereka hanya bersenang senang dengan cara yang bodoh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFTER : WINRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang