19 : Get Cought

1.4K 169 8
                                    


Happy Reading!!!

_______________________


"Tidak usah melakukan hal aneh, kau memiliki ku apa itu tidak cukup?"








Karina dan Winter sedang dalam perjalanan pulang, didalam mobil tangan Karina selalu menggenggam tangan Winter, sesekali diusapnya pelan.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka telah tiba di rumah, namun belum ada satupun dari mereka yang berinisiratif turun lebih dulu. Winter menoleh pada Karina, sama halnya dengan Winter, Karina pun menoleh. Mereka tidak berbicara hanya saja sorot mata mereka mengatakan sesuatu. Winter mendekatkan wajahnya pada Karina disambut dengan ciuman hangat yang Karina berikan.

Ciuman itu berubah menjadi sangat intens bahkan sekarang Winter sudah berpindahh duduk di atas paha Karina tanpa melepas ciuman mereka. Cukup lama, hingga Winter melepas ciumannya. Dia menatap Karina dalam yang sedang mengelus rambut dan wajahnya pelan. "Aku ingin berterimakasih untuk malam ini" ucap Karina, Winter hanya mengangguk lengannya berada melingkar di leher gadis Yoo itu.



"Aku mencintaimu Karina" ucapnya lalu menaruh wajahnya di ceruk leher Karina. Karina mengusap pelan punggung Winter sesekali mengecup pelan. "Kita harus turun Winter"







---





Semenjak hari pernikahan rektor Yoo, Karina menjadi semakin pendiam, entahlah Winter sudah berkali-kali bertanya namun gadis itu selalu menyangkal jika dia baik baik saja. Winter hanya bisa diam jika Karina mulai mengalihkan pembicaraan.


Winter mencepol rambutnya asal, kemudian dia berjalan menuju sofa disana bersiap untuk mengerjakan tugas yang naasnya harus dikumpulkan besok.

Karina keluar dari bahtroom dengan baju rapih menimbulkan tanya dibenak Winter. "Aku keluar sebentar" ucap Karina lalu mengambil kunci mobil disana. Winter berdiri dari duduknya berniat memanggil Karina namun ponsel gadis itu berbunyi menandakan telfon masuk. Sebelum menutup pintu Karina melambai pada Winter.

"Aku akan lama, tidak perlu menungguku" pintu pun tertutup sebelum Winter mengucapkan kalimat yang sudah menggantung di ujung lidahnya.

Dia berdesis pelan, lalu kembali mengerjakan tugas itu. Tubuhnya mengerjakan tugas namun pikirannya tertuju pada Karina. Kemana gadis itu pergi, dengan siapa dia pergi. Asumsi negatif mulai bermunculan di kepalanya, membuatnya tidak fokus. Winter mengambil ponselnya mengetikkan pesan pada Karina.

AFTER : WINRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang