26 : So Sorry

1.2K 170 6
                                    


Happy Reading!!!

______________________


Memang tidak ada lagi yang bisa mengerti dirimu kecuali keluargamu




Aku kembali kedalam rumah dengan baju yang basah kuyup. Tanpa pikir panjang segera aku kemasi barang-barang ku, aku ingin segera ku kemasi barang barangku, aku ingin pulang. Setelah itu aku mengambil pakaian ganti dan segera masuk ke dalam bathroom. Setelah aku keluar dari bathroom segera aku meraih tasku.

Saat kubalikan tubuhku, kulihat Karina di ambang pintu dengan pakaian yang basah sepertiku tadi. "Kau mau kemana?" tanyanya. Aku segera menggendong tasku, dia mendekar saat dia akan menyentuhku aku memundurkan sedikit tubuhku.

"Kau akan pergi kemana?" tanyanya lagi. Kutatap wajahnya, selalu tidak memberikan ekspresi apapun, aku tersenyum kecut. "Bukan urusanmu" Aku mendorong tubuh Karina untuk memberikan ruang agar bisa pergi dari sini. Dia mencekal tanganku membuat langkahku terhenti.

"Aku akan mengantarmu" ucapnya, ku tepis kasar tangannya di lenganku. "Tidak usah berpura pura peduli padaku, urus saja teman temanmu itu"

" Kau masih tidak mempercayaiku? Aku mencintaimu Winter, aku tidak mungkin melakukan itu padamu" ucapnya, aku mendekat padanya. Sial, air mataku kembali membendung di pelupuk mata ini.

"Tidak mungkin? Kau sudah melakukannya Karina. Terimakasih atas luka yang kau torehkan di hatiku. Kau berhasil, kau berhasil mematahkan aku" ucapku, lalu segera pergi dari sini. Karina kembali mencekal tanganku. Ku tatap matanya tajam, mencoba mengekspresikan ketidaksukaanku padanya.

"Lepaskan tanganmu" dia masih enggan melepaskannya, "lepaskan atau aku akan membencimu. Jangan mengejarku atau aku akan membencimu, jangan muncul di hadapanku atau aku akan sangat membencimu"

"Perlahan namun pasti Karina melepaskan tangannya pada lenganku. Aku pun segera pergi dari rumah ini meninggalkan Karina. Aku mendengar dia memanggil namaku, namun aku masih terus berjalan. Hujan sudah berhenti namun air mataku masih terus memaksa keluar, merembes membasahi kedua pipiku. Aku ingin pulang.



WINTER POV END




Karina berjalan tergesa gesa masuk ke dalam bar itu. Dia berjalan mendekat kepada beberapa orang yang sedang berkumpul disana. Sekali hentakan Karina mengambul ponsel yang ada di aras meja itu dan membantingnya ke lantai.

"KARINAA!?" pekik pemilik ponsel itu. Semua yang ada di situ terkejut menatap keduanya. "Apa yang kau lakukan hah!?" tanyanya. Salah satu di antara mereka berusaha menenangkan pemilik ponsel itu.


"Sudah puas kau? Membuar Winter pergi meninggalkanku?" desis Karina tajam. Orang itu tersenyum sinis, lalu mendekat pada Karina mengusap pekan bahunya.

"Jadi anak polos itu sudah meninggalkanmu? bagaimana jika kita bersenang senang? Bukan kah rencana mu berhasil Karina, mari kita rayakan" ucap orang itu. Karina sedikit menyentakan tangan orang itu membuatnya sedikit terkejut.

Dengan pasti Karina mendekatkan wajahnya pada wajah orang itu, dia tersenyum kecil saat melihat orang itu memejamkan matanya. "Merayakan? Apakah kesedihan orang lain merupakan kesenangan untukmu? Rendah sekali hidupmu Yeji" ucap Karina saat wajahnya dan wajah Yeji tinggal berjarak 1 cm lagi. Karina kemudian menjauhkan wajahnya dan menatap tajam pada semua yang ada disana.

AFTER : WINRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang