21 : Promise Me

1.3K 187 9
                                    

Happy Reading!!!

___________________________

Entah mengapa rasa takut ku muncul begitu saja. Kumohon berjanji lah untuk menenangkan hatiku.



Karina berenang mendekat pada Winter yang sedang duduk di atas dramaga itu sambil membaca novel yang dia bawa dengan kaki yang di biarkan menggantung menyentuh air dingin danau ini. Karina meraih kaki Winter membuat Winter mengalihkan pandangan padanya, Karina sedikit menengadah wajahnya terlihat bingung namun dia menyamarkannya dengan raut datarnya itu.

"Ada apa?" Winter menaruh novel itu sambil mengusap kepala Karina dengan tangan yang lain.

"Masuklah bersamaku" pintanya sambil sesekali mengecup kaku Winter. Winter memang hanya menggunakan t-shirt panjang dan hotpans saat ini. "Aku tidak bawa baju ganti Rin" ucap Winter.

"Kau bisa pakai kaosku. Aku membawa jaket tadi" Karina mulai bersiap menarik Winter masuk ke dalam air. Winter menggeleng lalu mulai berpegang pada bahu Karina dan bergabung dengannya kedalam air.

Nafas tertahan saat air mulai menyentuh kulitnya. Karina tersenyum melihat tubuh Karina yang mulai basah terendam air, perlahan dia mulai melepaskam Winter yang akan bergerak untuk lebih membasahi dirinya.

"Kau tau Karina?" Karina menatap intens Winter yang sedang berenang kearahnya. "Aku tidak pernah menyesal dengan jalan yang aku pilih." ucapnya.

"Kenapa?" tanyanya. Winter sedikit memutar tubuhnya. "Karena aku yakin, jalan yang ku pilih pasti akan menuntunku menuju sebuah hasil yang tidak pernah aku bayangkan sebelimnya." Karina mendekat menarik pinggang Winter untuk lebih dekat dengannya.

"Apa kau menyesal mengambil jalan bersamaku?" tanyanya dengan menatap dalam sorot mata Winter. Winter menggeleng sambil mengalungkan lengannya pada leher Karina. "Tidak, aku sudah pernah mengatakan hal ini padamu. Aku tidak meyesal berjalan berjalan bersamamu, kau milikku dan aku milikmu. Kita memiliku tujuan yang sama bukan?" Karina tidak menjawab melainkan dia mendekatkan wajahnya pada wajah Winter, menciumnya perlahan.

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Winter, Karina menatap manik mata Winter dalam. "Aku sedang merangkai kalimat yang akan keluar dari mulutku untuk menjelaskan tentang malam itu" ucapnya. Winter memijat kening Karina.

"Katakanlah jika kau siap." ucapnya. Karina mengangkat tubuh Winter sedikit ke atas membuat Winter harus bertumpu pada bahunya. "Kau harus percaya pada apapun yang aku katakan, aku tidak akan berbohong sedikit pun padamu" ucapnya. Winter megangguk.

"Sejak kapan aku bilang aku tidak mempercayaimu?" pertanyaan Winter membuat Karina bungkam. Akhirnya dengan satu tarikan nafas Karina membuka suaranya, menjelaskan kejadian malam itu pada Winter.

"Kami hanya berkumpul saat itu, seperti biasa berpersta dengan api unggun. Namun entah dari mana Sam datang ke arah kami, dia tiba-tiba menyerang Yuna, dia merasa Yuna telah mengganggu kekasihnya, alasan ke kanak-kanakan bukan? aku dan Chaeryeong mencoba memisahkan mereka. Sepertinya ada yang melihat pertengkaran kami dan memanggil polisi, tak lama polisi datang, Sam dan yang lain berhasil pergi sedangkan kami tertangkap oleh polisi.

Dan sialnya ternyata Sam membawa sebungkus ganja yang terjatuh saat menyerang Yuna, mengapa aku yakin itu milik Sam, karena Sam merupakan bandar narkoba di kampus ini. Polisi sempat mengintrogasi kami disana dan aku benar benar tidak melakukannya Winter. Kau percaya padaku bukan? Aku tidak mungkin menggunakan barang haram itu."

Winter menatap dalam sorot mata Karina yang menatapnya sendu, mencoba meyakinkan Winter atas semua yang dia katakan, Winter menaruh wajahnya pada ceruk leher Karina, memeluk tubuh itu erat. Karina membalas pelukan itu dan tersenyum kecil sambil mengecup pelan kepala Winter. "Terimakasih telah percaya padaku" bisiknya di telinga Winter. Mareka kembali melanjutkan berenang sampai matahari bersiap untuk turun ke peraduannya.









---





"Buka mulut mu" Karina menyuapkan anggur kedalam mulut Winter yang sedang mengerjakan tugasnya. Kemudian dia mengambil lagi dan mengisyaratkan Winter untuk membuka mulutnya kembali.

"Di mulutku masih ada" ucapnya, sambil mengunyah kembali. Winter kembali fokus pada lembaran kertas di depannya. Karina menepuk bahu Winter membuat Winter menoleh kebelakang, Winter tertawa melihat Karina memajukan bibirnya dengan menjepit anggur itu di bibirnya.

"Apa yang-" ucapan Winter terpotong saat Karina mendekatkan wajahnya, Winter tersenyum singkat. "Apa harus dengan cara seperti ini" kekehnya lalu dia membuka mulutnya dan menerima suapan anggur itu dari bibir Karina.

Karina menatap Winter yang sedang mengunyah anggur itu sambil sedikit tersenyum. "Mwo?" tanya Winter saat anggur itu sudah habis ditelannya. Karina menggeleng pelan lalu mengambil anggur untuk dirinya. Winter kembali pada kertas itu, sampai Karina memeluknya dari belakang, menaruh wajahnya tepat pada tengkuk Winter, mengendusnya pelan membuat Winter merasa sedikit terganggu.

"Hentikan Rin, kau membuatku geli" ucap Winter, namun Karina enggan menghentikan kegiatannya. Bahkan dia mulai menyingkirkan rambut Winter ke depan, membuatnya dengan mudah untuk mengecup tengkuk Winter.

"Winter..." bisik Karina di telinganya dengan sedikit kecupan disana. Winter membalik tubuhnya menghadap Karina sehingga membuatnya berhenti.

"Kau membuat ku tidak fokus untuk mengerjakan tugas jika kau seperti itu terus" ucap Winter, Karina menangkup kedua pipi Winter. "Hentikan kegiatan mu, aku ingin bersama denganmu"

Winter meepas tangan Karina yang menangkup wajahnya. Lalu tertawa kecil, dia berdiri dari duduknya, kemudian kembali duduk di pangkuan Karina. Karina menunjukan smirknya saat Winter mendudukan diri di pangkuannya. Terlihat Winter mengigit bibir bawahnya dan tersenyum nakal padanya.

"Kau selalu bersamaku, kapan pun dan dimanapun Karina" ucap Winter, Karina menarik Winter agar lebih mendekat padanya. "Itu tidak cukup Winter" kemudian Karina mulai mencium bibir Winter, sesekali meremas pinggangnya membuat Winter sedikit meringis kecil. Mereka saling bertukar saliva satu sama lain. Dirasa pasokan udara menipis Winter melepas pangutan itu.

Napas keduanya memburu, Winter memejamkan matanya saat Karina menyentuh wajahnya dengan sebelah tangannya. "Kau sangat cantik Winter" ucapnya kemudian menempelkan wajahnya pada leher Winter. Menghirup dalam aroma tubuh Winter yang sudah sangat di hafalnya.

"Karina..." panggil Winter, Karina mengangkat jawahnya melihat Winter yang menatapnya sangat dalam. "Ya?" Winter mengalungkan lengannya pada leher Karina, menempelkan kening mereka.

"Jangan tinggalkan aku" bisiknya tepat di wajah Karina, Karina sedikit tertegun di mengelus punggung Winter pelan. "Kau satu satunya yang aku miliku" lanjutnya lagi, Karina masih diam, dia belum mengeluarkan satu katapun dari bibirnya. Mata Winter terpeham menikmati usapan lembut di punggungnya.

"Berjanjilah padaku" Dia membuka matanya dan menatap dalam maik mata Karina. Karina menghentikan gerakan tangannya, kemudian menatap Winter balik dengan pandangan sulit di artikan. Karina kembali mencium bibir Winter lembut, membuat Winter ikut terbuai dalam permainannya itu. Cukkup lama akhirnya Karina ikut terbuai dalam permainannya itu. Cukup lama akhirnya Karina melepas ciuman mereka. Terlihat bibir Winter basah karena saliva mereka tercampur disana. Dia kemudian mengusap bibir Winter sambil sedikit tersenyum. Kemudian membuka suaranya, membuat Winter tersenyum senang.







"Aku berjanji"















To be continue


Maaf yaa udah ga pernah up lagii, lagi banyak kerjaan juga di rl mohon di maklumi reader-nim 😆

AFTER : WINRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang