13 : Stupid

1.4K 215 21
                                    

Happy Reading!!

________________________

Aku begitu bodoh, apa yang aku lakukan? Dia pergi and I lost my best friend.

Winter POV

Aku mendudukan diriku di atas ranjang, perasaanku sangat cemas. Bayangan pandangan mata Karina saat melihatku tasi selalu terbayang. Ada apa denganmu Karina, hanya itu yang ku tanyakan dalam pikiranku. Aku melirik Ningning yang tertidur di sampingku.

Dia terlihat sangat damai dalam tidurnya, "Ningning, kenapa perasaanku menjadi seperti ini? Aku menyayangimu tetapi aku seperti tersihir pada orang lain" Aku berkata lirih hanya diriku yang dapat mendengarnya tentu saja, Ningning sedang tertidur.

"Apa aku jatuh cinta padanya? Aku juga tidak tau. Aku seperti menemukan hal baru pada dirinya, yang membuatku tertarik. Maafkan aku, aku tidak bermaksud memiliki rasa seperti ini." Aku masih memonolog untuk diriku sendiri sampai dering ponselku terdengar.

Giselle is calling....

Aku mengernyitkan dahi ada apa Giselle menelon ku malam malam seperti ini. Aku menggeser tomol hijau itu dan menempelkan ponsel itu pada telingaku.

"Winter kau bisa kesini? Aku akan menceritakannya, cepatlak kerumah rektor Yoo"

Aku menatap bingung pada ponsel ku yang sudah terputus sambungannya, haruskah aku kesana? Ada apa dengan Giselle. Aku memastikan Ningning tertidur dengan lelap, setelah itu aku turun secara perlahan dari ranjang mengambil jaket hitamku disana. Tidak akan ada yang melihatku yang memakai piyama tidur dengan jaket karena in pukul 2 pagi.

Aku keluar dari kamar dan segera pergi mengambil sepedaku, dan segera pergi menuju kediaman rektor sekolahku.

Saat sampai di luar rumah itu aku melihat Giselle berdiri nampak menungguku disana. Aku memarkirkan sepedaku dengan rapi disana dan berjalan mendekat pada Giselle. "Terimakasih telah datang"

"Ada apa?" tanyaku, dia nampak bingung lalu mengajakku masuk kedalam rumah.

Hal yang membuatku terkejut adalah kondisi rumah besar ini yang berantakan semua barang pecah disana sini. Aku menatap meminta kejelasan pada Giselle dia nampak menghembuskan nafas lelah.

"Aku tidak mengerti, namun Karina datang dengan di seret beberapa orang suruhan ayahnya, mereka bertengkar hebat dan ku dengar namamu disebut oleh Karina. Dia mengamuk dan membanting semuanya, ibuku melerai mereka dan membawa ayahnya untuk menenangkannya" Aku terkejut namun aku mencoba setenang mungkin, ada apa sebenarnya mengapa namaku ikut disebutkan disana.

"Aku memintami untuk menenangkan Karina, kau bisa Winter? Ini permintaan ibuku. Dia tidak ingin mendengarkan aku atau ibuku. Dia sedang berada ditepi kolam renang setelah mengambil beberapa minuman alkohol disana." Aku mengangguk lalu menghampiri Karina di dekat kolam renang. Dan benar saja dia sedang duduk di kursi santai dengan sebotol minuman beralkohol ditangannya. Kulihat dia memang sedikit kacau, tidak bukan sedikit namun sangat kacau.

Bahkan di sudut bibirnya terdapat luka, dia masih memakai jaket saat kami bertemu di acara api unggun itu. Aku berjalan mendekat. "Hei" sapaku.

Kulihat dia menoleh dengan wajah yang sedikit memerah, apa dia mabuk? "Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya/

"Aku khawatir padamu" ucapku, kulihat dia berdecih pelan mencoba menggoyangkan botol besar itu. "Khawatir padaku? Apa yang harus di khawatirkan. Aku baik-baik saja." ucapnya tenang, lalu dia menatapku tajam.

AFTER : WINRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang