10 : Be a Friend?

1.6K 243 9
                                    

Happy Reading!!!

_______________________

Tidak salah bukan jika aku mencoba berteman dengannya? Aku rasa dia menyenangkan.

Winter POV

Hari berikutnya aku jalani dengan tenang, aku membuang jauh semua pikiran kotor tentang itu. Bahkan aku semakin menghindar dari Karina, gadis itu benar-benar mencari perhatian ku dengan caranya yang membuatku semakin kesal. Kadang aku berusaha untuk tidak menanggapinya namun dia semakin menjadi, beruntung Giselle selalu berada disampingku. Dia yang paling peka terhadap kehadiran Karina. Kami sering bertemu dikelas sastra, namun aku tidak peduli dimana dia sering mencoba menyangkal semua pendapatku di hadapan dosen. Aku tidak pedulu, namun terkadang aku yang seperti ini merasa bukan diriku.

Ningning mengetahui semuanya, setiap hari kami selalu bertukar kabar atau terkadang facetime dimalam hari. Kadang Ryujin ikut bergabung denganku sekedar menyapa Ningning disana, hanya sebentar kemudian dia harus pergi menuju kamar Lia. Aku bertanya kepada Ningning mengenai hal yang aku lihat malam itu. Dia hanya menjawab.

"Bukan aku tidak ingin, aku hanya ingin menjagamu bukan merusakmu. Jika kau tanya apa aku ingin? Tentu. Namun aku menahannya aku tidak ingin kau membenciku karena aku memaksamu melakukannya."

Aku hanya diam tak merespon ucapannya, berpikir tentang apa yang diucapkan Ningning itu benar adanya. Bisa saja setelah aku melakukan itu kami berpisah bukan? Bagian terburuknya bagaimana jika aku... Ah sudahlah ini semakin buruk jika dipikirkan. Lebih baik aku mencari Giselle untuk menemaniku minum kopi di Caffe depan. Aku mengambil ponselku dan ku cari nomor yang bertulisnkan Giselle.

"Ya?" sapanya di ujung sana.

"Kau dimana? Temani aku minum di Caffe biasa, sepertinya aku butuh menyegarkan diri" terdengar dia nampak berdesah lemah.

"Sorry Winter, aku masih ada kelas Ilmu sejarah. Aku akan menyusulmu" ucapnya, baiklah sepertinya aku harus minum sendiri.

"Baiklah, datang jika kau sempat. Bye" Aku menutup sambungan telfon itu lalu berjalan menuju Caffe, aku tidak membawa sepeda kesayanganku itu karena malas. Lebih baik aku menikmati perjalanan dengan jalan kaki, lagi pula itu tidak jauh.

Setelah berjalan sekitar 10 menit akhirnya aku sampai di Caffe ini. Aku mendekat pada bartender disana untuk memesan segelas kopi.

"Excuse me, can I get small coffee please?" barista itu mengangguk dan segera membuatkan segelas kopi untukku. Aku mengedarkan pandanganku suasana Caffe saat ini cukup ramai, bahkan ada yang sedang bernyanyi di ujung sana. Pandanganku jatuh pada seorang gadis yang sedang terduduk di sana dengan sebuah buku di tangannya. 'Sedang apa dia disini?'

"Silahkan" barista itu mengalihkan pandangan ku kembali, dengan segera aku membayar dan sepertinya aku akan segera pergi dari sini.

"Terimakasih" ucap ku dan segera pergi, aku merasa gadis itu memperhatikan ku. Entahlah aku tidak nyaman lebih baik aku segera pergi dari sini. Oh sial aku lupa memberi gula pada kopi ini.

Dengan malas aku berjalan mendekati meja yang berisi gula disana dan sialnya itu dekat dengan Karina. 'Calm Winter, biasa saja'

Aku mengambil sebungkus gula putih disana dan menuangkan pada kopi ku. Aku sedikit terlonjat terkejut saat Karina sudah berada di sampingki dan menyapaku.

"Hai" ucapnya, refleks aku membalas sapaannya.

"Hai" sedikit meringgis dalam diri namun aku harus terlihat biasa saja. Pergerakanku menuangkan gula terhenti saat Karina tiba-tiba mengucapkan kalimat itu.

AFTER : WINRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang