Louise telah melihat laki-laki itu, menyaksikan Rita Foster membawanya masuk ke dalam rumah dan berdekatan dengan cara yang tidak wajar. Ia telah mengangkat kamera nikonnya, bersiap untuk mengambil gambar mereka sebelum Rita menurunkan tirai-tirai panjang itu, menghalangi Louise dari pemandangannya ke dalam rumah.
“Sialan.”
Louise mondar-mandir sepanjang hari di depan jendela kamarnya. Ia menahan keinginannya untuk buang air kecil karena khawatir jika Louise melewatkan sesuatu. Namun setelah berjam-jam, tidak ada hal yang terjadi di sana, rumah itu masih sekosong dan sehening kelihatannya. Air di kolam renang bergerak dengan tenang, daun-daun kering menggenang di atasnya, kolam itu nyaris tak tersentuh seperti biasanya. Saat itu pukul sepuluh pagi. Rita Foster seharusnya keluar untuk membersihkan kolam, itu adalah waktu yang selalu dipilihnya untuk berenang atau berjemur di bawah sinar matahari. Kali ini, Louise tidak melihatnya.
Kemudian pada hari berikutnya, Louise menyaksikan hal yang sama. Laki-laki yang sama mengunjungi Rita, bergerak mengendap-endap di belakang semak-semak tinggi dan menghilang di balik pintu dapur. Louise terhenyak saat menyaksikan Rita mencium laki-laki itu. Ia lupa untuk mengangkat kameranya. Akibatnya, Louise hanya mendapat gambar yang kabur sebelum pasangan itu menghilang di dapur. Rita terlihat berkeliaran di sana beberapa hari terakhir, dan pria yang sama, berdiri di hadapannya. Mereka tampak sedang mengobrol atau berbagi segelas alkohol, namun itu adalah percakapan yang terasa janggal.
Keanehan terjadi pada hari-hari berikunya, tepat ketika Louise menyaksikan dua pasangan itu menari-nari di ruang tengah tanpa busana. Tubuhnya saling bertaut, keduanya berpelukan, mereka menggerak-gerakkan tubuhnya dengan liar. Ketika itu Louise berpikir bahwa ia sedang mabuk, bahwa apa yang dilihatnya hanyalah manifestasi palsu dari pikirannya. Dr. John mengatakan hal itu: Louise tidak dapat membedakan khayalan dan apa yang benar-benar terjadi saat sedang mabuk. Namun ia tidak meneguk alkohol barang setetespun sejak pagi tadi, dan Louise menyaksikannya dengan kedua mata terbuka lebar. Gambar yang diambilnya pada kamera itu menjadi bukti nyata. Barulah Louise pada kesimpulan akhir bahwa Rita Foster berselingkuh. Wanita itu, untuk alasan yang tidak dapat ia mengerti, telah berselingkuh dari Jimmy Foster.
Louise menurunkan kameranya, tergesa-gesa ketika menutup tirai jendela kamarnya dan berbalik pergi. Ia menghabiskan waktu selama hampir satu jam untuk berendam. Ia berhasil mengabaikan hawa dingin yang merayap di atas kulitnya, membiarkan air di bathup membuat jari-jarinya mengeriput dan kulitnya pucat. Louise bisa duduk disana selama berjam-jam. Alkohol yang ditelannya nyatanya mampu membuat tubuhnya mati rasa. Kini seisi pikirannya kosong, kecuali bayangan tentang Rita yang berdiri di belakang kaca-kaca tinggi itu dan bercumbu dengan pria yang berbeda – pria yang tampak asing untuknya.
Louise membiarkan angin dingin menyapu wajahnya, mengeringkan rambut pirangnya. Ia telah berdiri di depan kaca, menatap lingkaran hitam di bawah matanya, wajahnya yang pucat dan bintik-bintik memerah di sekitar rahangnya. Tampilan itu membuat Louise kacau. Ia tidak akan menyalahkan Ally tentang pendapatnya. Louise memang harus berkaca. Ia melakukan sesuatu yang kacau pada hidupnya, ia mendesain versi lain dirinya. Versi yang tidak pernah dikenalinya. Rita Foster juga melakukannya. Wanita itu mempertaruhkan segala yang dimilikinya untuk satu keputusan itu. Bagaimana Jim akan bereaksi jika mengetahui hal itu? Bagaimana Rita akan menjaga rahasianya tetap aman.
Kehadiran pria lain – tokoh ketiga yang akan muncul dalam jurnalnya ini, dapat dikatakan merusak seluruh rencana yang disusunnya. Kemunculan yang tak terduga itu, telah membuat ide utama jurnalnya menjadi pincang dan akhirnya tidak akan lagi terasa sama.Louise telah berkutat dengan pikirannya, ia sengaja tidak menelan pil-pil-nya hanya agar ia tetap terjaga. Ia ingin sepenuhnya sadar untuk memikirkan kelanjutan kisah itu, merancang ulang ide yang dihancurkan Rita dalam sekejap. Tetap saja, Louise tidak bisa berpikir jernih. Ia meneguk alkoholnya, menghabiskan waktu untuk mendengar musik (norak) nya, kemudian mengulanginya lagi dan lagi. Kaca jendela menyingkap langit gelap, anginnya menerobos masuk melalui celah ventilasi udara, mereka merayap di dinding. Hingga saat itu, Louise belum siap untuk melihat keluar jendela, ia masih berharap apa yang disaksikannya hanyalah bagian dari halusinasinya (Louise tidak pernah berharap seperti itu sebelumnya).
Mungkin ia hanya butuh waktu, mungkin esok ketika matahari telah merangkak naik di atas atapnya, Louise akan mendapatkan pemandangan yang berbeda. Mungkin ia tidak perlu mengubah akhir kisah dalam jurnal itu, mungkin ia sedang tidak sehat dan otaknya butuh waktu untuk dapat kembali berpikir jernih. Namun, keesokan harinya, ketika Louise berpikir bahwa ia akan mendapatkan suasana yang berbeda, Rita Foster kembali mengacaukannya. Kali ini, Louise menatap pasangan itu duduk berdekatan di atas sofa. Rita menjulurkan kakinya ke atas pangkuan si pria asing dengan santainya, dan mereka saling tertawa seolah itu adalah hal yang wajar untuk dilakukan.
Ketika itu, Louise memutuskan untuk bangkit dari atas sofa, mengabaikan tampilannya dan pergi untuk mengetuk pintu rumah Rita. Ia berpikir bahwa ide untuk membawa papan catur cukup masuk akal.
Louise berdiri di teras, menunggu dan berharap, dan setelah jeda yang panjang, Rita muncul di depan pintu rumahnya – ia tampak berbeda dengan kemeja marun dan riasan tipisnya. Namun satu hal yang disadarinya: pria itu tidak ada di sana.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHMENT
WerewolfRita Foster menjalani kehidupan pernikahan yang sempurna bersama Jimmy Foster - Jim. Sejauh ini semuanya berjalan mulus hingga suatu hari ia menatap keluar jendela dan membayangkan kehidupan yang berbeda.. Dari balik kaca jendela, Louise Paige suka...