Pada pertengahan bulan september, persis di awal pergantian musim, Rita sedang duduk di sofa berlengan, menikmati sepoci teh sembari menyaksikan film favoritnya di televisi. Jadwalnya tersusun rapi hari ini: memeriksa kebun bunga, menikmati makanan ringan, memutar film favoritnya hingga sore, kemudian menyabuni dirinya dan mencukur bulu halus di kakinya. Ia berencana untuk berendam sembari menikmati – satu lagi – poci teh kesukaannya. Kemudian, Rita akan memilih pakaian yang cocok, piyama sutra berwarna biru halus dengan sentuhan lembut renda di tepiannya. Rita suka mengenakan piyama berlengan panjang dan celana longgar hitamnya, tapi Jim akan memintanya melepas pakaian itu dengan segera dan menggantinya dengan sesuatu yang dibelikan Jim kemarin.
Hampir setiap hari Jim memenuhi lemarinya dengan pakaian-pakaian baru, mendekorasi ulang kamar mereka sesuai suasana hatinya, dan mengisi kulkas mereka dengan masakan cina. Bukannya Rita tidak suka, sebaliknya ia menikmati semua itu. Ia senang menerima perhatian Jim yang berlimpah. Jim telah memastikan hidupnya tidak kekurangan, laki-laki itu juga telah memenuhi seisi rumah mereka dengan perabotan antik, lebih banyak barang-barang yang bernilai tinggi dan laki-laki itu tidak pernah membiarkan Rita kehilangan selera seninya dengan memajang lukisan-lukisan indah di dinding kamar mereka, kemudian lebih banyak lukisan di ruang tamu, dan Jim memberinya lahan di belakang rumah untuk kebun bunga sebagai hadiah pernikahan mereka bulan lalu.
Rumah itu bak istana bagi Rita. Garasinya begitu luas, cukup luas untuk menampung setengah lusin mobil. Sedangkan halaman belakangnya memanjang, menempati sebagian besar bagian dari rumah itu. Jim sengaja memperlebar bagian belakang, menyediakan sebuah kolam dengan air setinggi dua meter untuk berenang.
Rumah kaca adalah ide utama arsitekturnya. Pintu di bagian depan lebih tertutup, namun pintu bagian belakangnya dikelilingi oleh kaca-kaca tinggi. Sebuah sofa panjang diletakkan di belakang kaca itu. Biasanya Jim suka menghabiskan akhir pekan dengan berbaring di sana, menikmati pemandangan ke arah kolam dari balik kaca. Kamar mereka juga dipenuhi oleh kaca-kaca tinggi. Terkadang Rita merasa terusik karena nyaris tidak ada kelonggaran privasi dalam ruangan pribadi itu, namun Jim meyakinkannya bahwa mereka menempati sebuah rumah yang jauh dari kebisingan kota. Rumah penduduk lain berjarak beberapa meter jauhnya, tepat di seberang taman dan tidak akan ada seorangpun yang memedulikan privasi di sini.
Ketika Jim pergi bekerja adalah waktu emas untuk Rita. Ia memastikan semua tirai-tirai menghalangi cahaya masuk melalui kaca-kaca itu dan ia bisa menghabiskan waktu seharian, terkurung di dalam rumah, membolak-balik halaman majalah, duduk menyaksikan siaran favoritnya, berendam, mengambil waktu satu jam untuk berolahraga, kemudian menghubungi teman-temannya melalui telepon, berlama-lama ketika mengobrol hingga Rita pikir rutinitasnya benar-benar mengganggu mereka, kemudian melakukan hal yang sama pada hari-hari berikutnya.
Telepon rumah berdering pada pukul sepuluh pagi, jam makan siang dan sore sekitar pukul lima. Tanpa harus menebak, ia tahu bahwa Jim yang menelepon. Rita harus menjawab panggilan itu. Jim sengaja tidak menghubunginya melalui ponsel untuk memastikan Rita benar-benar berada di dalam rumah dan laki-laki itu melakukan hal yang sama di hari-hari sibuk. Satu-satunya kesempatan Rita untuk keluar dari dalam rumah hanya pada akhir pekan, itupun dengan kawalan Jim. Biasanya mereka mengunjungi restoran favorit mereka, pergi memancing, atau menikmati kencan mingguan hingga langit berubah gelap. Kemudian mereka akan mengendara pulang, merasa kelelahan hingga memutuskan untuk tidur lebih cepat.
Setiap hari selasa, Helen, kakak perempuan Jim akan datang untuk memeriksa inventaris. Setiap pagi – kecuali di hari selasa, Rita terbangun kemudian melihat kalender dan bersyukur bahwa itu bukan hari selasa. Hubungannya dengan Helen tidak pernah berjalan baik. Ia hanya menjaga semuanya tetap terkendali seperti yang dilakukannya selama ini. Biasanya Helen datang beberapa menit setelah Jim pergi bekerja. Wanita itu akan berkeliling seolah-olah hendak memastikan semua aset-aset pemberian keluarga Foster tetap berada di tempatnya – seakan-akan ia sedang menunggu kesempatan menemukan salah satu benda itu menghilang sehingga Helen dapat lebih leluasa menjatuhkan tuduhan bahwa Rita telah mencurinya. Gagasan itu sempat terbesit dalam benak Rita selama beberapa waktu. Ia adalah istri sah Jim dan satu-satunya orang yang berhak atas aset-aset rumah tangga itu selain Jim adalah dirinya. Sementara Helen – wanita itu tidak menyukai Rita sejak awal. Rita berusaha mengabaikan sikap Helen dan bertingkah selayaknya istri yang baik, namun sesekali ia juga tidak dapat mengusir rasa tidak nyaman setiap kali mendengar Helen berbisik-bisik di hadapan Jim bahwa keputusan Jim untuk menikahi Rita adalah sebuah kesalahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHMENT
Lupi mannariRita Foster menjalani kehidupan pernikahan yang sempurna bersama Jimmy Foster - Jim. Sejauh ini semuanya berjalan mulus hingga suatu hari ia menatap keluar jendela dan membayangkan kehidupan yang berbeda.. Dari balik kaca jendela, Louise Paige suka...