Mark menatap krematorium yang baru saja dia hias bersama kelima adiknya yang lain.
Mereka menatap foto besar yang dililitkan pita hitam dan ditulis "mengenang".
Jisung benar benar tersenyum bahagia di foto itu. Jauh dari kenyataan yang dia hadapi selamat ini.
Jika Renjun memohon agar rasa sakit itu dibagi padanya, maka Tuhan memberikan rasa sakit itu dengan bentuk penyesalan.
이 지성
Lee Jisung"
Jisung sudah bahagia..." Ucap Mark sambil tersenyum memandangi krematorium adik bungsunya itu.
"Dia ingin agar kita tak menyalahkan diri sendiri...." Sambung Mark lagi.
Mark, Renjun, Jeno, Jaemin, Haechan, dan Chenle kini berada di kamar Jisung.
Mark menatap kunci lemari yang diberikan Jaehyun padanya di rumah sakit. Jisung memang menitipkan kunci itu pada Jaehyun saat dia baru sadar dari koma.
Jisung meminta agar kunci lemari itu diberikan pada Mark ketika dia sudah pergi.
Mark memutar kunci dan membuka lemari adik bungsunya itu.
Disana ada sebuah kotak besar yang berwarna hitam. Mark mengeluarkannya, dan meletakkan kotak itu di kasur.
Ketika Mark membukanya, disana ada sepucuk surat, 2 buah CD, gelang Jisung, dan sebuah album foto yang cukup besar.
Awalnya Mark sedikit heran, mengapa ada gelang Jisung disana? Tetapi itulah Jisung, anak itu merencanakan semuanya dengan rapi.
Mark tersenyum kecil, lantas membuka amplop berisikan surat yang didepannya bertuliskan.
Dear hyung
Mark membuka amplop itu perlahan. Tulisan tangan khas milik Jisung langsung terpampang jelas disana, Mark membacakan surat itu didepan adik adiknya.
Untuk semua hyung yang aku sayangi.
Annyeong hyungie^^
Sudah lama sejak terakhir aku menulis surat untuk kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]
Fiksi Penggemar"Markeu hyung, Jisung mau tanya..." "Mau tanya apa?" "Jisung ingin buat puisi tentang saudara, tapi saem menyuruh untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Jisung, kan sangat sayang sama hyung. Hyung itu segalanya bagi Jisung. Ohh! Segalanya b...