Seorang lelaki tampan tengah menapaki kakinya untuk turun dari tangga. Langkahnya menuju dapur, tempat dimana dia akan sarapan pagi ini.
Di dapur, ada adik adiknya yang tengah berkumpul. Ada yang bercanda, memasak, memainkan ponselnya, bertengkar, dan kegiatan kecil lainnya.
"Pagi Mark hyung..." Lelaki itu tersenyum senang ketika salah satu adiknya menyapa dirinya. Disusul yang lain.
Mark Lee namanya, CEO dari salah satu perusahaan bisnis terbesar di Korea Selatan.
Hidup bersama adik adiknya, membuat Mark memiliki segudang tanggung jawab.
Salah seorang lelaki manis yang tak kalah tampan dari Mark mendekatinya, lantas menyuruhnya untuk duduk.
Namanya Lee Renjun. Lelaki manis dengan bakat seni yang luar biasa. Hal itu membuatnya menjadi seorang seniman, dan juga wakil CEO perusahaan Mark.
Usia Renjun 4 tahun dibawah Mark. Sedikit jauh, namun jika mereka sedang bersama, maka usia tak akan menjadi penghalang dalam urusan mereka.
Sementara si kembar dengan selisih waktu 15 menit, Jeno dan Jaemin, sedang asyik membawa berduaan. Si kembar itu memang selalu dekat satu sama lain. Mereka masih duduk dibangku kuliah semester 7, jurusan kelas bisnis, dan sedang sibuk sibuknya.
Jeno yang tertua, sifatnya begitu cuek dan terkesan tak peduli pada sekitarnya, jika hal itu diluar urusan saudara saudaranya.
Sementara Jaemin sangat cerewet. Dia sudah seperti seorang ibu yang terus mengomel pada anak anaknya.
Tiba tiba, terdengar suara tawa dari arah meja makan. Mereka tahu siapa pemilik suara tawa itu. Lee Haechan.
Anak kelima, dan setahun dibawah si kembar. Dia duduk di bangku universitas semester 5 jurusan ekonomi. Dan hobi Haechan hanya satu, mengganggu orang lain.
Si anak kelima yang super nakal, dan kerap kali membuat saudara saudaranya kesal dan geleng geleng kepala melihat tingkahnya. Dan orang yang selalu menjadi sasaran utamanya utamanya adalah Renjun.
"HAECHAN HYUNG NAKAL!!!!!" Renjun menutup kedua telinganya dengan telapak tangan ketika dia mendengar suara melengking bak lumba lumba milik adiknya yang satu ini.
Chenle namanya. Si imut dengan suara lumba lumba yang bisa memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya.
Chenle duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 3. Dan dia pastinya sedang menikmati masa masa mudanya. Lelaki bersuara layaknya lumba lumba ini sangat terobsesi dengan basket.
Mereka lantas duduk di meja makan dan saling tertawa, bercanda, dan membuat pagi itu menjadi berwarna.
Tak lama, seorang lelaki tinggi dengan seragam sekolah yang sama dengan Chenle menghampiri mereka di dapur dan duduk begitu saja dengan wajah dinginnya.
Jisung. Si bungsu, dari ketujuhbersaudara itu. Usianya 17 tahun. Jelas 2 sekolah menengah atas, dan setahun dibawah Chenle. Sifatnya dingin dan selalu menutup diri dari lingkungan sekitarnya.
Introvert?
Mungkin.
Ketika dia duduk, mendadak suasana itu menjadi senyap. Mata kakak kakaknya menatap Jisung tak suka, begitu mudahnya si bungsu terlambat bergabung dengan mereka, dan langsung duduk.
"Kau tahu tata krama rumah ini?" Tanya Mark dingin dan tidak senang dengan sifat sang adik.
Jisung diam. Dia tak berniat menjawab pertanyaan kakak sulungnya itu. Menurutnya, jika dia menjawab dengan alasan apapun, maka tentu akan selalu dianggap salah di mata Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]
Fanfiction"Markeu hyung, Jisung mau tanya..." "Mau tanya apa?" "Jisung ingin buat puisi tentang saudara, tapi saem menyuruh untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Jisung, kan sangat sayang sama hyung. Hyung itu segalanya bagi Jisung. Ohh! Segalanya b...