4. Thunder

48.6K 7.2K 1.3K
                                    

Jisung tengah meringkuk di sudut kamar. Sejak 30 menit yang lalu hujan terus mengguyur kita Seoul. Membuat Jisung menjadi tak tenang.

DDUUUARRR!!!!

Jisung memekik kaget ketika suara petir terdengar sangat kuat. Lantas, dia menangis tertahan. Menutup mata dan kedua telinganya menggunakan telapak tangan.

"Jisung takut..." Lirihnya pelan.

Jisung mendekat ke arah nakas, mengacak laci nakas dan buru buru mencari sesuatu.

Jisung mengambil sebotol obat kecil, dan mengambil sekitar 7 butir, lantas segera menelannya tanpa air.

Jisung menetralkan nafasnya yang tak beraturan. Keringat dingin sudah membasahi pelipisnya, dan mata Jisung berkaca kaca. Dia menutup telinganya sekuat yang dia bisa.

DUAAARRR!!!!

Petir kembali terdengar dengan sangat kuat. Jisung memekik ketakutan, bayang bayang kejadian itu kembali berputar di kepalanya.

Lari!!! Lari Jisung!!!!

Cepat lari!!!!

"Hiks, Jisung takut..." Lirihnya pelan.

Jisung kembali mengambil botol obatnya dan menelan dengan jumlah yang lebih banyak lagi dari sebelumnya. Baju Jisung sudah basah, dan dia benar benar ketakutan sekarang.

"Eomma, tolong aku..."

DDUAAARRR!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DDUAAARRR!!!

"Aish, kamchagiya!!!!" Gerutu Chenle kesal. Dia sedang bermain game bersama Jeno dan Haechan di ruang tengah.

"Aku jadi kalah!!!" Haechan melempar stick gamenya kesal.

DUARRRR!!!!

Chenle berteriak kaget sambil refleks memeluk Jeno. Teriakan lumba lumbanya cukup membuat Jeno dan Haechan ngilu seketika.

Jeno melepas pelukan Chenle kasar.
"Teriakanmu sungguh membuat telingaku sakit!!!" Chenle memasang tampang memelas untuk keredakan kekesalan Jeno. Tentu saja Jeni luluh seketika dengan wajah imut Chenle.

"Ututututu, sini peluk..." Ucap Jeno menirukan nada bicara Jaemin.

Chenle memeluk Jeno hangat. Membuat Haechan bergudik geli.

Klek!

"Aish, mati lampu." Gerutu Haechan kesal.

Tak lama, terdengar suara Jaemin dari arah dapur.

"Astaga gelap sekali, Jeno, Haechan, Chenle!!! Kalian ada dimana???!!!" Panggil Jaemin setengah berteriak karena dia ada di dapur.

Jeno menghidupkan flashlight ponselnya.
"Kami disini!" Balas Jeno.

Jaemin segera menghampiri mereka.
"Kenapa Mark dan Renjun hyung lembur, sih?! Kalau tidak, pasti tak akan semenakutkan ini..." Gumam Jaemin.

My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang