14. The Twins

49.1K 7K 2.1K
                                    

Mark perlahan membuka matanya ketika suara Haechan menginterupsi masuk ke telinganya.

"Bangun hyung....."

"Eugh.. Haechan~ah, wae?"

"Kau menyuruh Jisung untuk di kolam semalaman. Lihatlah, sekarang dia seperti mayat."

"Itu hukumannya karena membolos sekolah...."

"Aku tahu, Tapi-"

"Jangan membuat moodku hancur, Lee Haechan. Aku mau mandi dulu, kau keluarlah."

Haechan menghela nafas kesal, lantas meninggalkan kamar kakak sulungnya itu. Dia beralih pada kamar si kembar. Tanpa membuka pintu, dia langsung masuk dan merebahkan diri di kasur Jaemin. Membuat si empu terbangun karena keberatan.

"Yakk Lee Haechan!!! Menyingkir dari kasurku!!!" Jaemin tanpa merasa berdosa menendang Haechan sampai Haechan terjatuh.

"Bangun, dasar kelinci jelek!!!"

"Dasar orang aneh!!!" Balas Jaemin tak mau kalah.

Perdebatan mereka mengganggu pria bermata bulan sabit yang berada di sebelah Jaemin.

Jenonhanya menggelengkan kepala dan keluar dari kamar tanpa memperdulikan kedua adiknya yang masih berdebat di pagi hari.

Jeno melewati pintu kamar Jisung. Dia teringat, bukankah Jisung tidur di kolam semalaman?

Jeno membuka pelan pintu kamar adiknya itu. Dia mendapati Jisung tengah tidur lelap dengan baju yang basah.

Jeno masuk ke kamar si bungsu itu. Memperhatikan adiknya yang tampak mengigil kedinginan. Wajah Jisung pucat bagaikan mayat. Bibirnya terus bergetar karena kedinginan.

"Jisung~ah, ireona..."

Jisung membuka matanya perlahan ketika suara berat Jeno terdengar.

"Eoh?"

"Ganti bajumu."

"Nanti saja."

"Jangan keras kepala. Kalau kau mati kedinginan, aku jadi kerepotan untuk mengurus pemakamanmu."

Deg!

Jisung menundukkan kepalanya.
"Mian, aku akan segera mengganti bajuku."

Jisung membuka lemarinya dan pergi ke kamar mandi.

Sementara Jeni menutup pintu kamar Jisung dengan wajah sendu.

Apa aku keterlaluan?

Jeno menghela nafas pelan, lantas lelaki bermata bulan sabit itu turun ke bawah dan menghampiri kembarannya yang sedang sibuk membuat sarapan.

"Masak apa?" Tanya Jeno penasaran.

"Hari ini, Nana akan masak pancake! Kau mau pakai mentega atau buah?"

"Buah saja."

"Okeyy tuan Lee... Sirupnya? Maple atau madu?"

"Emmm.... Madu?"

Jaemin menganggukkan kepalanya dan segera membuatkan apa yang kembarannya minta.

Sementara Jeno terus melamun, dia bahkan tak sadar jika Renjun datang dan duduk di sebelahnya.

"Jeno." Renjun melambaikan tangannya tepat di depan wajah Jeno. Tetapi lelaki itu tak merespon.

"Jeno lee!!!"

Jeno tersentak kala Renjun memanggil namanya.

"Ahh, eoh? Ada apa?"

"Kenapa kau melamun pagi pagi?"

My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang