Jisung pulang ke rumah. Dia sudah tak punya tenaga lagi untuk pergi ke sekolah, begitu pula dengan Chenle dan Haechan yang menyusulnya pulang ke rumah.
Di rumah, ada Jeno dan Jaemin yang mengambil kelas siang. Sehingga mereka ada di rumah pagi itu.
Mereka begitu terkejut ketika melihat Jisung pulang dengan keadaan kacau.
"Yakk, apa yang terjadi?" Tanya Jeno sambil menghampiri mereka.
"Tanya saja pada Jisung." Ucap Haechan sambil menunjuk Jisung dengan dagunya.
"Ada apa denganmu?" Tanya Jaemin dengan nada serius.
"Gwaenchana, aku ingin istirahat...." Ucap Jisung pelan, lantas berjalan gontai menuju kamarnya.
"Haechan~ah, wae geurae? Kenapa penampilannya berantakan seperti itu?" Tanya Jeno.
"Aku tak tahu, kami menemukannya terkapar di trotoar dan kesulitan bernafas."
Jeno meneguk ludahnya susah payah, dia sudah tahu kalau Jisung terkena asma. Lantas, apakah Haechan dan Chenle juga mengetahuinya?
"Jisung terkena asma."
Jeno sudah tak lagi terkejut, tapi Jaemin langsung kaget ketika mendengar hal itu.
"Jangan jangan....."
Jeno menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar penuturan dari saudara kembarnya.
"Ada apa?"
"Sewaktu aku kabur dari rumah, Jisung datang dan menemukanku. Aku sedikit berdebat dengannya, lantas aku meninggalkannya di taman seorang diri, aku pikir dia akan mengikutiku pulang, namun ternyata tidak. Saat aku kembali ke taman itu, aku menemukannya kesulitan bernafas sambil terus mimisan. Aku membawanya ke dokter, tapi dokter bilang dia hanya dehidrasi" Jelas Jaemin panjang lebar.
"Aku bingung." Gumam Haechan.
"Maksudmu?" Tanya Chenle bingung.
Haechan terkekeh pelan.
"Aku bingung, sebenarnya..... Kenapa kita begitu memikirkan anak itu?""Bukankah kita membenci anak itu?" Sambung Haechan lagi.
"Haha! Apa kita semua mulai memaafkan anak itu? Menurut kalian bagaimana?" Tanya Haechan.
Mereka bungkam. Tak ada yang membuka suara sedikitpun.
"Jawab jujur. Apa kalian masih membencinya? Atau sudah lelah membencinya?" Tanya Haechan sekali lagi.
"Aku sudah lelah." Bukan, itu bukan salah satu dari mereka.
Tapi itu suara Renjun.
"Kau sudah memaafkannya?" Tanya Jeno.
Aku memiliki alasan untuk memaafkannya.
Renjun mengangguk.
"Apa alasannya? Kau tidak ingat? KITA SEMUA MENDERITA KARENA ULAHNYA!!!!" Bentak Haechan cukup keras.
BRUKKK!!!!
Mereka semua terlonjak kaget.
Mata mereka terbelalak ketika mendapati tubuh Jisung yang terjatuh dari tangga.
Jisung mencoba bangun, namun dengan cepat Renjun menolongnya.
"Yakk, Jisung~ah! Gwaenchana?!"
Namun Jisung tak menjawab, tubuhnya terlebih dahulu pingsan.
Renjun segera menggendong Jisung di pundaknya, lantas membawa si bungsu itu ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]
Fanfiction"Markeu hyung, Jisung mau tanya..." "Mau tanya apa?" "Jisung ingin buat puisi tentang saudara, tapi saem menyuruh untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Jisung, kan sangat sayang sama hyung. Hyung itu segalanya bagi Jisung. Ohh! Segalanya b...