Pagi hari telah tiba.
Si bungsu dari 7 bersaudara itu perlahan membuka mata saat cahaya matahari masuk tanpa permisi melalui celah celah kamarnya.
Jisung lantas bangun.
"Selamat datang hari yang menyedihkan...." Ucapnya tanpa niat, lantas lelaki itu masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya untuk pergi ke sekolah.
Setelah selsai bersiap siap, Jisung turun ke bawah untuk mengambil selembar roti.
"Lee Jisung. Setiap hari kau hanya makan roti..." Tegur Renjun.
Jisung tak menjawabnya dan tetap mengoleskan selai cokelat kesukaannya diatas roti itu.
Renjun menghela nafas ketika ucapannya lagi lagi diabaikan si adik bungsu.
"Jisung! Renjun sedang berbicara padamu, kau seharusnya menjawabnya!" Ucap Mark lebih tegas.
Jisung masih diam saja mengabaikan ucapan hyung tertuanya itu.
"Aku tak selera makan apapun...." Jawab Jisung pelan.
Mereka lantas terdiam dan bertingkah seolah tak terjadi apa apa. Tatapan kesal Mark juga perlahan meredup, lelaki itu hanya kembali memakan sarapannya.
"Aku pergi dulu...." Ucap Jisung pelan sebelum meninggalkan rumah mewahnya itu ke sekolah.
Waktu berjalan begitu cepat.
Siang itu begitu panas. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi 15 menit yang lalu.
Jisung melangkah keluar dari kelasnya setelah selesai piket. Kaki jenjangnua melangkah keluar dari sekolah itu dengan langkah pelan dan lesu.
Wajah lelahnya begitu terlihat di paras tampan si bungsu dari 7 bersaudara itu.
Jisung duduk di halte seorang diri sambil mendengarkan lagu dari earpods kesayangannya.
Sesekali dia memainkan kaki jenjangnya untuk mengusir diri dari kebosanan.
Mata Jisung lantas berbinar ketika melihat bus yang tunggu sedari tadi pun akhirnya tiba. Tanpa berpikir panjang, Jisung menaiki bus itu.
Bus itu melaju dan berhenti di depan sebuah halte.
Halte rute terakhir, tempat Jisung turun. Dia tak ingin pulang, dia ingin mampir ke suatu tempat yang begitu menyimpan banyak kenangan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]
Fanfiction"Markeu hyung, Jisung mau tanya..." "Mau tanya apa?" "Jisung ingin buat puisi tentang saudara, tapi saem menyuruh untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Jisung, kan sangat sayang sama hyung. Hyung itu segalanya bagi Jisung. Ohh! Segalanya b...