11. Forgive Me?

49.8K 6.9K 1.5K
                                    

Jisung kembali pada malam hari saat semua saudaranya sedang makan malam. Dia hanya memperhatikan mereka sebentar dan berniat pergi ke kamarnya.

Jisung merebahkan tubuh ringkihnya diatas kasur. Menatap langit langit kamar dengan tatapan kosong.

Tok tok tok!

"Jisung."

Suara Renjun masuk ke indera pendengarannya.

Jisung berjalan ke arah pintu dan membukanya, disana tampak sang kakak kedua tengah berdiri dan menatapnya datar.

"Kau dari mana saja?" Jisung mekutar bola matanya dan hendak menutup kembali pintu kamar, tetapi tangan Renjun menahan pintu itu.

"Kau dari mana saja?" Ulangnya dengan nada yang lebih tegas.

"Cari angin."

"Kau tahu sekarang jam berapa?"

"8.30 malam."

"Dan kau tahu apa hukuman bagimu jika kau pulang terlambat?"

"Tidur diluar."

Renjun tersenyum puas dan memberi kode pada Jisung untuk keluar dari kamarnya.

"Tapi tidak untuk hari ini." Setelah mengucapkan itu, Jisung segera menutup pintu nh secepat kilat.

Renjun menghela nafas pelan melihat kelakuan adik bungsunya yang semakin hari semakin berantakan.

Renjun lantas melaporkan pada sang kakak tertua di bawah sana.

"Dia tak mau." Ucapnya singkat sambil kembali duduk di meja makan.

Mark memijat pangkal hidungnya. Dia benar benar frustasi atas kelakuan Jisung.

Keesokan paginya, Jisung tengah bersiao untuk berangkat ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya, Jisung tengah bersiao untuk berangkat ke sekolah. Dia turun ke bawah dan berjalan ke arah dapur.

Disana tampak Jaemin yang sedang sibuk membuatkan sarapan.

Jisung hanya mengambil roti dan mengoleskan selai cokelat kesukaannya sebelum suara Jaemin kembali membuat moodnya di pagi hari hancur.

"Kupikir kau tidur diluar." Ucap Jaemin tanpa memandang Jisung.

"Aku tidak tidur diluar."

"Seharusnya kau tidur diluar...." Jaemin berbalik dan meletakkan piring di atas meja, lantas menatap adiknya sebentar.

"Tempat yang cocok untuk seorang pembunuh."

Jisung menatap Jaemin tajam, lantas berlalu meninggalkan pemuda bermain lentik itu dengan selembar roti yang dibawanya.

Jisung berjalan ke arah halte ketika sebuah mobil melaju di sebelahnya. Berusaha menyamakan kecepatan Jisung yang sedikit lambat.

"Jisung~ah!!" Panggil si pengemudi mobil.

My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang