Jisung pulang dengan wajah lelah. Ketika dia membuka pintu, tatapan tajam Jaemin langsung mengintimidasi Jisung.
"Chenle demam, dan kau malah menariknya secara kasar di Koridor sekolah?" Tanya Jaemin datar.
Jisung menggeleng.
"Bukan seperti itu-""Kau mau menjelaskan alasan apa lagi?" Jaemin mendecih pelan dan berlalu meninggalkan Jisung.
Jisung menaiki kamarnya dan membersihkan tubuhnya yang sudah lelah itu. Lalu meminum obatnya dengan jumlah besar. Tak peduli apa efek samping yang dia rasakan nantinya.
Malam harinya, mereka sedang makan malam bersama. Termasuk Jisung disana, Mark dan Renjun juga kebetulan ada di rumah. Hal yang sangat jarang terjadi.
"Chenle~ya, bukankah lusa kalian ada camp musim panas?" Tanya Mark sambil mengunyah makanannya.
"Benar, aku boleh ikut, ya?????" Ucap Chenle dengan nada memelas andalannya.
"Tapi aegi hyung ini masih sakit..." Ucap Jaemin gemas sambil mecubit pelan pipi gembul milik Chenle.
"Aaaaaaaa, aku mau ikut, hyung!!!!!" Rengek Chenle.
"Kau boleh ikut, tapi harus sembuh dulu." Ucap Renjun menengahi.
Chenle mengangguk semangat dan kembali memakan makanannya.
"Apa aku boleh ikut?"
Suara itu membuat keenamnya memutar bola mata mereka malas.
"Pergi saja, kalau perlu tak usah kembali." Sarkas Jaemin.
Jisung hanya menundukkan kepalanya saja. Diberi izin? Tentu saja. Tapi ucapan Jaemin selanjutnya cukup membuat Jisung sakit hati.
"Aku selesai." Ucap Jisung dan kembali ke kamarnya.
"Anak itu..." Jeno menatap kepergian Jisung dengan tatapan dingin dan menusuk.
"Ya... Dia selalu semaunya, aku benci dia..." Balas Haechan.
"Dasar tak tahu diri." Umpat Jaemin pelan, tetapi bisa didengar oleh semua orang yang ada di meja makan itu.
Mark hanya menghela nafas sambil menatap pintu kamar Jisung yang baru saja tertutup rapat.
Jisung masuk ke kamarnya dan segera pergi ke kamar mandi. Lantas, Jisung memuntahkan semua makanannya tadi. Perutnya sakit bukan main, Jisung segera mengambil obatnya dan menelan 8 butir sekaligus. Padahal dia baru saja meminum obat itu siang tadi.
Nafas Jisung terengah entah, sungguh dadanya sesak saat ini. Samanya kambuh, dia segera mencari nebulizer miliknya. Sebenarnya Jisung sudah lama menyembunyikan penyakit asmanya dari hyung nya yang lain.
Bukan karena Jisung takut mereka akan khawatir, tapi Jisung cemas jika nantinya dia akan merepotkan mereka.
Jisung menghirupnya dalam dalam dan menetralkan nafasnya yang terengah entah, perlahan, dia mulai tenang dan terkulai lemas di kamar mandi sambil menahan air mata.
"Eomma..... Sakit....." Lirih Jisung pelan.
Jisung segera bangkit dan beranjak menghampiri kasurnya. Matanya berat sekali, ingin rasanya dia tidur. Tetapi dia tetap tak bisa tidur, meski matanya benar benar lelah.
Karena mimpi itu pasti akan muncul lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything || NCT dream [SUDAH TERBIT]
Fanfiction"Markeu hyung, Jisung mau tanya..." "Mau tanya apa?" "Jisung ingin buat puisi tentang saudara, tapi saem menyuruh untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Jisung, kan sangat sayang sama hyung. Hyung itu segalanya bagi Jisung. Ohh! Segalanya b...